perubahan terkait bentuk mata pelajaran serta alokasi waktu belajar yang dibebankan kepada peserta didik.
D. Lama Mengajar
Lama mengajar guru berkaitan erat dengan pengalaman mengajar dan masa kerja. Pengalaman menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui dan dikerjakan. Pengalaman berasal dari kata “alam” yang berarti lebih mengetahui atau
tahu benar, maka pengalaman dapat berarti pengetahuan atau keterampilan
atau partisipasi langsung dari peristiwa.
Lama mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan
surat tugas dari lembaga yang berwenang dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan. Bukti fisik dari
komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga berwenang Muslich, 2007:14.
Sedangkan pengalaman kerja merupakan salah satu syarat yang sering diminta sekolah dalam menerima calon tenaga guru. Dilihat dari masa kerja
dan pengalaman kerja yang banyak, seorang guru akan dapat bekerja dengan lebih baik dan efisien.
E. Pangkatgolongan
Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerdarminto, 1982:281,242 menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah
pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan
atau organisasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang
jabatan yaitu :
1. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan
kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IVd sampai dengan pembina
utama, golongan ruang IVe. 2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas
dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari
Pembina, golongan ruang IVa sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IVc.
3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan
kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang IIIc sampai dengan penata tingkat I, golongan
ruang IIId. 4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas
dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari
Penata muda, golongan ruang IIIa sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang IIIb.
Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka
jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:
1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas,
dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis
operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang IIIc
sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang IIId. 2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional
ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang
beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang IIIa sampai dengan
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang IIIb. 3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan
yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional
penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang
IIb sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang IId. 4. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional
ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional
penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang IIa.
F. Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar
jenjang sekolah tempat guru mengajar adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
yang akan dicapai dan kemampuan yang akan di kembangkan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 14, disebutkan bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Di akhir masa pendidikan dasar selama 6 tahun pertama SDMI, para siswa harus mengikuti dan lulus dari ujian nasional untuk
dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya SMPMTs dengan lama pendidikan 3 tahun.
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
G. Kerangka Berfikir
1. Persepsi Guru Terhadap Pernerapan Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Lama mengajar
Semakin tua umur seseorang tentu pengalaman yang didiapat dalam hidup juga semakin banyak. Hal ini pun sama dengan yang
terjadi pada sosok guru. Guru yang lebih dahulu mengajar akan mempunyai pengalaman yang banyak. Lama mengajar guru
menentukan sikap guru terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Guru dengan masa kerja yang lebih lama akan lebih realistik dalam
memandang perubahan kurikulum berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang jauh lebih banyak di bandingkan dengan guru baru.
Sementara guru baru tentu tidak sempat mengalami perubahan kurikulum karen mereka lulus lebih dahulu sementara perubahan bisa
saja belum terjadi sehingga ilmu dan pengetahuan terhadap kurikulum belum sepenuhnya mereka pahami.
2. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari
PangkatGolongan Persepsi guru yang satu dengan yang lain tentang kurikulum
akan berbeda-beda karena memiliki pangkatgolongan yang berbeda- beda. Guru yang memiliki pangkatgolongan lebih tinggi, tentu akan
memandang lebih realistis bedasarkan pengalaman, sementara guru yang pangkatgolongan lebih rendah, akan dipusingkan dengan
perubahan-perubahan dalam kurikulum. 3. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Jenjang
Sekolah Tempat Guru Mengajar Kurikulum 2013 ini dijalankan mulai dari tingkat pendidikan
SD, SMP, SMA, sehingga pemahaman guru dalam setiap jenjang pendidikan akanlah berbeda. Guru dalam jenjang pendidikan yang
sama tentulah juga akan memiliki padangan yang berbeda tentang kurikulum. Penerimaan guru SD jauh lebih sulit karena mengajar
dengan tema tertentu biasa disebut perlajaran “tematik” dibandingkan guru-guru SMPSMA yang tidak menggunakan pelajaran tematik.