Metode Penelitian Sosial
13 kegagalan dari berbagai unsur yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melakukan
langkah-langkah penyesuaian sehingga menimbulkan disintegrasi sosial. Adapun gejala- gejala yang mengawali terjadinya disintegrasi sosial antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan hidup yang semula dijadikan lan- dasan bagi seluruh anggota masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sosial.
2. Tidak berfungsinya sistem nilai dan sistem norma secara baik sebagai alat pengenda- lian sosial dalam kehidupan masyarakat.
3. Terjadi pertentangan sistem nilai dan sistem norma dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Para anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang tidak dikenakan sanksi secara
konsekuen sesuai dengan norma hukum yang berlaku. 5. Tindakan para anggota masyarakat tidak lagi sesuai dengan sistem nilai dan sistem
norma yang telah disepakati sebelumnya. 6. Terjadinya proses sosial yang bersifat disosiasif yang berupa persaingan, pertentangan,
permusuhan, dan lain sebagainya. Gejala-gejala awal dari proses disintegrasi di atas akan berlanjut dengan berkembang-
nya kehidupan yang tidak normal yang ditandai dengan berkembangnya berbagai macam krisis, seperti krisis sosial, krisis moral, krisis ekonomi, krisis hukum, krisis politik, dan lain
sebagainya. Kehidupan masyarakat kita dewasa ini telah menunjukkan adanya krisis multi dimensional. Masyarakat kita dewasa ini sudah terbiasa dengan berita-berita tentang ko-
rupsi, kolusi, nepotisme, perampokan, penodongan, pencurian dengan kekerasan, pemerko- saan, mengkonsumsi narkoba, prostitusi, dan lain sebagainya. Segala macam bentuk keja-
hatan, baik kejahatan sosial, kejahatan politik, kejahatan ekonomi, maupun segala macam kejahatan lainnya dengan mudah dapat diperoleh melalui siaran media massa.
Menanggapi berbagai macam problema sosial di atas, sosiolog Soerjono Soekanto be- ranggapan bahwa problema sosial tersebut tumbuh dan berkembang sebagai akibat dari
tidak adanya satu kesatuan integrasi yang harmonis antara lembaga-lembaga sosial, se- hingga masyarakat mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam hubungan-hubun-
gan sosial.
D. INTEGRASI DAN DISINTEGRASI
Dalam sebuah kelompok masyarakat terjadi penyesuaian-penyesuaian akan menimbul- kan integrasi sosial dan disintegrasi sosial. Integrasi sosial akan terjadi jika ditemukannya
sistem nilai dan sistem norma yang baru yang menjadi landasan dalam menjalankan aktivi- tas sosial, sedangkan disintegrasi sosial akan terjadi jika dari proses penyesuaian-penyesua-
ian tersebut berkembang permasalahan-permasalahan baru sebagai akibat dari kegagalan dalam melaksanakan upaya penyesuaian terhadap sistem nilai dan sistem norma yang baru
tersebut, permasalahan tersebut meliputi:
1. Integrasi
Proses integrasi atau penyatuan sosial terjadi jika perubahan sosial itu membawa unsur- unsur yang cocok dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Penambahan unsur-
unsur baru di dalam proses perubahan itu menyatu di dalam kerangka kepentingan struktur sosial yang ada.
Di unduh dari : Bukupaket.com
14
Sosiologi SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I
Sikap yang diambil oleh anggota masyarakat dan struktur sosial yang ada adalah sikap adopsi atau menerima unsur baru sebagai bagian dari sistem yang sudah ada. Bahkan, dalam
beberapa kasus dapat terjadi bahwa unsur baru tersebut justru menghidupkan atau memberi kekuatan baru bagi berkembangnya unsur yang sudah ada atau disebut revitalisasi.
Ada beberapa kelompok sosial misalnya, yang secara positif menerima kegiatan pari- wisata karena dapat menghidupkan kembali kebudayaan tradisional yang hampir punah
akibat adanya kegiatan pariwisata tersebut. Proses integrasi dapat terjadi pula melalui cara interseksi berbagai struktur sosial yang
berbeda dalam satu kesatuan sosial. Perubahan sosial tidak selamanya membawa pengaruh pada pemisahan hubungan sosial tetapi bisa jadi sebaliknya dapat memperumit keterkaitan
hubungan antara kelompok-kelompok yang ada.
2. Disintegrasi
Kegagalan suatu masyarakat dalam melakukan langkah penyesuaian dapat menim- bulkan disintegrasi dalam kehidupan masyarakat tersebut. Disintegrasi yang dimaksud
dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti pemberontakan, demonstrasi, kriminalitas, kenakalan remaja, prostitusi, dan lain sebagainya.
a. Pergolakan di daerah
Negara-negara yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dengan jumlah penduduk yang majemuk seperti Indonesia, Uni Sovyet sekarang Rusia, Yugoslavia, India, Srilanka,
Irlandia, India, Afganistan, dan sebagainya pernah memiliki pengalaman akan adanya per- golakan di daerah kekuasaannya. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Uni Sovyet kini
telah hancur akibat glasnost dan perestroika. Bahkan, beberapa bekas wilayah Uni Sovyet, seperti Tajikistan, Turkmenistan, dan Kazakhstan kini telah merdeka sebagai negara yang
berdaulat. Sementara itu, Rusia sampai saat ini belum berhasil menuntaskan pemberontakan warga muslim Chechnya. Beberapa wilayah di semenanjung Balkan kini telah berhasil me-
merdekakan diri dari Yugoslavia. Srilanka sampai saat ini masih disibukkan oleh pemberon- takan Macan Tamil. India dan Pakistan masih dalam sengketa memperdebatkankan wilayah
kashmir yang mayoritas berpenduduk muslim. Masih banyak lagi kejadian-kejadian serupa yang menimpa berbagai negara di dunia.
Indonesia, dengan wilayah yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau, dengan kondisi penduduk yang sangat majemuk sudah barang tentu tidak dapat lepas dari problem pergolakan
di daerah. Pergolakan-pergolakan yang terjadi di beberapa wilayah, seperti di Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka GAM-nya, di Irianjaya sekarang Papua dengan Organisasi Papua
Merdeka OPM-nya, di Maluku dengan Republik Maluku Selatan RMS-nya, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pergolakan yang telah terjadi sejak zaman Orde Lama.
Seperti yang diketahui bahwa sejak proklamasi kemerdekaan negara Republik Indo- nesia sampai sekarang terdapat beberapa pergolakan yang terjadi di beberapa daerah di
Indonesia, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pemberontakan PKI-Madiun
Pemberontakan PKI-Madiun yang dipimpin oleh Moeso, Amir Syarifuddin, dan be- berapa tokoh PKI lainnya ditandai dengan diproklamasikannya Negara Sovyet Republik
Indonesia di Madiun pada tanggal 18 September 1948. Pemberontakan PKI-Madiun lebih
Di unduh dari : Bukupaket.com
Metode Penelitian Sosial
15 didorong oleh keinginan segelintir orang Indonesia yang berhaluan sosialis-komunis untuk
mendirikan negara yang berdasarkan atas ideologi komunis. Dalam waktu 12 hari, pem- berontakan PKI-Madiun berhasil ditumpas oleh Tentara Nasional Indonesia TNI.
2. Gerakan DITII