yang meliputi protozoa dan nematode, serta mikroflora yang meliputi bakteri, fungi, Actinomycetes, dan ganggang.
Jumlah total mikroorganisme dalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah, karena pada tanah subur jumlah mikroorganismenya tinggi.
2.6.2 Fungi Tanah
Fungi adalah salah satu mikroflora yang berada di dalam tanah. Fungi merupakan mikrobia heterotropik yang variatif baik dari segi ukuran maupun
strukturnya Hanafiah 2005. Fungi mempunyai peranan penting di dalam tanah terutama dalam penghancuran selulosa dan lignin, selain itu fungi juga aktif dalam
penghancuran bahan mudah hancur seperti gula, pati, dan protein Hardjowigeno 2003. Mycorhiza jamur akar merupakan salah satu jenis fungi yang
bersimbiosis dengan akar tanaman tertentu. Mycorhiza membantu tanaman induk dalam menyerap unsur hara tertentu.
2.6.3 Bakteri Pelarut P
Mikrobia tanah dan akar tanaman berperan serta dalam pelarutan P- anorganik melalui produksi CO
2
dan asam-asam organik. Mikrobia yang terlibat umumnya bakteri spesies Pseudomonas dan Bacillus. Aspergillus sp merupakan
fungi yang diketahui juga dapat melarutkan fosfat dari ikatannya Hanafiah 2005.
2.6.4 Respirasi Tanah
Pengukuran respirasi tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Kecepatan respirasi
lebih mencerminkan aktivitas metabolik daripada jumlah, tipe atau perkembangan mikroorganisme tanah Anas 1989. Penetapan respirasi tanah didasarkan pada
penetapan jumlah CO
2
yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan jumlah O
2
yang digunakan oleh mikroorganisme tanah.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Laboratorium Pengaruh Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini
dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan Juni 2009.
3.2 Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data analisis sifat fisik, kimia dan biologi tanah kawasan hutan lindung PT. Karimun Granit, Desa Sei pedas, Pasir Panjang,
Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan Riau pada bulan Juni 2007.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengampilan sampel dengan cara purposive sampling yang dilakukan oleh Tim Kementrian
Lingkungan Hidup. Sampel tanah diambil pada tiga lokasi yaitu hutan alam, tanah galian, dan tanah tererosi dengan dua kali ulangan dua sampel pada masing-
masing lokasi. Kondisi awal lahan sebelum kegiatan pertambangan berlangsung diasumsikan sama dengan kondisi pada hutan alam.
Data analisis sifat fisik, kimia dan biologi dibandingkan dari tiap-tiap lokasi untuk menduga besarnya perubahan pada masing-masing nilai sifat tanah
tersebut akibat penambangan granit.
3.4 Analisis Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah
Analisis sifat tanah dilakukan untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada lokasi penelitian. Adapun metode untuk menganalisis sifat-
sifat tanah tersebut adalah seperti pada tabel berikut.