dalan waktu satu siklus, yaitu periode waktu dimana peserta didik belajar dapat mencapai kompetensi yang ditentukan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang komponen biaya pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan
meliputi: 1 biaya satuan pendidikan, 2 biaya penyelenggaraan dan atau pengelolaan pendidikan, dan 3 biaya pribadi peserta didik. Biaya
satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, yang terdiri atas: a Biaya investasi, yaitu
biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan; b biaya operasi, yang terdiri dari biaya personali dan biaya
nopersonalia; c bantuan biaya pendidikan, dan d beasiswa. Biaya penyelenggaraan danatau pengelolaan pendidikan adalah
biaya penyelenggaraan danatau pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat, yang meliputi: a Biaya
investasi yang terdiri dari biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan; b biaya operasi yang terdiri dari
biaya personalia dan biaya nonpersonalia. Biaya pribadi peserta didik merupakan biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harud
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
c. Sumber Biaya Pendidikan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, pasal 51 ayat 1 disebutkan bahwa pendanaan
pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarkat. Selanjutnya pada ayat 4 disebutkan bahwa dana pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah dapat bersumber dari : 1 Anggaran Pemerintah, 2 bantuan pemerintah daerah, 3 pungutan dari peserta didik
atau orang tuawalinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang- undangan, 4 bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di
luar peserta didik atau orang tuawalinya, 5 bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat, danatau6 sumber lain yang sah.
Dilihat dari sumbernya, menurut Harsono 2007:9 baiya pendidikan dapat digolongkan menjadi 4 empat jenis yaitu biaya
pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah, biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat orang tuawali siswa seperti sponsor dari lembaga
keuangan atau perusahaan, dan biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan. Menurut Dedi Supriadi 2010:5, biaya pendidikan berasal
dari: 1 pendapatan dari sektor pajak, 2 pendapatan dari sektor non-pajak, misalnya dari pemanfaatan sumber daya alam dan produksi nasional
lainnya yang lazim dikategorikan ke dalam “gas” dan “non-migas”, 3 keuntungan dari eksport barang dan jasa, 4 usaha-usaha negara lainnya,
termasuk dari investasi saham pada perusahaan negara BUMN, serta 5 bantuan dalam bentuk hibah dan pinjaman luar negeri baik dari lembaga-
lembaga keuangan internasional maupun pemerintah, baik melalui kerja sama multilateral maupun bilateral. Alokasi dana untuk setiap sektor
pembangunan, termasuk pendidikan, dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanjar Negara RAPBN setiap tahun.
Abbas Ghozali 2012:8 dalam makalah berjudul Sistem Pendanaan Pendidikan di Indonesia menyatakan bahwa untuk pendidikan
bukan program wajib belajar pendidikan menengah dan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, biaya investasi lahan serta gaji dan
tunjangan-tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, sedangkan biaya investasi bukan lahan
dan biaya operasi nonpersonalia merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat dan masyarakat, khususnya orangtuawali perserta
didik. Pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan pihak asing dapat membantu mendanai biaya-biaya invstasi lahan, investasi non lahan, dan
operasi nonpersonalia. Biaya pribadi pendidikan menjadi tanggungjawab orang tuawali peserta didik, namun bagi peserta didik yang orang tuanya
tidak mampu dapat memperoleh bantuan dan pemerintah pusat. Bantuan biaya pribadi tersebut dalam bentuk biaya siswa. Untuk pendidikan tinggi
dikenal dengan beasiswa bidik misi, beasiswa peninggkatan prestasi akademik, dan beasiswa bantuan belajar mahasiswa.
Sumber biaya pendidikan bagi perguruan tinggi negeri di Indonesia khususnya yang berbentuk badan layanan umum BLU, menurut Undang-
Undang No 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Pasal 14 disebutkan bahwa pendapatan BLU berasal dari 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, 2 pendapatan yang
diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, 3 hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain, 4 hibah
terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain. APBN yang dimaksud dalam bentuk sumbangan pembinaan pendidikan dan biaya
lainnya, termasuk hasil yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Terkait dengan sumber biaya pendidikan tinggi Garms 1978:415 menyatakan bahwa
“Institutions of higher learning get significant amounts of money from tuition, state grant, federal aid, philanthropy, research
contracts, endowment income, and sales of service”. Artinya institusi atau lembaga penyelenggara pendidikan tinggi memperoleh sejumlah uang
yang memadai berasal dari biaya sumbangan pendidikan, hibah dari negara, bantuan pemerintah federal, para dermawan, kontrak-kontrak
penelitian, penerimaan dari sumbangan, dan penjualan jasa pelayanan. Berkaitan dengan sumber daya pendidikan, Nicholas Barr 2005:1
menyatakan: “If it is not possible to rely wholly on public funding, it is
necessary to bring in private finance but in ways that do not deter students from poor backgrounds”. Artinya jika tidak memungkinkan
menggantungkan sepenuhnya pada subsidi pemerintah, diperlukan kemampuan dalam menyerap dana masyarakat SPP, akan tetapi jangan
sampai membebani mahasiswa dari latar belakang keluarga yang tidak mampu.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber biaya pendidikan di atas, khususnya untuk pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Perguruan Tinggi Negeri PTN, lebih spesifik lagi PTN berbentuk Badan Layanan Umum BLU, pendanaan BLU bersumber dari
1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, 2 pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ike Mety Wulandari 2013 yang berjudul “Pengaruh Brand Image dan Lokasi Terhadap Keputusan Calon
Mahasiswa Melanjutkan Studi di Perguruan Tinggi Studi Kasus pada Siswa Kelas XII SMAN Jurusan IPS di Kota Jember. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dengan menggunakan pendekatan konfirmasi. Hasil dari penelitian ini yaitu kedua
variabel baik itu Brand Image dan Lokasi sama berpengaruh signifikan dan variabel yang paling dominan adalah Lokasi dengan persentase
sebesar 44,1 terhadap Keputusan Calon Mahasiswa Melanjutkan Studi di Perguruan Tinggi. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ike Mety
Wulandari dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti pada satu variabel bebas yaitu Brand Image dan teknik
pengumpulan datanya. Perbedaannya yaitu dalan penelitian terdapat pada variabel bebas lain dan variabel terikat yang dipilih, serta lokasi penelitian
juga teknik analisis data dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Ike Mety Wulandari menggunakan analisis regresi dengan pendekatan