Kurikulum SD 2013 Kajian Pustaka

3 Penyempurnaan pola pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: a Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama b Pola pembelajaran satu arah interaksi guru-peserta didik menjadi pembelajaran interaktif interaktif guru-peserta didik- masyarakat-lingkungan alam, sumber media lainnya. c Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet. d Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains. e Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasis tim. f Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. g Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan users dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. h Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal monodiscipline menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak multidisciplines; dan i Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis 4 Penguatan tata kelola kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif. b Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader; dan c Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran 5 Penguatan materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: a Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemempuan intelektual dan psikomotorik. b Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. c Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. d Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan. e Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. f Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi organizing elements kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat reinforced dan memperkaya enriced antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan organisasi horizontal dan vertikal. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perjalanannya pendidikan nasional dihadapkan dengan berbagai tantangan yang harus segera diatasi dan harus dihadapi. Kurikulum 2013 hadir sebagai salah satu jalan untuk menghadapi tantangan tersebut, dalam Kurikulum 2013 tujuan yang hendak dicapai pada setiap akhir pembelajaran atau pada setiap akhir jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti dibentuk tahap demi tahap melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan dengan kompetensi inti, artinya guru harus kreatif dan mampu berkolaborasi dengan siswa untuk menemukan kompetensi dasar yang relevan dengan kompetensi inti. Kompetensi inti yang berisikan pengembangan sikap spiritual, sikap sosial, rasa ingin tahu pengetahuan dan kreativitas keterampilan harus seimbang dengan kemampuan yang dikembangkan dalam kompetensi dasar yaitu kemampuan intelektual dan psikomotorik. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi empat elemen yang menjadi dasar perubahan Kurikulum 2013. Mulyasa 2014:77 menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table berikut, Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ELEMEN DESKRIPSI SD Kompetensi Lulusan Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kedudukan mata pelajaran ISI Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Pendekatan ISI Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur Kurikulum Mata Pelajaran dan alokasi waktu ISI - Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya - Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains - Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 - Jumlah jam bertambah 4 JPminggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran Proses pembelajaran - Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. - Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat - Guru bukan satu-satunya sumber belajar. - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu Penilaian - Penilaian berbasis kompetensi - Pergeseran dari penilaian melalui tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian otentik mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil - Memperkuat PAP Penilaian Acuan Patokan yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal maksimal - Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL - Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian Ekstrakurikuler - Pramuka wajib - UKS - PMR - Bahasa Inggris b. Penguatan pendidikan karakter Menurut Samani dan Hariyanto 2012:41 karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkungan keluarga, bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, Mulyasa mengungkapkan pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik 2011:1. Sejalan dengan pendapat Mulyasa, Megawangi memaparkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya Kesuma, 2011 :5. Hidayatulloh 2010:55 menambahkan bahwa pendekatan pendidikan karakter sebaiknya dilakukan secara terintegrasi ke dalam seluruh kehidupan sekolah karena pendidikan karakter memang tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari seluruh aspek termasuk seluruh matapelajaran Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan suasana dan proses belajar yang baik dan efektif dengan mengedepankan pengembangan potensi siswa agar berakhlak mulia, berkepribadian baik dan berbudi pekerti luhur maka pendidikan karakter sangat baik dan harus dilaksanakan disetiap sekolah sehingga setiap siswa mampu dan siap menuju ke arah peradaban manusiawi yang lebih maju dan mampu berkonstribusi untuk kemajuan lingkungannya. Kemendiknas 2011 telah mengidentifikasi 25 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Berikut adalah 25 butir nilai karakter sebagai prioritas penanaman di SD yaitu: 1 Kereligiusan, 2 Kejujuran, 3 Kecerdasan, 4 Tanggung-jawab, 5 Kebersihan dan Kesehatan, 6 Kedisiplinan, 7 Tolong menolong, 8 Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, 9 Kesantunan, 10 Ketangguhan, 11 Kedomkratisan, 12 Kemandirian, 13 Keberanian mengambil resiko, 14 Berorientasi pada tindakan, 15Berjiwa kepemimpinan, 16 Kerja keras, 17 Percaya diri, 18 Keingintahuan, 19 Cinta ilmu, 20 Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21 Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22 Menghargai karya dan prestasi orang lain, 23 Kepedulian terhadap lingkungan, 24 Nasionalisme, 25 Menghargai keberagaman Kemendiknas, 2011. Ke-25 nilai karakter ini diharapkan mampu dipadukan dalam setiap mata pelajaran disekolah sehingga siswa mampu mempraktikkannya dalam kehidupannya. Nilai-nilai karakter di atas merupakan nilai-nilai karakter yang diharapkan dapat dikembangkan dan dimiliki oleh setiap siswa dalam setiap jenjang pendidikan, terutama pendidikan dasar yang merupkan fondasi dari pendidikan. Setiap nilai karakter tersebut harus ditanamkan sejak siswa berada pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan ahklak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan Mulyasa, 2013:7. Peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengedepankan pembentukkan budi pekerti dan ahklak mulia ini bukan hal yang mudah, perlu adanya penguatan pendidikan karakter bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Doni Koesoema 2007: 208 menyatakan bahwa pendidikan karakter juga memiliki nilai dan prinsip: 1. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah a Nilai keutamaan Manusia memiliki keutamaan kalau ia menghayati dan melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. b Nilai keindahan Nilai keindahan ini ditafsirkan terutama pada keindahan fisik berupa hasil karya seni, patung, bangunan, dan sastra. Nilai keindahan dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh interioritas manusia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia. c Nilai kerja Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas nilai kerja inilah yang menentukan kualitas diri seorang individu. d Nilai cinta tanah air Pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai patriotisme secara mendalam bukan chauvinis sempit tetaplah relevan, mengingat ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada tanah tumpah kelahirannya, dan Ibu Pertiwi yang membesarkannya. e Nilai demokrasi Nilai demokrasi termasuk di dalamnya, kesedian untuk berdialog, berunding, bersepakat, dan mengatasi permasalahan dan konflik dengan cara-cara damai, bukan kekerasan, melainkan melalui sebuah dialog bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik. f Nilai kesatuan Dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia, nilai kesatuan ini menjadi dasar pendirian Negara. g Menghidupi nilai moral Nilai inilah yang oleh Sokrates diacu sebagai sebuah panggilan untuk merawat jiwa. Jiwa inilah yang menentukan apakah seorang itu sebagai individu merupakan pribadi yang baik atau tidak. h Nilai-nilai kemanusian Manusia sungguh-sungguh manusiawi itu merupakan bagian dari keprihatinan setiap orang. Menghayati nilai-nilai kemanusiaan mengandaikan sikap keterbukaan terhadap kebudayaan lain, termasuk disini kultur agama dan keyakinan yang berbeda. 2. Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah a Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini. b Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu. c Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, seba mengandung resiko. d Jangan pernah mengambil prilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagaipatokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka. e Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia. f Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni. c. Pendekatan tematik integratif Menurut Joni dalam Trianto 2011:56 menyatakan bahwa pembelajaran intergratif terpadu sebagai suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Lebih lanjut, Ahmadi Amri 2014: 221 menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dirancang melalui tema-tema yang menggabungkan beberapa indikator yang berasal dari beberapa mata pelajaran yang memungkinkan untuk digabungkan. Pendekatan tematik integratif ini sudah dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu, dan tiap bahan pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan diintegrasikan dengan bahan pelajaran yang lain. Sejalan dengan Ahmadi Amri tersebut, Sutirjo dan Mamik 2004:6 menyatakan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik integratif memiliki ciri-ciri antara lain, 1berpusat pada anak, 2memberikan pengalaman langsung, 3pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, 4menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, 5bersifat fleksibel, 6hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan peserta didik. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tematik integratif yaitu, 1memilih atau menetapkan tema, 2melakukan analisis SKL, KI, KD, dan membuat indikator, 3melakukan pemetaan KD, indikator, dan tema, 4membuat jaringan KD, 5menyusun silabus, dan 6 menyusun RPP tematik terpadu Modul Guru Kelas SD, 2013:197-199. Berdasarkan pengertian dan penjelasan teori di atas, dapat disimpulankan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan indikator satu bahan pelajaran atau satu mata pelajaran dengan bahan pelajaran yang lain, yang relevan sesuai dengan tema atau sub-tema yang sudah ditentukan dan mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan. d. Pendekatan saintifik a Pengertian Pendekatan Saintifik Menurut Daryanto 2014: 82 Pendekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks pengalaman yang nyata. Selanjutnya dalam Kemendikbud 2013 menyatakan konsepsi tersendiri bahwa proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruks konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konse p, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam konteks pengalaman yang nyata, maksudnya siswa secara langsung terlibat dalam pembelajaran dengan menggunakan pri nsip “ditemukan”, siswa secara langsung berusaha menenemukan masalah dan mencoba memecahkannya. Siswa menemukan masalah dan memecahkannya. b Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: 1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5. Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah 6. Mengembangkan karakter siswa c Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Dalam PERMENDIKBUD 81A, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1. Mengamati Kegiatan belajar dari mengamati adalah: membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat peraga. Kompetensi yang di kembangkan dari mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. 2. Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari menanya kompetensi yang di kembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 3. Mengumpulkan informasi Kegiatan belajar dari hasil mengumpulkan informasi adalah: melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek kejadian, aktivitas dan wawancara dengan nara sumber Dari kegiatan belajar mengumpulkan informasi kompetensi yang dikembangkan adalah: sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. 4. Menalar Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan belajar dari hasil menalar. Kompetensi yang dikembangkan adalah: sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 5. Mengkomunikasikan Kegiatan belajar mengkomunikasikan berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari hasil menalar adalah : jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. e. Penilaian Otentik Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan input, proses, sampai keluaran output pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan. Teknik dan instrument penilaian adalah sebagai berikut : 1. Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri self assessment, penilaian sejawat peer assessment, dan jurnal. 2. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 3. Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui pengamatan kinerja yang meminta peserta didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu, melalui praktik, projek, atau portofolio. Selanjutnya, Sri Handayani menyatakan bahwa penilaian otentik pada pembelajaran tematik yaitu : a. Karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut: 1. Melibatkan pengalaman nyata involves real-word experience 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 3. Mencakup penilaian pribadi self assessment dan refleksi. 4. Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. 5. Berkesinambungan. 6. Terintegrasi. 7. Dapat digunakan sebagai umpan balik. 8. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dangan jelas. b. Tujuan penilaian otentik 1. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu. 2. Menentukan kebutuhan pembelajaran. 3. Membantu dan mendorong siswa. 4. Membantu dan mendorong guru untuk membelajarkan lebih baik. 5. Menentukan strategi pembelajaran. 6. Akuntabilitas lembaga. 7. Meningkatkatkan kualitas pendidikan. c. Prinsip-prinsip penilaian otentik 1. Keeping track, penilaian otentik mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Checking up, penilaian otentik mampu mengecek ketercapaian kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. 3. Finding out, penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran. 4. Summing up, penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp 1994 dalam Trianto 2011 :81 pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp Trianto, 2011:81: Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu: a. Identifikasi Masalah Pembelajaran Instructional Problems Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum. b. Analisis siswa Learning Characteristics Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1 Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto 2011: 83 mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2 Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto 2011: 83 analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya. c. Analisis Tugas Task Analysis Kemp mengatakan dalam Trianto 2011: 83 bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPPTH dan Lembar Kegiatan Siswa LKS. d. Merumuskan Indikator Intructional Objectives Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik. e. Uratan Isi Content Sequencing Menurut Kemp 2011: 16-17 urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran . f. Strategi Pembelajaran Instructional Strategy Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan. g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran Instructional Delivery Menurut Kemp 2011: 16-17 menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut. h. Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluation Instrument Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran. i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran Instructional Resourche Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan