Persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 adalah proses pemahaman dan pengintepretasian Kurikulum 2013, melalui
pancaindra sehingga guru mengerti dan memahami kurikulum.
B. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak-anak untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakat. Setiap kurikulum, bagaimanapun polanya,
selalu mempunyai komponen tertentu yakni pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan
kegiatan belajar mengajar dan akhirnya evaluasi hasil belajar. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 2003.
2. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
3. Peranan Kurikulum Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia
mengalami perubahan berkali-kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana
Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan PPSP, 1975
Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi KBK sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan saat ini diperbaharui menjadi Kurikulum 2013.
Peranan kurikulum menurut Wiryokusumo 1988:6-8 antara lain: a. Peranan konservatif
Kurikulum berperan aktif dalam menafsirkan dan mewariskan nilai-nilai budaya yang mengandung makna dalam membina prilaku
anak didik. b. Peranan kreatif
Kurikulum harus mampu memberikan kegiatan kreatif dan konstruktif bagi siswa, dalam arti harus menyusun dan mendesain
pengalaman belajar yang bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam mata pelajaran.
c. Peranan kritis dan evaluatif Kurikulum berperan aktif sebagai kontrol sosial dan
menekankan pada unsure berfikir kritis sebagai kontrol sosial dan menekan pada unsur berpikir kritis dimana nilai sosisal yang tidak
sesuai ditata untuk siap diorganisir menjadi bentuk pengalaman belajar.
4. Fungsi Kurikulum Fungsi kurikulum seperti yang dijelaskan oleh Hendrayat
Soetopo dan Wasty Soemanto dalam Susilo, 2006 ada 7 yaitu : a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap
cukup tepat dan penting untuk dicapai. b. Fungsi kurikulum bagi anak
Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
Dengan begitu diharapkan anak akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan
seirama perkembangan anak. c. Fungsi kurikulum bagi guru
Ada tiga macam fungsi kurikulum bagi guru, antara lain: 1 Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan
pengalaman belajar bagi anak;
2 Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman
yang diberikan; 3 Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan
pengajaran. d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah
Ada lima arti fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekoalah antara lain:
1 Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar;
2 Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah
yang lebih baik; 3 Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar;
4 Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut dan;
5 Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid Orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam
memajukan putra-putrinya.
Bantuan orangtua ini dapat
melaluikonsultasi langsung dengan sekolahguru, dana dan sebagainya.
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan di atasnya Meliputi pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan
dan penyiapan tenaga guru. g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
Pemakai lulusan dapat ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan
kerjasama dengan pihak orangtuamasyarakat. Dan ikut memberikan kritik atau saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan
program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan.
5. Landasan Perkembangan Kurikulum Agar pengembangan kurikulum dapat berhasil, maka dalam
pengembangan kurikulum diperlukan landasan pengembangan
kurikulum, yang tercantum sebagai berikut Dimyati, 1999 :268 : a. Landasan Filosofis
Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat sehingga apa yang dikehendaki oleh masyarakat untuk dilestarikan
diselenggarakan melalui pendidikan. Segala kehendak yang dimiliki oleh masyarakat merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada
pendidikan.
b. Landasan Sosial Budaya Untuk melaksanakan penerimaan, penyebarluasan,
pelestarian atau penolakan dan pelepasan nilai-nilai sosial-budaya- agama, maka masyarakat memanfaatkan pendidikan yang
dirancang melalui kurikulum. c. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung akan menjadi isimateri pendidikan. Sedangkan secara tidak
langsung memberikan tugas kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi
sebagai pengaruh perkembangan Iptek. d. Landasan Kebutuhan Masyarakat
Adanya falsafah hidup, perubahan sosial budaya, agama dan perubahan Iptek dalam suatu masyarakat akan merubah pula
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pengembangan kurikulum yang hanya berdasar pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis. Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan
individu yang mencakup keterkaitan dengan lingkungan sosialnya. e. Landasan Perkembangan Masyarakat
Perkembangan masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai, maka diperlukan rancangan berupa