Berdasarkan asas-asas pembelajaran kontekstual di atas, tugas-tugas guru pada proses pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
Tabel 2.2 Tugas Guru dalam Pembelajaran
Berdasarkan Komponen Pembelajaran Kontekstual
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Melaksanakan
kegiatan inkuiri untuk semua topik
Guru menyajikan kejadian-kejadian yang menimbulkan konflik kognitif dan rasa ingin tahu
siswa.
Tahap 2 Mengembangkan
sifat ingin tahu Guru memberikan pertanyaan berdasarkan
topikkejadian yang disajikan
Tahap 3 Menciptakan
masyarakat belajar Guru membimbing siswa untuk belajar kelompok
dan bekerjasama dengan teman sekelopoknya dalam bertukar pengalaman dan berbagi ide.
Tahap 4 Menghadirkan model
Guru menampilkan contoh pembelajaran agar siswa dapat berpikir, bekerja, dan belajar.
Tahap 5 Melakukan refleksi
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menganalisis manfaat pembelajaran.
2.3.5 Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi
peserta didik dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pada pendekatan pembelajaran kontekstual
sebenarnya lebih menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan, serta pengumpulan, penganalisaan data informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber dan pandangan. Untuk itu, diperlukan suatu strategi pembelajaran kontekstual bagi para peserta didik secara matang.
Menurut Bern dan Ericson 2001:5-11 dalam Komalasari 2010:23, dikemukakan
lima strategi
dalam mengimplementasikan
pembelajaran kontekstual.
1 Pembelajaran berbasis masalah problem-based-learning, pendekatan yang
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan ini
meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penentuan.
2 Cooperative
learning pembelajaran
kooperatif, pendekatan
yang mengorganisasikan pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar
kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3
Pembelajaran berbasis proyek project-based learning, pendekatan yang memusatkan pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa
dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya
menghasilkan karta nyata. 4
Pembelajaran pelayanan service learning, pendekatan yang menyediakan suatu aplikasi praktis suatu pengembangan pengetahuan dan keterampilan
baru untuk kebutuhan di masyarakat melalui proyek dan aktivitas.
5 Pembelajaran berbasis kerjawork-based learning, pendekatan di mana
tempat kerja, atau seperti tempat kerja, kegiatan terintegrasi dengan materi di kelas untuk kepentingan siswa dan bisnis.
Sementara itu, Riyanto 2009:166 menjelaskan bahwa secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut.
1 Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2 Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3 Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4 Ciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-kelompok.
5 Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6 Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7 Lakukan peniliaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Melalui pembelajaran kontekstual diharapkan dapat
mempercepat kemampuan berpikir siswa sesuai dengan perkembangannya. Untuk itu,
pembelajar harus dihadapkan dengan realita yang ada di sekitarnya untuk memahami konsep teoritis dan akademis. Oleh karena itu, strategi pembelajaran
dengan pendekatan CTL harus berfokus pada a pembelajaran berbasis problem, b menggunakan konteks yang beragam, c mempertimbangkan kebhinnekaan
pembelajar, d membelajarkan pembelajar untuk belajar secara mandiri, e belajar melalui kolaborasi, f menggunakan penilaian autentik dengan kasus-
kasus riil, dan g mengejar standar tinggi.
2.3.6 Implementasi CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia