Kurikulum SD 2013 Kajian Pustaka
3 Penyempurnaan pola pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama b
Pola pembelajaran satu arah interaksi guru-peserta didik menjadi pembelajaran interaktif interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber media lainnya. c
Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet.
d Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains.
e Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasis tim.
f Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia. g
Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan users dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
h Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal monodiscipline
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak multidisciplines; dan
i Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis
4 Penguatan tata kelola kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah
Menegah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013
dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a
Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.
b Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader; dan
c Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran 5
Penguatan materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemempuan intelektual dan psikomotorik.
b Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar. c
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan. e
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi organizing
elements kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g
Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat reinforced dan memperkaya
enriced antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan organisasi horizontal dan vertikal.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perjalanannya pendidikan nasional dihadapkan dengan berbagai tantangan
yang harus segera diatasi dan harus dihadapi. Kurikulum 2013 hadir sebagai salah satu jalan untuk menghadapi tantangan tersebut, dalam Kurikulum 2013
tujuan yang hendak dicapai pada setiap akhir pembelajaran atau pada setiap akhir jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti dibentuk
tahap demi tahap melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan dengan kompetensi inti, artinya guru
harus kreatif dan mampu berkolaborasi dengan siswa untuk menemukan kompetensi dasar yang relevan dengan kompetensi inti. Kompetensi inti yang
berisikan pengembangan sikap spiritual, sikap sosial, rasa ingin tahu pengetahuan dan kreativitas keterampilan harus seimbang dengan
kemampuan yang dikembangkan dalam kompetensi dasar yaitu kemampuan intelektual dan psikomotorik.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi empat elemen yang menjadi dasar perubahan Kurikulum 2013. Mulyasa 2014:77 menyatakan
bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi,
Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table berikut,
Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
ELEMEN DESKRIPSI
SD
Kompetensi Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata pelajaran ISI
Kompetensi yang
semula diturunkan
dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan ISI Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur
Kurikulum Mata Pelajaran
dan alokasi
waktu ISI
- Holistik dan integratif berfokus kepada alam,
sosial dan budaya -
Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains
- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6
- Jumlah jam bertambah 4 JPminggu akibat
perubahan pendekatan pembelajaran Proses
pembelajaran -
Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi
dengan mengamati,
menanya, mengolah,
menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan
mencipta. -
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi
melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu
Penilaian -
Penilaian berbasis kompetensi -
Pergeseran dari penilaian melalui tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja,
menuju penilaian otentik mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan,
dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil
- Memperkuat PAP Penilaian Acuan Patokan
yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
maksimal
- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga
pada kompetensi inti dan SKL -
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
Ekstrakurikuler -
Pramuka wajib -
UKS -
PMR -
Bahasa Inggris
b.
Penguatan pendidikan karakter
Menurut Samani dan Hariyanto 2012:41 karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik
dalam lingkungan keluarga, bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, Mulyasa mengungkapkan pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu
perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik 2011:1. Sejalan
dengan pendapat Mulyasa, Megawangi memaparkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat
mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya Kesuma, 2011 :5. Hidayatulloh 2010:55 menambahkan bahwa pendekatan pendidikan karakter sebaiknya dilakukan secara terintegrasi
ke dalam seluruh kehidupan sekolah karena pendidikan karakter memang tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari seluruh aspek
termasuk seluruh matapelajaran Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan karakter di atas dapat
disimpulkan bahwa untuk mewujudkan suasana dan proses belajar yang baik
dan efektif dengan mengedepankan pengembangan potensi siswa agar berakhlak mulia, berkepribadian baik dan berbudi pekerti luhur maka
pendidikan karakter sangat baik dan harus dilaksanakan disetiap sekolah sehingga setiap siswa mampu dan siap menuju ke arah peradaban manusiawi
yang lebih maju dan mampu berkonstribusi untuk kemajuan lingkungannya. Kemendiknas 2011 telah mengidentifikasi 25 nilai karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Berikut adalah 25 butir nilai karakter sebagai prioritas penanaman di SD yaitu:
1 Kereligiusan, 2 Kejujuran, 3 Kecerdasan, 4 Tanggung-jawab, 5 Kebersihan dan Kesehatan, 6 Kedisiplinan, 7 Tolong menolong, 8
Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, 9 Kesantunan, 10 Ketangguhan, 11 Kedomkratisan, 12 Kemandirian, 13 Keberanian mengambil resiko,
14 Berorientasi pada tindakan, 15Berjiwa kepemimpinan, 16 Kerja keras, 17 Percaya diri, 18 Keingintahuan, 19 Cinta ilmu, 20 Kesadaran akan
hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21 Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22 Menghargai karya dan prestasi orang lain, 23 Kepedulian
terhadap lingkungan, 24 Nasionalisme, 25 Menghargai keberagaman Kemendiknas, 2011. Ke-25 nilai karakter ini diharapkan mampu dipadukan
dalam setiap
mata pelajaran
disekolah sehingga
siswa mampu
mempraktikkannya dalam kehidupannya. Nilai-nilai karakter di atas merupakan nilai-nilai karakter yang
diharapkan dapat dikembangkan dan dimiliki oleh setiap siswa dalam setiap jenjang pendidikan, terutama pendidikan dasar yang merupkan fondasi dari
pendidikan. Setiap nilai karakter tersebut harus ditanamkan sejak siswa berada pada jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan ahklak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan Mulyasa, 2013:7. Peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengedepankan pembentukkan budi pekerti dan ahklak mulia ini bukan
hal yang mudah, perlu adanya penguatan pendidikan karakter bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik
baik sebagai warga Negara. Doni Koesoema 2007: 208 menyatakan bahwa pendidikan karakter
juga memiliki nilai dan prinsip: 1.
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah a
Nilai keutamaan Manusia memiliki keutamaan kalau ia menghayati dan
melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
b Nilai keindahan
Nilai keindahan ini ditafsirkan terutama pada keindahan fisik berupa hasil karya seni, patung, bangunan, dan sastra. Nilai keindahan
dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh interioritas manusia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia.
c Nilai kerja
Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas nilai kerja inilah yang menentukan kualitas diri seorang individu.
d Nilai cinta tanah air
Pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai patriotisme secara mendalam bukan chauvinis sempit tetaplah relevan,
mengingat ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada tanah tumpah kelahirannya, dan Ibu Pertiwi yang membesarkannya.
e Nilai demokrasi
Nilai demokrasi termasuk di dalamnya, kesedian untuk berdialog, berunding, bersepakat, dan mengatasi permasalahan dan konflik
dengan cara-cara damai, bukan kekerasan, melainkan melalui sebuah dialog bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik.
f Nilai kesatuan
Dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia, nilai kesatuan ini menjadi dasar pendirian Negara.
g Menghidupi nilai moral
Nilai inilah yang oleh Sokrates diacu sebagai sebuah panggilan untuk merawat jiwa. Jiwa inilah yang menentukan apakah seorang itu
sebagai individu merupakan pribadi yang baik atau tidak.
h Nilai-nilai kemanusian
Manusia sungguh-sungguh manusiawi itu merupakan bagian dari keprihatinan setiap orang. Menghayati nilai-nilai kemanusiaan
mengandaikan sikap keterbukaan terhadap kebudayaan lain, termasuk disini kultur agama dan keyakinan yang berbeda.
2. Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah
a Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang
kamu katakan atau kamu yakini. b
Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.
c Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan
dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, seba mengandung resiko.
d Jangan pernah mengambil prilaku buruk yang dilakukan oleh orang
lain sebagaipatokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka.
e Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif.
Seorang individu bisa mengubah dunia. f
Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi
tempat yang lebih baik untuk dihuni.
c.
Pendekatan tematik integratif
Menurut Joni dalam Trianto 2011:56 menyatakan bahwa pembelajaran intergratif terpadu sebagai suatu sistem pembelajaran yang
mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik. Lebih lanjut, Ahmadi Amri 2014: 221 menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dirancang
melalui tema-tema yang menggabungkan beberapa indikator yang berasal dari beberapa mata pelajaran yang memungkinkan untuk digabungkan. Pendekatan
tematik integratif ini sudah dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu, dan tiap bahan
pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan diintegrasikan dengan bahan pelajaran yang lain. Sejalan dengan Ahmadi Amri tersebut, Sutirjo
dan Mamik 2004:6 menyatakan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap
pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik integratif memiliki ciri-ciri antara lain,
1berpusat pada anak, 2memberikan pengalaman langsung, 3pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, 4menyajikan konsep dari beberapa
mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, 5bersifat fleksibel, 6hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan peserta didik. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tematik integratif yaitu, 1memilih atau menetapkan tema, 2melakukan analisis SKL, KI, KD, dan membuat
indikator, 3melakukan pemetaan KD, indikator, dan tema, 4membuat jaringan KD, 5menyusun silabus, dan 6 menyusun RPP tematik terpadu
Modul Guru Kelas SD, 2013:197-199. Berdasarkan pengertian dan penjelasan teori di atas, dapat
disimpulankan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan indikator satu bahan pelajaran atau satu mata pelajaran dengan
bahan pelajaran yang lain, yang relevan sesuai dengan tema atau sub-tema yang sudah ditentukan dan mengaktifkan siswa baik secara individu maupun
kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan.
d.
Pendekatan saintifik
a Pengertian Pendekatan Saintifik
Menurut Daryanto 2014: 82 Pendekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran sains dan teknologi dalam
konteks pengalaman yang nyata. Selanjutnya dalam Kemendikbud 2013 menyatakan konsepsi tersendiri bahwa proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruks konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik,
menganalisis data,
menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan konse
p, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
saintifik merupakan pendekatan dalam konteks pengalaman yang nyata,
maksudnya siswa secara langsung terlibat dalam pembelajaran dengan menggunakan pri
nsip “ditemukan”, siswa secara langsung berusaha menenemukan masalah dan mencoba memecahkannya. Siswa menemukan
masalah dan memecahkannya. b
Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa. 2.
Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan. 4.
Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5.
Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah
6. Mengembangkan karakter siswa
c Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Dalam PERMENDIKBUD 81A, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati
Kegiatan belajar dari mengamati adalah: membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat peraga. Kompetensi yang
di kembangkan dari mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari menanya
kompetensi yang di kembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 3.
Mengumpulkan informasi Kegiatan belajar dari hasil mengumpulkan informasi adalah:
melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek kejadian, aktivitas dan wawancara dengan nara
sumber Dari kegiatan belajar mengumpulkan informasi kompetensi
yang dikembangkan adalah: sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
4. Menalar
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan belajar dari hasil menalar. Kompetensi yang
dikembangkan adalah: sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 5.
Mengkomunikasikan Kegiatan belajar mengkomunikasikan berupa menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari hasil
menalar adalah : jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan
jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
e.
Penilaian Otentik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan input, proses, sampai keluaran output pembelajaran.
Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan. Teknik dan instrument penilaian adalah sebagai berikut :
1. Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri
self assessment, penilaian sejawat peer assessment, dan jurnal. 2.
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. 3.
Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui pengamatan kinerja yang meminta peserta didik mendemonstrasikan kompetensi
tertentu, melalui praktik, projek, atau portofolio.
Selanjutnya, Sri Handayani menyatakan bahwa penilaian otentik pada pembelajaran tematik yaitu :
a. Karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan pengalaman nyata involves real-word experience
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung. 3.
Mencakup penilaian pribadi self assessment dan refleksi. 4.
Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. 5.
Berkesinambungan. 6.
Terintegrasi. 7.
Dapat digunakan sebagai umpan balik. 8.
Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dangan jelas.
b. Tujuan penilaian otentik
1. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran.
3. Membantu dan mendorong siswa.
4. Membantu dan mendorong guru untuk membelajarkan lebih baik.
5. Menentukan strategi pembelajaran.
6. Akuntabilitas lembaga.
7. Meningkatkatkan kualitas pendidikan.
c. Prinsip-prinsip penilaian otentik
1. Keeping track, penilaian otentik mampu menelusuri dan melacak
kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking up, penilaian otentik mampu mengecek ketercapaian
kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. 3.
Finding out, penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya
kelemahan dalam proses pembelajaran. 4.
Summing up, penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan.