Jumlah Fungi Tanah Jumlah Bakteri Pelarut P

Total mikroorganisme tanah pada tanah galian penambangan batu granit mengalami penurunan sebesar 31,25 x 10 6 spkg. Sedangkan pada tanah galian penambangan pasir penurunan terjadi sebesar 16,00 x 10 6 spkg Maryani 2007, dan pada pembukaan lahan hutan sebesar 5,03 x 10 6 spkg Rahmawati 2007. Sehingga dapat terlihat jelas bahwa penambangan batu granit menyebabkan penurunan kandungan total mikroorganisme tanah paling tinggi. Berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh nilai F-hitung sebesar 76,42 dengan nilai peluang nyata 0,003. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penambangan granit berpengaruh nyata terhadap jumlah total mikroorganisme yang hidup dalam tanah minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nilainya terhadap total mikroorganisme tanah. Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa jumlah mikroorganisme tanah pada hutan alam, tanah galian, dan tanah tererosi berbeda nyata. Gambar 20 Perbandingan total mikroorganisme tanah

5.3.2 Jumlah Fungi Tanah

Fungi aktif dalam tanah pada tahap awal proses dekomposisi bahan organik Anas 1989. Hal ini dibuktikan dengan jumlah fungi pada tanah galian yang paling tinggi yaitu 20 x 10 4 spkg, karena pada tanah galian akan dimulai kembali proses dekomposisi bahan organik. Pada hutan alam jumlah fungi tidak terlalu banyak yaitu 6,5 x 10 4 spkg, hal ini disebabkan proses dekomposisi bahan organik telah masuk ke tahap yang lebih lanjut. Sedangkan pada tanah tererosi jumlah fungi sangat rendah dibandingkan dengan yang lain karena belum adanya proses dekomposisi bahan organik. Jumlah fungi tanah pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21 Perbandingan jumlah fungi tanah Kandungan fungi tanah pada tanah galian penambangan granit meningkat sebesar 13,5 x 10 4 spkg. Peningkatan juga terjadi pada tanah galian penambangan pasir yaitu sebesar 1,25 x 10 4 spkg Maryani 2007. Sebaliknya pada lahan hutan yang dibuka, kandungan fungi tanah menurun sebesar 18, 42 x 10 4 spkg Rahmawati 2007, dan pada lahan konversi perkebunan sawit sebesar 10,00 x 10 4 spkg Arianto 2008. Berdasarkan perhitungan secara statistik diperoleh hasil F-hitung 0,85 dan nilai peluang nyata 0,508, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan penambangan granit tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah fungi tanah. Tabel 25 Hasil analisis ragam jumlah fungi tanah Source DF SS MS F P Lokasi 2 390,6 195,3 0,85 0,508 Error 3 685,6 228,5 Total 5 1076,2

5.3.3 Jumlah Bakteri Pelarut P

Bakteri pelarut P adalah bakteri yang dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapat melarutkan fosfat tanah Santosa et al 1999 dalam Mardiana 2007. Mikrobia yang terlibat umumnya bakteri spesies Pseudomonas dan Bacillus Hanafiah 2005. Pada lokasi penelitian, jumlah bakteri pelarut fosfat sangat rendah. Walaupun pada tanah galian dan tanah tererosi memiliki jumlah yang lebih besar dari hutan alam yaitu sebesar 2,75 x 10 3 spkg, namun nilainya tidak jauh berbeda dengan hutan alam dan masing tergolong rendah. Jumlah bakteri pelarut P pada tanah galian penambangan granit mengalami kenaikan sebesar 1,75 x 10 3 spkg. Keadaan sebaliknya terjadi pada penambangan pasir yaitu mengalami penurunan sebesar 13,5 x 10 3 spkg Maryani 200. Penurunan juga terjadi pada pembukaan lahan hutan alam yaitu sebesar 22,27 x 10 3 spkg Rahhmawati 2007. Tabel 26 Hasil analisis ragam jumlah bakteri pelarut P Source DF SS MS F P Lokasi 2 4,083 2,042 0,36 0,727 Error 3 17,25 5,75 Total 5 21,333 Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F-hitung sebesar 0,36 dengan nilai peluang nyata 0,727. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambangan granit tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah bakteri pelarut P yang terdapat dalam tanah. Hal ini dapat juga terlihat dari nilai rataan kalium pada setiap lokasi pada Gambar 22. Gambar 22 Perbandingan jumlah bakteri pelarut P

5.3.4 Total Respirasi Tanah