Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk permeabilitas tanah didapatkan hasil F-hitung sebesar 1,77 dengan nilai peluang 0,311 maka dapat
dikatakan bahwa kegiatan penambangan granit tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan permeabilitas tanah. Namun, penambangan granit tetap dikatakan
berpengaruh terhadap nilai permeabilitas tanah karena menyebabkan terjadinya penurunan nilai permeabilitas tanah pada lokasi tanah galian dan tanah tererosi.
Tabel 9 Hasil analisis ragam permeabilitas tanah
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
226,08 113,04
1,77 0,311
Error 3
192,12 64,04
Total 5
418,2
5.2 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang di analisis adalah pH, C-organik, unsur-unsur makro dan beberapa unsur mikro. Berikut adalah nilai masing-masing sifat kimia
tanah yang dianalisis. Tabel 10 Nilai sifat kimia tanah
Sifat Kimia Tanah
Hutan Alam Tanah Galian
Tanah Tererosi lokasi
1 lokasi
2 rata-
rata lokasi
1 lokasi
2 rata-
rata lokasi
1 lokasi
2 rata-
rata pH
4,52 4,5
4,51 5,05
5,7 5,38
5,25 5
5,13 C-Organik 13,06
9,54 11,3
0,3 0,51
0,41 0,47
0,66 0,57
N Total 0,4
0,38 0,39
0,02 0,04
0,03 0,05
0,07 0,06
P Bray ppm 7,6
16,3 11,95
1,7 2,9
2,3 10,7
5,3 8
Ca me100g 2,17
4,25 3,21
0,62 1,16
0,89 0,44
1,55 1
Mg me100g 0,64
0,85 0,75
0,27 0,33
0,3 0,3
0,38 0,34
K me100g 0,04
0,05 0,05
0,03 0,03
0,03 0,02
0,03 0,03
Na me100g 0,09
0,1 0,1
0,03 0,02
0,03 0,04
0,02 0,03
KTK me100g
21,72 20,09
20,91 4,56
0,98 2,77
4 3,18
3,59 Fe ppm
21,05 20,1
20,58 9,95
48,1 29,03
2,35 3
2,68 Zn ppm
2,8 1,4
2,1 2,6
2 2,3
1,5 0,6
1,05 Mn ppm
17,1 23,05
20,08 0,55
5,2 2,88
0,65 0,75
0,7
5.2.1 Reaksi Tanah
Jenis tanah pada lokasi penelitian adalah tanah tua Ultisol yang bersifat masam. Kemasaman tanah pada ketiga lokasi penelitian memiliki nilai yang
berbeda. Nilai pH pada hutan alam menurut Poerwowidodo 1991 termasuk ke
dalam kelas sangat asam yaitu 4,51. Sedangkan nilai pH pada tanah galian dan tanah tererosi termasuk ke dalam kelas asam dengan masing-masing nilai 5,38 dan
5,13. Nilai pH pada tanah galian dan tanah tererosi memiliki nilai yang lebih tinggi dari pH hutan alam, disebabkan penggunaan air yang memiliki pH netral
pada saat pengukuran pH tanah sehingga terjadi penambahan ion OH
-
yang menyebabkan kenaikan pH. Selain itu, dapat pula disebabkan karena kondisi
lahan yang lebih kering daripada lahan hutan alam, karena pada umumnya kandungan ion OH
-
lebih tinggi daripada ion H
+
.
Gambar 8 Nilai pH pada lokasi penelitian Reaksi tanah atau pH potential of hydrogen menunjukkan sifat
kemasaman tanah. Nilai pH merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kelarutan unsur-unsur hara serta mempengaruhi aktifitas jasad-jasad renik pada
tanah Dikti 1991b. Menurut Hardjowigeno 2003, pada umumnya pH tanah berkisar antara 3,0-9,0. Unsur hara lebih mudah diserap akar tanaman pada pH
netral, selain itu pada pH netral kandungan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman juga tersedia dalam jumlah yang banyak.
Berdasarkan perhitungan secara statistik diperoleh nilai F-hitung untuk pH tanah sebesar 4,90 dengan nilai peluang nyata 0,113 dan dapat dikatakan bahwa
besarnya nilai pH tanah tidak dipengaruhi oleh kegiatan penambangan batu granit.
Tabel 11 Hasil analisis ragam pH
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
0,7926 0,39632
4,9 0,113
Error 3
0,2427 0,0809
Total 5
1,0353
5.2.2 C-Organik
C-Organik merupakan penyusun utama bahan organik yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama pengaruhnya terhadap
kesuburan tanah. Sehingga, ketersediaan C-Organik harus tetap dipertahankan agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak berkurang. Persentase
kandungan C-Organik pada hutan alam berdasarkan Tabel 3 termasuk kedalam kriteria sangat tinggi dengan nilai 11,3 . Sedangkan kandungan C-Organik pada
tanah galian dan tanah tererosi termasuk kriteria sangat rendah dengan nilai kurang dari 1,00 . Dari rata-rata persentase kandungan C-Organik di tiap lokasi
penelitian dapat terlihat jelas bahwa penambangan pasir dapat menurunkan kandungan C-Organik yang sangat besar pada tanah. Penurunan yang terjadi
hampir mencapai 100 . Penurunan kandungan C-Organik pada tanah galian pertambangan granit
adalah sebesar 10,89 . Penurunan tersebut tergolong penurunan yang sangat tinggi, hal yang sama juga terjadi pada lahan hutan alam yang di jadikan area
pertambangan pasir di Pulau Sebaik yaitu sebesar 3,47 Maryani 2007. Penurunan kandungan C-Organik juga terjadi pada lahan hutan alam yang
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit yaitu sebesar 0,28 Arianto 2008, dan pada lahan hutan alam yang dibuka sebesar 6,22 Rahmawati 2007.
Gambar 9 Persentase kandungan C-Organik Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk C-Organik diperoleh hasil F-
hitung sebesar 37,52 dengan nilai peluang nyata 0,008. Sehingga dapat disimpulkan dalam taraf nyata 5 kegiatan penambangan granit berpengaruh
terhadap perubahan kandungan C-Organik atau minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nilainya terhadap C-Organik. Kemudian untuk
mengetahui lokasi dengan nilai C-Organik yang berbeda nyata, dilakukan uji lanjut dengan uji Tukey, dan diketahui bahwa nilai C-Organik pada hutan alam
berbeda nyata dengan nilai C-Organik pada tanah galian dan tanah tererosi. Sedangkan nilai C-Organik pada tanah galian dan tanah tererosi tidak berbeda
nyata. Tabel 12 Hasil analisis ragam C-Organik
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
155,98 77,989
37,52 0,008
Error 3
6,235 2,078
Total 5
162,21
5.2.3 Kapasitas Tukar Kation KTK