108 atau mencapai kriteria ketuntasan minimal 85 dari jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut adalah sebanyak 90 siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dengan
treatment metode pembelajaran
modeling the way efektif.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan dan membahas mengenai pencapaian kompetensi pemeriksaan akhir dilihat dari
pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, perbedaan pencapaian kompetensi pemeriksaan akhir pada kelas
kontrol dan eksperimen, dan ektivitas metode pembelajaran modeling the way
dalam pencapaian kompetensi siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan
pencapaian kompetensi siswa penjumlahan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik antara metode pembelajaran
modeling the way dan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran pengawasan mutu
busana pada kompetensi pemeriksaan akhir. Pembahasan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Pencapaian Kompetensi Pemeriksaan Akhir dilihat dari Nilai Pretestdan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Siswa
Kelas X di SMK Negeri 1 Ngawen a Pencapaian Kompetensi Pemeriksaan Proses Finishing pada Kelas
Kontrol
Hasil pengumpulan dan analisis data pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh nilai
pretest dan nilai posttest. Hasil dari nilai pretest kelas kontrol diperoleh nilai maksimum 76, nilai
109 minimum 59 dan nilai rata-rata 69. Sedangkan nilai
posttest kelas kontrol diperoleh nilai maksimum 78, nilai minimum 57 dan nilai rata-rata 76.
Berdasarkan nilai rata-rata pretest-posttest kelas kontrol terjadi
peningkatan sebesar 9. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa sudah mengalami proses pembelajaran. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional
dengan metode
ceramah. Setiap
proses pembelajaran pasti terjadi kontak antara siswa dan guru yang dapat memberikan
pengaruh selama proses pembelajaran. Kesimpulannya adalah proses pembelajaran pada kelas kontrol terjadi peningkatan dan dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi siswa, tetapi peningkatan kompetensi siswa belum efektif atau optimal.
Rendahnya kompetensi
siswa tersebut
terjadi karena
proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang masih menekankan
pembelajaran terpusat pada guru. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Agus Suprijono 2014: 14 yang menerangkan bahwa seorang guru harus menguasai
prinsip-prinsip pembelajaran, memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran, menilai hasil belajar, serta memilih dan menggunakan strategi,
pendekatan, dan model pembelajaran secara tepat. Pembelajaran yang terpusat pada guru berdampak pada rendahnya pengalaman belajar siswa. Siswa menjadi
pasif dalam belajar, mendengarkan guru, mencatat materi pelajaran, mengerjakan tugas tanpa terlibat langsung di dalam proses pembelajaran
tersebut. Dampaknya pada pembentukan sikap, sosial, mental, kreatifitas dan kemandirian siswa tidak berkembang, sehingga berpengaruh pada hasil belajar
siswa.