Klasifikasi Barang konsumen Kerangka Konseptual

tahan lama; jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

a. Klasifikasi Barang konsumen

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri individu dan rumah tangga, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: 1. Convenience Goods Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi sering dibeli, dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memelurkan usaha yang minimum sangat kecil dalam pembandingan dan pembeliannya. 2. Shopping Goods Adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia. 3. Specialty Goods Adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Universitas Sumatera Utara 4. Unsought Goods Adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.

b. Klasifikasi Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan konsumen antara atau konsumen bisnis untuk keperluan selain dikonsumsi langsung. Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan biaya relatifnya, yaitu: 1. Material and Parts Yang tergolong dalam kelompok ini adalah barang-barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini masih dapat diperinci menjadi dua kelas, yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang. 2. Capital Items Adalah barang-barang tahan lama long-lasting yang memberi kemudahan dalam mengembangkan danatau mengelola produk jadi. Capital items dibagi menjadi dua kelompok, yaitu instalasi dan peralatan tambahan accessory equipment. Universitas Sumatera Utara 3. Supplies and Services Yang termasuk dalam kelompok ini adalah barang-barang tidak tahan lama short-lasting dan jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan danatau mengelola keseluruhan produk jadi.

2.1.2.4 Atribut Produk

Menurut Tjiptono 2002:105, atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi: 1. Merek Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbollambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. 2. Kemasan Pengemasan packaging merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah container atau pembungkus wrapper untuk suatu produk. Universitas Sumatera Utara 3. Pemberian Label Labeling Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual . 4. Layanan Pelengkap Supplementary Services Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti jasa murni maupun jasa sebagai pelengkap. Layanan pelengkap dapat berupa informasi, konsultasi, order taking, hospitality, caretaking, exception, billing, dan pembayaran. 5. Jaminan Garansi Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

2.1.3 Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson 2000:162 pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi 2003:16, proses pembelian yang spesifik terdiri dari lima tahap, yaitu: 1. Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal rasa lapar, dahaga meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan dan rangsangan eksternal. 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan b. Sumber komersial : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran. c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk. Universitas Sumatera Utara 3. Evaluasi Alternatif Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk, terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek. 4. Keputusan Pembelian Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli, yaitu: a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal, yaitu: intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. b. Keadaaan yang tidak terduga, konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. Universitas Sumatera Utara 5. Perilaku Pasca Pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas mungkin akan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut. Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber: Setiadi 2003

2.1.3.2 Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan 2002: 292 menyebutkan tiga tipe pengambilan keputusan konsumen yaitu: 1. Pemecahan Masalah yang Diperluas Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya bisa disebut sebagai pemecahan masalah yang Mengenali masalah Pencarian informasi Keputusan membeli Evaluasi alternatif Perilaku pasca pembelian Universitas Sumatera Utara diperluas. Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kriteria dalam menilai merek tertentu. 2. Pemecahan Masalah yang Terbatas Pada tipe keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek tersebut. 3. Pemecahan Masalah Rutin Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Ia juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek. Konsumen seringkali hanya mereview apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

2.1.4 Kepuasan

Menurut Sunarto 2006:8, kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsikesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari persepsikesan atas kinerja dan harapan. Kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang Universitas Sumatera Utara Menurut Tjiptono 2002:24, dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi, yaitu: 1. Kinerja performance, yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features, yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Keandalan reliability, yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specifications, yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya tahan durability, yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6. Serviceability, yaitu kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra fisik yang menarik, modeldesain yang artistik, warna 8. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality, yaitu citra atau reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang da terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut word- of-mouth yang menguntungkan bagi perusahaan Schnaars dalam Tjiptono, 2002:24.

2.1.5 Pengetahuan Produk

Menurut Peter dan Olson 2000:48, pengetahuan produk merupakan berbagai jenis pengetahuan, arti dan kepercayaan yang direkam dalam ingatan konsumen. Pengetahuan produk yang diambil dari ingatan memiliki potensi mempengaruhi interpretasi dan integrasi proses. Proses interpretasi adalah perhatian mengatur bagaimana konsumen memilih informasi mana yang harus diterjemahkan dan informasi mana yang harus diabaikan. Proses integrasi menyangkut bagaimana konsumen mengkombinasikan berbagai jenis pengetahuan 1 untuk membentuk evaluasi produk, objek lain, serta perilaku dan 2 untuk membentuk pilihan di antara beberapa perilaku alternatif, seperti pembelian. Universitas Sumatera Utara

2.1.5.1 Tingkatan Pengetahuan Produk

Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Tingkatan pengetahuan dibentuk ketika seseorang mengkombinasikan beberapa konsep arti ke dalam kategori pengetahuan yang lebih besar dan abstrak. Konsumen memiliki empat tingkatan pengetahuan produk yaitu: 1. Kelas produk, adalah tingkatan pengetahuan produk yang paling luas dan lengkap yang dapat terdiri dari beberapa bentuk produk. 2. Bentuk produk, adalah kategori lebih luas yang memasukkan beberapa merek memiliki kemiripan dalam berbagai hal penting. 3. Merek, adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa pesaing. 4. Model, adalah contoh spesifik dari suatu merek yang memiliki satu atau lebih ciri produk yang unik. Produk dapat ditawarkan dengan ciri-ciri keistimewaan yang berbeda-beda. Ciri atau keistimewaan merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dari produk-produk pesaing. Universitas Sumatera Utara

2.1.5.2 Jenis Pengetahuan Produk

Konsumen memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu: 1. Produk sebagai seperangkat ciri Konsumen memiliki berbagai tingkatan pengetahuan tentang ciri produk. Pengetahuan tentang ciri abstrak abstract attributes mewakili karakteristik subjektif tak nyata dari suatu produk. Pengetahuan tentang ciri kongkrit concrete attributes mewakili karakteristik fisik nyata suatu produk. Pengetahuan ciri konsumen juga berisikan evaluasi afeksi dari setiap ciri. 2. Produk sebagai perangkat manfaat Manfaat adalah konsekuensi yang diharapkan konsumen ketika membeli dan menggunakan suatu produk dan merek. Konsekuensi adalah apa yang terjadi pada konsumen ketika suatu produk dibeli dan digunakan atau dikonsumsi. Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis konsekuensi produk, yaitu: konsekuensi fungsional functional consequence, adalah dampak tak nyata dari penggunaaan suatu produk yang dialami konsumen; konsekuensi psikososial psyhosocial consequences, yaitu dampak psikologis dan sosial dari penggunaan suatu produk. konsekuensi psikologis adalah dampak internal pribadi seperti bagaimana suatu produk membuat Anda merasakan. 3. Produk sebagai pemuas nilai Nilai values adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat. Ada dua jenis atau tingkat nilai, yaitu: nilai instrumental instrumental values, adalah pola perilaku Universitas Sumatera Utara atau cara bertindak yang diinginkan bersenang-senang, bertindak independen, menunjukkan kepercayaan diri; nilai terminal terminal values, adalah status keberadaan yang diinginkan atau status psikologis yang yang luas bahagia, dalam damai, berhasil. Memuaskan suatu nilai biasanya menciptakan afeksi positif kebahagiaan, suka cita, kepuasan, sementara memblok suatu nilai menciptakan afeksi negatif frustasi, marah, kekecewaan.

2.1.6 Pembelian Ulang

Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tidak berakhir hanya pada pembelian dan penggunaan atau konsumsi suatu produk, akan tetapi konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap pembelian dan penggunaankonsumsi yang telah dilakukan. Pembelian suatu jenis produk bisa memuaskan atau mengecewakan konsumen. Puas kalau terjadi kecocokan dan tidak puas kecewa kalau terjadi ketidakcocokan Supranto dan Nandan, 2007:229 Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut Sumarwan,2002:321 . Universitas Sumatera Utara Sementara banyak konsumen yang puas akan beralihberganti merek, konsumen yang puas kemungkinan besar akan tetap tinggal atau melakukan pembelian berkali-kali daripada konsumen yang tidak puas. Beberapa konsumen yang tidak puas juga bisa tetap tinggal dan melakukan pembelian ulang. Mereka ini “perceive the switching costs”, biaya menemukan, mengevaluasi, dan mengadopsi pemecahan lainnya sangat mahaltinggi. Walaupun demikian mereka mungkin “engage in negative word-of-mounth and vulnerable to competitors action”, artinya mungkin mereka menjelek-jelekkan merek dan sangat rawan terhadap tindakan pesaing Supranto dan Nandan,2007:244. Ketika persepsi performansi produk cocok dengan harapan, akan memuaskan, dan kalau melebihi akan sangat memuaskan. Konsumen yang puas menjadi loyal dengan ciri sebagai berikut: 1. Membeli berkali-kali 2. Mengajak orang lain membeli 3. Membicarakan hal-hal yang baik mengenai produkmerek kepada orang lain, hal ini merupakan promosi gratis. Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Penelitian Terdahulu Table 2.1

Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis Data Hasil dan Kesimpulan Penelitian 1. Sabrina Oktoria Sihombing 2008 Analisis Hubungan Antara Kepuasan Dan Kesenangan Konsumen Terhadap Pembelian Ulang: Pengetahuan Konsumen Sebagai Variabel Moderasi Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel kepuasan dan kesenangan terhadap tingkat pembelian ulang, dan untuk melihat apakah variabel tingkat pengetahuan memoderasi kepuasan dan kesenangan terhadap pembelian ulang. Analisis regresi moderasi berganda. Adanya keterhubungan antara variabel kepuasan dengan pembelian ulang; adanya keterhubungan antara variabel kesenangan dengan pembelian ulang; tingkat pengetahuan memberikan efek interaksi negatif antara variabel kepuasan dan kesenangan. 2. Filza Lianda 2009 Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Mahasiswi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sampo Sunsilk Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan dan kepercayaan mahasiswa departemen manajemen fakultas ekonomi USU terhadap keputusan pembelian ulang sampo sunsilk Analisis regresi linear berganda Variabel kepuasan dan variabel kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang sampo sunsilk pada mahasiswi departemen manajemen fakultas ekonomi USU Universitas Sumatera Utara No. Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis Data Hasil dan Kesimpulan Penelitian 3. Novel, SE 2006 Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pembeli dan Loyalitas Pembeli Malam meningkatkan Minat membeli ulang Untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pembeli, pengaruh kualitas layanan dengan loyalitas pembeli, pengaruh kepuasan pembeli terhadap loyalitas pembeli, pengaruh loyalitas terhadap minat membeli ulang The Structural Equation Modeling SEM Ada pengaruh positif kualitas layanan terhadap kepuasan pembeli, ada pengaruh positif kualitas layanan terhadap loyalitas pembeli, ada pengaruh positif kepuasan pembeli terhadap loyalitas pembeli, dan ada pengaruh positif loyalitas pembeli terhadap minat membeli ulang Sumber: www.google.com, diolah oleh penulis

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur Kuncoro, 2009:52 Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan Universitas Sumatera Utara beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut word-of-mouth yang menguntungkan bagi perusahaan. Pengetahuan produk merupakan jenis pengetahuan, arti dan kepercayaan yang direkam dalam ingatan konsumen. Konsumen akan menggunakan pengetahuan produk yang dimilikinya untuk mengevaluasi berbagai alternatif yang ada untuk kemudian memutuskan akan membeli satu produk dengan persepsi dapat memberikan kepuasan tertinggi dan akan menentukan tindakan selanjutnya setelah pembelian dan penggunaan produk, yaitu apakah akan melakukan pembelian ulang atau tidak. Pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun perusahaan sebagai indikasi adanya kepuasan dan kepercayaan. Setelah pembelian dan penggunaan produk, konsumen akan mendapatkan kebenaran dari persepsi sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk. Konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam pembelian. Hasil evaluasi adalah kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap produk dan sekaligus merupakan pengalaman dan pengetahuan produk bagi konsumen. Hasil evaluasi tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku selanjutnya dalam keputusan pembelian ulang terhadap suatu produk. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan teori pendukung yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Peter dan Olson 2000, Tjiptono 2002

2.3 Hipotesis