25
25
penggunaan tenaga berlebihan, pergerakan repetitif, bebanforce dan durasi. Faktor individu meliputi; umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran
jasmani, kekuatan fisik, masa kerja, dan indeks masa tubuh IMT. Sedangkan faktor lingkungan meliputi; getaran dan mikroklimat Bridger, 1995; Bernard
Cohen 1997; Peter Vi, 2000; Kumar, 2001 dalam Bukhori, 2010.
2.4.1 Faktor Pekerjaan
1. Postur Janggal Awkward Posture Postur janggal adalah postur dimana posisi tubuh tungkai sendi dan
punggung secara signifikan menyimpang dari posisi netral. Postur janggal merupakan deviasi dari gerakan tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh
pekerja saat melakukan aktivitas kerja secara berulang-ulang dan dalam waktu relatif lama. Semakin lama bekerja dengan postur janggal, maka semakin banyak
energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan posisi tersebut, sehingga dampak kerusakan otot rangka yang ditimbulkan semakin fatal. Postur janggal pada leher
Cohen, et al, 1997 dalam Bukhori, 2010 : a. Menunduk ke arah depan sehingga sudut yang dibentuk oleh garis vertical
dengan sumbu ruas tulang leher 20 .
b. Tengadah, setiap postur dari leher yang mendongak ke atas atau ekstensi. c. Miring, setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke kanan maupun ke kiri,
tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh garis vertical dengan sumbu dari ruas tulang leher.
d. Rotasi leher, setiap postur leher yang memutar, baik ke kanan dan atau ke kiri tanpa melihat berapa derajat besarnya rotasi yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
26
26
Postur janggal pada punggung : a. Membungkuk, postur punggung membungkukkan badan hingga membentuk
sudut 20 terhadap vertikal dan berputar.
b. Rotasi badan, berputar twisting adalah adanya rotasi dan torsi pada tulang punggung gerakan, postur, posisi badan yang berputar balik ke arah kanan,
kiri dimana garis vertikal menjadi sumbu tanpa memperhitungkan berapa derajat besarnya rotasi yang dilakukan.
c. Miring, memiringkan badan bending dapat didefinisikan sebagai fleksi dari tulang punggung, deviasi bidang median badan dan garis vertikal, tanpa
memperhitungkan besarnya sudut yang dibentuk, biasanya dalam arah ke depan atau ke samping.
Postur janggal pada bahu : a. Aduksi adalah posisi bahu menjauhi garis tengah atau vertikal tubuh.
b. Abduksi adalah posisi bahu mendekati garis tengah tubuh atau vertikal tubuh. c. Fleksi adalah posisi tubuh bahu diangkat menuju kearah vertikal tubuh, depan
dada. d. Ekstensi adalah posisi bahu menjauhi arah vertikal tubuh, atau lengan berada
di belakang badan. Postur janggal pada lengan :
a. Fleksi adalah posisi lengan bawah diangkat menuju kearah vertikal tubuh, depan dada. Fleksi penuh pada siku terkuat pada sudut 90
.
Universitas Sumatera Utara
27
27
b. Ekstensi adalah posisi lengan bawah menjauhi arah vertikal tubuh, atau lengan berada dibelakang badan. Ekstensi penuh pada siku adalah besarnya dusut
yang dibentuk oelh sumbu lengan atas dan sumbu lengan bawah 135 .
Postur janggal pada pergelangan tangan : a. Deviasi radial adalah postur tangan yang miring kearah ibu jari.
b. Deviasi ulnar adalah postur tangan yang miring kearah kelingking. c. Ekstensi pergelangan tangan adalah posisi tangan yang menekuk kearah
punggung tangan di ukur dari sudut yang dibentuk oleh lengan bawah dan sumbu tangan sebesar 45
. d. Fleksi pergelangan tangan adalah posisi tangan yang menekuk kearah telapak,
diukur dari sudut yang dibentuk oleh lengan bawah dan sumbu tangan sebesar 45
. Perputaran rotasi pergelangan tangan yang berisiko adalah melakukan perputaran keluar supinasi daripada perpustakaan ke dalam pronasi.
Postur janggal pada kaki : a. Jongkok squatting yaitu posisi tubuh dimana perut menempel pada paha
sehingga terjadi fleksi maksimal pada daerah lutut, pangkal paha, dan tulang lumbal.
b. Berlutut kneeling yaitu posisi tubuh dimana sendi lutut menekuk,
permukaan lutut menyentuh lantai dan berat tubuh bertumpu pada lutut dan jari-jari kaki.
c. Berdiri pada satu kaki stand on one leg yaitu posisi tubuh dimana tubuh
bertumpu pada satu kaki.
Universitas Sumatera Utara
28
28
2. Postur Statis Static Posture Postur statis pembebanan statis mengacu pada aktivitas fisik dimana
postur yang sama diadakan di seluruh tenaga. Jenis pengerahan tenaga menempatkan beban atau meningkatkan kekuatan pada otot dan tendon, yang
memberikan kontribusi untuk kelelahan. Hal ini terjadi karena terhambatnya aliran darah yang diperlukan untuk membawa nutrisi ke otot dan untuk
mengeluarkan produk sisa dari metabolisme. Contoh postur statis termasuk alat- alat yang tidak dapat meletakkan cengkraman, melakukan tugas-tugas, atau berdiri
di satu tempat dalam waktu yang lama Reese, 2009. Postur statis merupakan postur kerja fisik dalam posisi yang sama dimana
pergerakan yang terjadi sangat minimal. Pada waktu diam, dimana pergerakan yang tak berguna terlihat, pengerutan suplai darah, darah tidak mengalir baik ke
otot. Berbeda halnya, dengan kondisi yang dinamis, suplai darah segar terus tersedia untuk menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi dan relaksasi otot.
Pekerjaan kondisi diam yang lama mengharuskan otot untuk menyuplai oksigen dan nutrisi sendiri, dan hasil buangan tidak dihilangkan. Penumpukan Local
hypoxia dan asam latic meningkatkan kekusutan otot, dengan dampak sakit dan
letih. 3. Penggunaan Tenaga Berlebihan
Pekerjaan yang menggunakan tenaga besar dapat membebani otot, tendon, ligament dan sendi. Peregangan otot yang berlebihan umumnya sering dikeluhkan
oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang
Universitas Sumatera Utara
29
29
berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila peregangan otot ini sering
dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal Tarwaka, 2004.
Dalam banyak peristiwa, tenaga akan menjadi paling besar jika sebanyak- banyaknya otot berkontraksi. Sikap tubuh yang bertalian dengan pengerahan
tenaga yang paling besar dengan pengerahan tenaga yang paling besar bagi gerakan-
gerakan tertentu adalah sebagai berikut Suma’mur 1989:
a. Rotasi perputaran tangan kearah dalam paling kuat jika dimulai dengan telapak tangan berada pada keadaan rotasi ke luar secara penuh supinasi
penuh. b. Rotasi perputaran tangan kearah luar paling kuat jika dimulai dengan
telapak tangan berada pada keadaan rotasi ke dalam secara penuh rotasi penuh.
c. Ekstensi siku perentangan lengan terhadap siku paling kuat jika dimulai pada posisi fleksi penuh.
d. Fleksi siku dengan tangan terbuka terkuat pada sudut 90 efek pengungkit.
e. Pada pekerjaan mendorong dengan sambil duduk, kekuatan terbesar didapat pada keadaan suku bersudut 150-160
dan dengan pegangan tangan pada jarak kira-kira 66 cm dari daratan sandaran pinggang.
f. Sambil duduk, kekuatan mendorong lebih besar daripada menarik, apabila
sandaran pinggang dan injakan kaki disediakan dengan memadai. Kekuatan
Universitas Sumatera Utara
30
30
menarik terbesar didapat dengan lengan pada keadaan ekstensi dan pegangan tangan diantara 18
– 23 cm di atas dataran duduk. g. Secara tingkatan, tenaga terbesar dalam posisi duduk diperoleh jika pegangan
tangan berada pada ketinggian diantara bahu dan siku, sedangkan pada posisi berdiri pegangan harus setinggi bahu.
h. Pada postur berdiri, kekuatan lebih besar pada menarik ke belakang daripada mendorong ke depan. Gerakan-gerakan ke depan lebih kuat pada kegiatan
mendorong daripada kegiatan menarik. i.
Sambil duduk, kekuatan terhadap pedal terbesar didapat pada fleksi lutut 160 dan fleksi sendi kaki 120
. Sikap istirahat terbesar diperoleh dengan fleksi lutut 105-135
. 4. Pergerakan Repetitif
Aktifitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, kegiatan angkat-
mengangkat dan sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk
melakukan relaksasi Peter Vi, 2000 dalam Tarwaka et al, 2004. Postur statis pembebanan statis mengacu pada aktivitas fisik di mana
postur yang sama diadakan di seluruh tenaga. Jenis pengerahan tenaga menempatkan beban atau kekuatan meningkat pada otot dan tendon, yang
memberikan kontribusi mengalami kelelahan. Hal ini terjadi karena terhambatnya aliran darah yang diperlukan untuk membawa nutrisi ke otot dan untuk
mengeluarkan produk sisa hasil metabolisme Reese, 2009.
Universitas Sumatera Utara
31
31
5. Force atau beban Force
adalah jumlah usaha fisik yang digunakan untuk melakukan pekerjaan seperti mengangkat benda berat. Jumlah tenaga bergantung pada tipe pegangan
yang digunakan, berat obyek, durasi aktivitas, postur tubuh dan jenis dari aktivitasnya. Pekerjaan yang menuntut penggunaan tenaga besar, maka akan
memberikan beban pada otot, tendon, ligamen dan sendi. Massa bebanobjek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan otot
rangka. Menurut ILO, beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh seseorang adalah 23-25 kg.
Suma’mur 1989 menjabarkan cara menangani beban yang baik yaitu :
a. Peregangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan memegang dengan hanya beberapa jari dapat menyebabkan ketegangan statis
local pada jari dan pergelangan tangan. b. Lengan harus berada di dekat tubuh dengan posisi lurus. Fleksi pada lengan
untuk mengankat dan membawa menyebabkan ketegangan otot statis pada lengan yang melelahkan.
c. Punggung harus diluruskan. Posisi deviasi punggung membebani tulang belakang. Untuk menghindari punggung membungkuk, mula-mula lutut harus
bengkok fleksi sehingga tubuh tetap berada pada posisi dengan punggung lurus.
d. Posisi leher tegak sehingga seluruh tulang belakang diluruskan.
Universitas Sumatera Utara
32
32
e. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa agar mampu mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat dan menurunkan. Kedua kaki
ditempatkan untuk membantu mendorong tubuh. f. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan. g. Beban yang ditangani diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis
vertikal atau pusat gravitasi tubuh. posisi tubuh yang menahan beban cenderung mengikuti beban sedangkan posisi tubuh yang menjauhi pusat
gravitasi tubuh lebih berisiko MSDs.
2.4.2 Faktor Individu