Penentuan Faktor Individu Penentuan Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Metode REBA Rapid Entire Body Assesment

53

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Penentuan Faktor Individu

Penentuan karakteristik individu meliputi variabel umur, jenis kelamin, masa kerja, lama kerja dan kebiasaan merokok. Penilaian umur didasarkan pada ulang tahun terakhir dari penelitian dilakukan. Penilaian umur dengan menggunakan nilai median dari seluruh umur responden , sehingga dikategorikan sebagai berikut: 1. Rendah, jika umur nilai median 2. Tinggi, jika umur nilai median Penilaian jenis kelamin dikategorikan sebagai berikut : 1. Perempuan 2. Laki-laki Penilaian masa kerja didasarkan pada tahun sejak mulai bekerja sebagai pembuat dodol sampai saat tahun penelitian dilakukan. Penilaian masa kerja dengan menggunakan nilai median dari seluruh masa kerja responden, sehingga dikategorikan sebagai berikut: 1. Rendah, jika masa kerja nilai median 2. Tinggi, jika masa kerja nilai median Penilaian lama kerja didasarkan pada lamanya waktu pembuatan dodol dalam satu hari, dimulai dari tahap persiapan sampai tahap terakhir. Penilaian lama kerja dengan menggunakan nilai median dari seluruh lama kerja responden, sehingga dikategorikan sebagai berikut: 1. Rendah, jika lama kerja nilai median Universitas Sumatera Utara 54 2. Tinggi, jika lama kerja nilai median Penilaian kebiasaan merokok didasarkan pada banyaknya jumlah rokok yang dihisap pekerja dalam hitungan batang perhari. Penilaian kebiasaan merokok dikategorikan sebagai berikut : 1. Ya 2. Tidak

3.6.2 Penentuan Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Metode REBA Rapid Entire Body Assesment

Penilaian risiko pekerjaan dengan metode REBA didasarkan pada hasil pengamatan untuk mendapatkan formula yang tepat dalam pengkajian faktor ergonomi di tempat kerja, termasuk dampak dari desain tempat kerja dan lingkungan kerja, penggunaan peralatan, dan sikap pekerja yang mengabaikan risiko. Untuk mengamati sikap atau postur kerja dapat digunakan kamera sehingga didapatkan data postur tubuh yang valid dan akurat untuk tahap selanjutnya. Postur kerja yang akan dinilai ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria antara lain seperi postur janggal, gerakan repetitif, postur statis dalam jangka waktu yang lama, dan postur ekstrim saat bekerja. Postur kerja yang akan dinilai kemudian dilakukan pengukuran besar sudut-sudut dengan menggunakan busur gambar. Penilaian dimasukkan ke dalam tabel-tabel sesuai segmen-segmen tubuh yaitu terdiri dari tabel A meliputi punggung, leher, kaki yang ditambah dengan nilai beban loadforce dan tabel B meliputi lengan atas, lengan bawah, Universitas Sumatera Utara 55 pergelangan tangan yang ditambahkan dengan nilai pegangancoupling. Apabila postur tubuh bergerak dari posisi netral, maka nilai risiko akan bertambah. Setelah didapatkan nilai tabel A dan tabel B kemudian dijumlahkan dengan menggunakan tabel C yang ditambahkan dengan nilai aktivitas kemudian sehingga didapatkan lah hasil REBA. Dari penilain REBA decision didapat skoring dengan kriteria : 1. Skor 1 masih dapat diterima 2. Skor 2-3, tingkat risiko MSDs rendah 3. Skor 4-7, tingkat risiko MSDs sedang 4. Skor 8-10, tingkat risiko MSDs tinggi 5. Skor 11-15, tingkat risiko MSDs sangat tinggi + Gambar 3.1 bagan alur penilaian REBA Nilai Skor B Nilai Skor A Nilai Skor C Tabel C Nilai Aktivitas Skor REBA Universitas Sumatera Utara 56

3.6.3 Penentuan Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Metode RULA Rapid Upper Limb Assesment

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculosletal disorders pada welder di bagian fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia

2 14 120

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 36

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 2 3

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 60