Pengujian Hipotesis ANALISIS DAN PEMBAHASAN
perubahan bisa saja belum terjadi sehingga ilmu dan pengetahuan terhadap kurikulum belum sepenuhnya mereka pahami.
Oleh sebab itu penulis menduga bahwa persepsi guru dengan masa kerja yang lama di sekolah akan memandang Kurikulum 2013
dengan baik dan sebaliknya guru yang baru saja masuk mengajar akan memandang Kurikulum 2013 dengan kurang baik. Namun pada
kenyataannya, dalam penelitian ini ditemukan bahwa baik guru dengan masa kerja lama maupun masa kerja yang baru, mempunyai persepsi yang
sama, yaitu kesamaan persepsi yang cukup baik terhadap adanya Kurikulum 2013 ini. Menurut pendapat penulis, hal ini disebabkan karena
pemerintah dan lembaga pendidikan gencar memberikan sosialisai, seminar, dan pelatiahan tentang kurikulum 2013, sehingga memberikan
kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar yang berkaitan dengan Kurikulum 2013, ada kesempatan yang
sama dari sekolah bagi guru baru maupun guru yang sudah lama mengabdikan diri di sekolah tersebut untuk mengikuti kegiatan seminar
dan pelatihan agar guru lebih memahami dan mengerti tentang Kurikulum 2013. Guru yang masa kerjanya lama berusaha memahami Kurikulum
2013 dengan mencari banyak informasi sementara bagi guru baru bisa semakin memacu kreativitas dan kompetensi mereka untuk menggali
lebih dalam kurikulum 2013. 2. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013
Ditinjau Dari
Pangkatgolongan
Dari hasil pengujian hipotesis ketiga, diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari
pangkatgolongan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian Anova yang menunjukkan nilai F
hitung
Namun hasil penelitian menunjukan baik guru dengan golongan IIa.b.c.d, IIIa.b.c.d, atau IVa.b.c.d memiliki persepsi yang
identik terhadap kurikulum 2013. Menurut peneliti kesamaan persepsi terebut disebabkan karena kesamaan pola pikir guru yang memiliki
golongan rendah maupun guru yang memiliki golongan tinggi. Guru- guru dengan pangkatgolongan berbeda menyadari bahwa salah satu
tujuan dari kurikulum 2013 adalah meningkatkan mutu pendidikan = 0,081 lebih kecil dari nilai
Ftabel = 3,06 dengan nilai Signifikansi 0,992 yang lebih besar dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa baik guru dengan pangkatgolongan rendah
maupun guru dengan pangkatgolongan tinggi mempunyai persepsi yang sama cukup baik terhadap pemberlakuan kurikulum 2013.
Hasil deskripsi data menunjukan bahwa sebagian besar guru bergolongan IVa.b.c.d. Guru yang memiliki pangkatgolongan lebih
tinggi, tentu akan memandang lebih realistis bedasarkan pengalaman, sementara guru yang pangkatgolongan lebih rendah, akan dipusingkan
dengan perubahan-perubahan dalam kurikulum. Karena setiap guru memiliki golongan yang berbeda-beda maka diduga ada perbedaan
persepsi mengenai kurikulum 2013 antara guru bergolongan tinggi dengan guru bergolongan rendah.
dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka
menghadapi tantangan global yang terus berkembang. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan Fadlillah 2013:16 harapanya
perserta didik dapat memilliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan
yang telah ditempuhnya sehingg akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya. Dengan
demikian guru sebagai pelaku utama dalam pendidikan sudah seharusnya menjadi ujung tobak dalam kesusksesan kurikulum 2013,
kesamaan pola pikir inilah yang menyebabkan baik guru golongan tinggi maupun guru golongan render memiliki persepsi cukup baik.
3. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Jenjang Sekolah Tempat Guru Mengajar
Dari hasil pengujian hipotesis ketiga, diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum 2013 ditinjau dari jenjang
sekolah tempat guru mengajar. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian Anova yang menunjukkan nilai F
hitung
= 1,662 lebih kecil dari nilai Ftabel = 3,06 dengan nilai Signifikansi 0, 192 yang lebih besar dari
0,05. Hasil ini berarti bahwa guru-guru yang berada pada jenjang pendidikan SD, SMP maupun SMA mempunyai persepsi yang sama
cukup baik terhadap pemberlakuan kurikulum 2013.
Guru SD sebagai pendidik yang berada pada jenjang pendidikan sekolah yang paling dasar adalah salah satu komponen pendidikan yang
merasakan dampak paling besar dari adanya perubahan kurikulum. Hal ini dikarenakan pendekatan isi untuk tingkat SD, kompetensi dikembangkan
melalui tematik integrative dalam semua mata pelajaran, selain itu latar belakang pendidikan mereka yang paling rendah dibandingkan guru-guru
pada jenjang pendidikan yang lain. Kebanyakan guru SD bukan orang yang mampu menerjemahkan kurikulum ke dalam muatan pengajaran di kelas.
Disamping itu, guru SD yang juga disebut guru kelas, mempunyai tanggungjawab dan peran yang jauh lebih besar terhadap siswanya bila
dibandingkan dengan guru-guru pada jenjang pendidikan di atasnya. Guru SD yang setiap harinya selama berjam-jam berhadapan dengan siswa di
kelas, harus menguasai hampir semua mata pelajaran yang diajarkan dikelasnya mempunyai beban yang lebih besar saat harus menyusun
kurikulum dan materi yang selama ini belum pernah mereka lakukan. Bebantanggung jawab ini tentu akan sangat berbeda dengan guru-guru
SMP maupun SMA, karena guru hanya mengajar sesuai bidang ilmunya dan tidak menghadapi siswa setiap harinya sehingga guru mampu
melaksanakan pembelajaran dengan lebih bervariasi sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Namun dalam penelitian ini, ternyata diperoleh bahwa baik guru pada jenjang SD, SMP maupun SMA mempunyai persepsi yang sama
terhadap kurikulum 2013. Mereka berpersepsi cukup baik dan mendukung