20
Sosiologi SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I
2. Menurut pandangan kalian, bagaimanakah seharusnya sikap yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai pergolakan di daerah tersebut?
3. Sekelompok orang yang menyatakan dirinya sebagai pembela HAM sering melaku- kan kritik terhadap pemerintah agar memberikan kebebasan kepada beberapa dae-
rah untuk menentukan sikap mereka sendiri. Setujukah kalian dengan pola pikir seperti itu? Berikan argumentasi secukupnya agar mendukung pendapat kalian
4. Menurut pandangan kalian, apakah langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memberantas kejahatan kerah putih white collar crime tersebut?
5. Diskusikan dengan teman sekelas kalian, langkah-langkah apakah yang dapat ditempuh untuk memberantas kegiatan prostitusi?
E. KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
Sehubungan dengan posisinya yang sangat strategis, sejak zaman pra sejarah bangsa Indonesia tidak pernah terlepas dari pengaruh budaya asing. Gelombang budaya asing terse-
but berdifusi, berakulturasi, berasimilasi, dan sekaligus berakomodasi dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia sehingga membentuk kebudayaan bangsa Indonesia sebagaimana
yang ada sekarang ini. Adapun gelombang-gelombang kedatangan pengaruh kebudayaan asing tersebut dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Kedatangan Suku Bangsa Melanesia
Menurut para ahli purbakala, kedatangan suku bangsa Melanesia ke Indonesia terjadi pada zaman paleolitikum, yakni pada zaman batu tua. Suku bangsa Melanesoida merupakan
suku bangsa yang berkulit hitam yang berasal dari Teluk Tonkin. Suku bangsa Melanesoida tersebut membawa kebudayaan Bacson Hoabinh yang setingkat lebih tinggi dibandingkan
dengan kebudayaan penduduk asli Indonesia. Dengan demikian, kedatangan suku bangsa Melanesoida tersebut sekaligus menandai dimulainya zaman mesolitikum atau kebudayaan
batu tengah di Indonesia. Adapun jejak-jejak persebaran suku bangsa Melanesoida tersebut dapat ditelusuri pada kehidupan orang-orang Sakai di Siak, orang-orang Semang di pedala-
man Malaya, orang-orang Aeta di pedalaman Filipina, orang-orang Papua di Irianjaya dan di Kepulauan Melanesia.
2. Kedatangan Ras Mongoloid
Sekitar tahun 2000 SM terjadi lagi gelombang perpindahan bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia. Pendatang yang berasal dari daerah Yunan, Cina Selatan tersebut
merupakan ras Mongoloid. Dari daerah Yunan suku bangsa Melayu-Austronesia tersebut menyebar ke daerah-daerah hilir sungai besar di sekitar Teluk Tonkin. Untuk kemudian
bangsa tersebut menyebar ke Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, sampai ke Madagaskar.
Kebudayaan yang dibawa oleh suku bangsa Austro-Melanesoid adalah kebudayaan neolitikum, yakni kebudayaan batu muda yang didukung dengan peralatan seperti ka-
pak lonjong dan kapak persegi. Suku bangsa Melayu-Austronesia tersebut juga dikenal dengan sebutan bangsa Proto-Melayu yang berarti bangsa Melayu Tua. Jejak kedatangan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Metode Penelitian Sosial
21 suku bangsa Austro-Melanesoid tersebut dapat dipelajari dalam kehidupan suku Dayak di
pedalaman Kalimantan, suku Toraja di pedalaman Sulawesi, suku Nias di pantai barat Sumatera, suku Kubu di pedalaman Sumatera, dan suku Sasak di Lombok.
Sekitar tahun 300 SM terjadi lagi gelombang migrasi yang berasal dari daerah Tonkin. Pendatang baru tersebut dikenal dengan sebutan bangsa Deutro-Melayu yang berarti bangsa
Melayu Muda. Kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Deutro-Melayu setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Proto-Melayu. Bangsa Deutro-
Melayu tersebut membawa kebudayaan Dongson, yakni kebudayaan perunggu yang ber- pusat di Dongson. Bangsa Deutro-Melayulah yang memperkenalkan kehidupan menetap
sambil bercocok tanam dan beternak. Selain itu bangsa Deutro Melayu juga telah mengenal adanya organisasi sosial dengan mengangkat orang yang terkuat sebagai pimpinan mereka.
Untuk mendukung kegiatan bercocok tanam, mereka didukung dengan pengetahuan ten- tang perbintangan astronomi. Selain itu, suku bangsa Deutro-Melayu juga telah menge-
nal kehidupan religius, yakni dalam bentuk animisme, dinamisme, dan totemisme. Untuk keperluan pemujaan mereka mengembangkan kebudayaan megalitikum, yakni membangun
tempat-tempat pemujaan dengan menggunakan batu-batu yang sangat besar.
Dr. Brandes, seorang ahli purbakala mengklasi ļ¬kasikan 10 sepuluh unsur kebudayaan
asli nenek moyang bangsa Indonesia, yaitu: 1 mengenal kehidupan bercocok tanam dengan menanam padi di sawah, 2 mengenal dasar-dasar pertunjukan seni wayang, 3 mengenal
seni gamelan yang terbuat dari perunggu, 4 mengenal seni batik dengan lukisan hias, 5 dapat membuat barang-barang yang berasal dari bahan logam, 6 mengenal kehidupan
masyarakat yang tersusun secara rapih dengan, yakni sistem macapat, 7 mengenal alat tukar dalam kehidupan perdagangan, 8 memiliki kemampuan dalam pelayaran, 9
mengenal ilmu pengetahuan tentang perbintangan astronomi, dan 10 sudah mengenal pembagian kerja sehubungan dengan susunan masyarakat yang teratur.
3. Kedatangan dan Pengaruh Agama HinduBudha