tumbuhan ke dalam tanah. Tanah-tanah organik terutama tanah yang masih muda pada umumnya mempunyai kerapatan yang sangat rendah dibanding dengan tanah
mineral, tetapi nilai tersebut akan meningkat jika bahan organik mengalami pelapukan lebih lanjut Purwowidodo 2004.
Tabel 6 Hasil analisis ragam bulk density
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
0,2902 0,1451
1,17 0,42
Error 3
0,3712 0,1237
Total 5
0,6615 Berdasarkan hasil sidik ragam terhadap kandungan bulk density, diperoleh
hasil F-hitung sebesar 1,17 dengan nilai peluang nyata 0,420 dan dapat dikatakan bahwa penambangan granit pada lokasi penelitian tidak berpengaruh nyata
terhadap perubahan nilai bulk density. Akan tetapi jika dilihat dari nilai bulk density pada tanah galian dan tanah tererosi memiliki nilai yang lebih besar,
sehingga tetap dapat dikatakan bahwa penambangan batu granit berpengaruh terhadap nilai bulk density.
5.1.3 Porositas
Porositas tanah hutan alam sebesar 73,17 , porositas tanah galian sebesar 69,64 dan porositas tanah tererosi 54,28 . Persentase porositas tanah tersebut
menurun dari hutan alam ke tanah galian dan ke tanah tererosi. Porositas tanah galian memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan hutan alam. Hal ini
disebabkan kandungan pasir pada tanah galian lebih tinggi sehingga menyebabkan air sulit untuk ditahan oleh tanah. Hutan alam memiliki porositas yang tinggi
sehingga dapat dikatakan bahwa tanah pada hutan alam mempunyai cukup ruang untuk ditempati oleh air dan udara poreus. Dengan ruang yang cukup untuk
ditempati oleh air, maka tanah pada hutan alam dapat menahan air yang masuk untuk kemudian dimanfaatkan oleh tanaman.
Penurunan porositas tanah akibat pertambangan batu granit terjadi sebesar 3,53 . Penurunan porositas tanah juga terjadi pada lahan hutan alam yang
dijadikan pertambangan pasir di Pulau Sebaik sebesar 10,52 Maryani 2007. Penurunan porositas sebesar 0,89 terjadi pada lahan hutan alam yang
dikonversi menjadi kebun kelapa sawit di Bengkalis, Riau Arianto 2008. Hal ini dapat membuktikan bahwa hutan alam yang dikonversi menjadi perkebunana
ataupun menjadi lahan pertambangan, menyebabkan penurunan porositas tanah.
Gambar 5 Perbandingan porositas tanah Porositas adalah proporsi ruang pori total dalam satuan volume tanah yang
dapat ditempati oleh air dan udara Hanafiah 2005. Tanah yang memiliki porositas rendah, maka tanah tersebut tidak mempunyai ruang yang cukup untuk
pergerakan air dan udara atau tanah tidak poreus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah tererosi memiliki porositas yang lebih rendah daripada lokasi
lainnya. Hal ini disebabkan karena kepadatan tanah yang lebih tinggi pada tanah tererosi. Tanah dengan kepadatan tinggi menyebabkan pori tanah menjadi kecil,
sehingga ruang pori total menjadi lebih kecil. Selain itu, menurut Hardjowigeno 2003 tekstur tanah juga berpengaruh terhadap porositas. Tanah dengan tekstur
kasar atau berpasir seperti pada tanah tererosi dan tanah galian memiliki porositas yang rendah karena memiliki pori-pori makro yang lebih banyak sehingga sulit
untuk menahan air. Tabel 7 Hasil analisis ragam porositas tanah
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
403,4 201,7
1,14 0,427
Error 3
528,7 176,2
Total 5
932,1
Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik diperoleh hasil F-hitung sebesar 1,14 dengan nilai peluang nyata 0,427 dan dapat dikatakan bahwa
penambangan batu granit tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan nilai porositas tanah. Hal ini dapat juga dilihat pada nilai rataan yang tidak berbeda
jauh dari masing-masing lokasi penelitian.
5.1.4 Air Tersedia