Identifikasi faktor strategik Internal dan Eksternal perusahaan

2 Modal pribadi Modal adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh pengusaha untuk memulai suatu usaha. Salah satu kekuatan dari usaha ini memiliki modal usaha yang cukup sehingga sangat memudahkan untuk pengembangan usaha. Pada usaha franchise fastfood ini, pengelola masih memiliki modal yang cukup untuk penambahan outlet-outlet baru sebagai bahan pertimbangan. 3 Pegawai yang terlatih dan berpengalaman Perekrutan karyawan baru dilakukan oleh bagian SDM pada kantor pusat. Informasi perekrutan karyawan baru dipublikasikan secara langsung kepada masyarakat melalui media sosial. Tingkat pendidikan bukan syarat utama dalam perekrutan karyawan, melainkan karyawan yang sudah berpengalaman pada bidangnya. 4 Pelayanan yang baik kepada pelanggan. Hal ini didasarkan dari penilaian konsumen terhadap keramahan dan kesopanan karyawan, kecepatan penyajian dan kemudahan proses pembayaran. b. Kelemahan 1 Kurangnya fasilitas ulang tahun dan meeting Fasilitas ulang tahun dan meeting kurang tersedia di lokasi RFC Cimanggu. Untuk menyediakan fasilitas ini, masih terhitung jauh dibandingkan dengan franchise internasional seperti KFC dan McDonalds. 2 Tidak memiliki areal parkir yang lebih luas Bagi konsumen yang mengendarai kendaraan pribadi, areal parkir yang memadai sangat dibutuhkan dalam menentukan pemilihan restoran yang dituju. Dengan adanya areal parkir yang memadai, maka konsumen akan merasa tenang untuk mengunjungi restoran karena merasa aman. Restoran RFC masih memiliki areal parkir yang kecil dan yang menyatu dengan ruko lain, oleh sebab itu hal ini menjadi salah satu kelemahan bagi RFC. 3 Kurangnya aktivitas layanan pesan antar Pada fasilitas layanan antar delivery service, RFC Cimanggu kurang mempromosikan untuk fasilitas ini, berbeda dengan restoran RFC lain. Biasanya konsumenpelanggan menghubungi melalui pengelola dan media sosial untuk memesannya, kemudian pesanan tersebut diantarkan dengan kendaraan milik pengelola RFC sendiri. 4 Belum memiliki pelanggan tetapmember RFC Cimanggu belum memiliki member atau pelanggan tetap yang rutin atau bahkan setiap hari membeli produk ayam goreng di RFC. Kelemahan ini akan terus dikembangkan dan diperbaiki agar dapat meningkatkan penjualan dan meningkatkan keuntungan kedepannya. c. Peluang 1 Variasi produkmenu yang beragam Variasi produkmenu yang beragam yang ada di restoran RFC akan dikembangkan lagi yaitu dengan penambahan produk baru seperti ice cream. Dengan banyaknya menu yang beragam maka akan memudahkan pelanggankonsumen untuk memilih produk apa saja yang disukainya tanpa harus mencari ke restoran atau tempat makan yang lain. 2 Kesadaran konsumen terhadap kualitas produk Kesadaran konsumen terhadap kualitas produk memunculkan pemikiran bahwa produk ayam goreng RFC yang bermutu adalah produk yang sudah terkenal luas di masyarakat, memiliki tempat yang luas dan bersih seperti KFC atau CFC. Sedangkan konsumen masih meragukan kualitas produk ayam goreng yang diusahakan pada outlet-outlet kecil atau pedagang kaki lima. Mengingat usaha fried chicken ayam goreng sudah banyak dilakukan oleh usaha kecil dan menengah saat ini. Tingkat persaingan usaha semakin ketat, sehingga masing-masing berlomba untuk menarik konsumen dengan caranya sendiri. 3 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Memanfaatkan sarana internet dan teknologi yang sudah ada untuk media promosi dan mendapatkan informasi tentang usaha yang sedang dijalankan. 4 Pemanfaatan lantai dua untuk fasilitas lain Pada lantai 2 di ruko RFC dapat dimanfaatkan menjadi sarana meeting, event dan ulang tahun, atau dibuat tempat bermain untuk anak- anak atau juga dapat disewakan sebagai kantor yang dapat menarik keuntungan untuk pengelola RFC. d. Ancaman 1 Adanya produk sejeniskompetitor Adanya produk sejenis kompetitor, tingginya daya saing dan citra produk dari usaha sejenis memberikan ancaman terhadap keberlangsungan usaha ayam goreng franchise fastfood ini. Hal ini membutuhkan kreatifitas dari usaha ayam goreng untuk memunculkan keseriusan dari produk ayam goreng yang diusahakan. 2 Proyeksi BEP yang tidak sesuai perhitungan Proyeksi keuntungan atau balik modal dalam menjalankan usaha bisnis franchise ini sangat ditentukan bagaimana strategi dalam mengembangkan usaha. Perhitungan balik modal bisa menjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah diperhitungkan sebelumnya, tergantung pada strategi apa yang akan RFC Cimanggu lakukan. 3 Tingginya tingkat persaingan bisnis kuliner di kota Bogor Banyaknya pendatang baru dalam bisnis kuliner di Kota Bogor menyebabkan tingginya tingkat persaingan usaha, hal ini merupakan suatu ancaman serius karena semakin banyak pesaing yang bergerak dibidang yang sama akan semakin sulit untuk mendapatkan keuntungan. 4 Kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi yang terjadi, seperti tarif listrik, gas dan bahan bakar minyak.

F. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha

Berdasarkan hasil analisis baik internal maupun eksternal usaha bisnis franchise fastfood berupa faktor kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses, serta faktor peluang opportunities dan ancaman threats yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha bisnis franchise. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IE dan SWOT. Matriks IE berasal dari total skor pada matriks IFE dan EFE. Dengan matriks IE dapat diketahui posisi Restoran RFC, sehingga dapat memudahkan dalam menentukan strategi yang digunakan. Matriks SWOT digunakan untuk memetakan strategi yang digunakan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dimiliki Restoran RFC. Pada tahap terakhir yaitu penentuan keputusan, digunakan alat analisis berupa matriks QSPM. Dengan menggunakan matriks QSPM dapat diketahui prioritas utama dari alternatif strategi yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya.

1. Hasil analisis Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada usaha franchise fastfood. Matriks IFE menggambarkan kondisi internal usaha yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot melalui kuesioner yang diambil dari pemilik dan karyawan usaha ayam goreng waralaba. Tabel 5 menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 8 faktor yang terdiri dari 4 kekuatan dan 4 kelemahan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 5 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama usaha waralaba adalah fasilitas wifihotspot dengan nilai skor sebesar 0,480. Kelemahan utama adalah pegawai yang terlatih dan berpengalaman dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,354. Untuk promosi RFC, dikembangkan melalui sistem jaringan dari internet, tanpa seorang pun menyadari bahwa suatu pengembangan usaha melalui promosi atas inovasi produk akan menentukan perkembangan usaha. Promosi sangat diperlukan untuk pengenalan produk dan pengembangan usaha baik melalui orang per orang ataupun media sosial internet. Dari hasil perhitungan bobot pada Tabel 5, maka dapat diperoleh skor total bobot IFE Restoran Rocket Fried Chicken sebesar 2,445. Hal ini menunjukkan bahwa Restoran Rocket Fried Chicken memiliki posisi internal yang cukup kuat karena mampu menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Tabel 5. Hasil analisis matriks IFE Restoran Rocket Fried Chicken Faktor Internal Bobot a Rating b Skor a x b Kekuatan a. Fasilitas WifiHotspot 0.120 4.000 0.480 b. Modal Pribadi 0.139 3.400 0.470 c. Pegawai yang terlatih dan berpengalaman 0.111 3.200 0.354 d. Pelayanan yang baik terhadap pelanggan 0.110 3.400 0.375 Kelemahan e. Kurangnya fasilitas ulang tahun dan meeting 0.112 1.000 0.112 f. Tidak memiliki areal parkir yang lebih luas 0.127 2.000 0.255 g. Kurangnya fasilitas layanan pesan antar 0,115 1,600 0,188 h. Belum memiliki pelanggan tetapmember 0.150 1.400 0.211 TOTAL 1.000 2.445

2. Hasil analisis Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal usaha bisnis franchise fastfood. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal usaha yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot dan rating yang diambil dari kuesioner pemilik dan karyawan usaha bisnis franchise fastfood RFC. Tabel menunjukkan matriks EFE yang menganalisis 8 faktor yang terdiri dari 4 peluang dan 4 ancaman. Analisis matriks EFE usaha bisnis franchise fastfood RFC menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama usaha adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebesar 0,498. Hal ini menjadi penting karena pengelola restoran dapat memanfaatkan teknologi untuk memberikan informasi kepada pelanggan dan promosi berbagai variasi produkmenu sesuai dengan selera selain menu yang sudah ada di RFC. Sedangkan ancaman terbesar usaha ayam goreng waralaba adalah