Tabel 16 Hasil analisis ragam kalium
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
0,0004 0,00021667
6,5 0,081
Error 3
0,0001 0,00003333
Total 5
0,0005
5.2.7 Kalsium Ca
Ketersediaan kalsium pada lokasi penelitian sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah yang masam dengan pH yang rendah Foth 1988.
Kalsium tersedia dalam jumlah yang cukup pada kisaran 7,0-8,5, dan kandungan kalsium berkurang pH kurang dari 7,0 serta lebih tinggi dari 8,5. Dibandingkan
dengan lokasi penelitian yang lainnya hutan alam memiliki kandungan kalsium yang lebih tinggi sebab pada hutan alam masih terdapat mineral-mineral primer
yang dapat menghasilkan kalsium dalam bentuk Ca
2+
. Kandungan kalsium pada hutan alam termasuk kriteria rendah 2-5 me100g, sedangkan pada tanah galian
dan tanah tererosi kandungan kalsium termasuk ke dalam kategori sangat rendah dengan nilai kurang dari 2 me100g. Perbandingan kandungan kalsium pada lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Perbandingan kandungan kalsium Penurunan kandungan kalsium sebesar 2,32 me100g terjadi pada tanah
galian penambangan batu granit. Bila dibandingkan dengan tanah galian penambangan pasir, niali tersebut masih tergolong rendah. Penurunan kandungan
kalsium pada tanah galian penambangan pasir yaitu sebesar 5,16 me100g Maryani 2007. Hal sebaliknya terjadi pada lahan hutan yang dijadikan
perkebunan kelapa sawit, yaitu mengalami kenaikan sebesar 1,715 me100g. Kenaikan tersebut disebabkan adanya suplai dari abu sisa pembakaran pada proses
konversi lahan Arianto 2008. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa nilai F-hitung
untuk kandungan kalsium sebesar 3,52 dengan nilai peluang nyata 0,163. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penambangan granit
tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan kalsium dalam tanah. Tabel 17 Hasil analisis ragam kalsium
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
6,8664 3,4332
3,52 0,163
Error 3
2,925 0,975
Total 5
0,2695
5.2.8 Magnesium Mg
Seperti halnya kalsium, magnesium berasal dari mineral-mineral tanah yang dikeluarkan dalam bentuk Mg
2+
. Kandungan magnesium hutan alam lebih tinggi daripada tanah galian dan tanah tererosi. Hal ini disebabkan tanah pada
hutan alam masih banyak mengandung mineral-mineral tanah. Kandungan Mg pada hutan alam termasuk ke dalam kriteria rendah yaitu berkisar antara 0,4-1,0
me100g, sedangkan Mg pada tanah galian dan tanah tererosi termasuk ke dalam kriteria sangat rendah dengan nilai kurang dari 0,4 me100g. Secara keseluruhan
kandungan magnesium termasuk kurang, karena magnesium tersedia cukup pada pH 6,5-9,0 Foth 1988. Perbandingan kandungan magnesium pada setiap lokasi
dapat dilihat pada Gambar 15. Kandungan magnesium pada tanah galian penambangan batu granit terjadi
sebesar 0,45 me100g. Sedangkan pada tanah galian penambangan pasir penurunan kandungan magnesium terjadi sebesar 1,02 me100g Maryani 2007.
Sebaliknya pada lahan hutan yang dikonversi menjadi perkebunan sawit terjadi kenaikan kandungan magnesium yaitu sebesar 0,77 me100g Arianto 2008.
Gambar 15 Perbandingan kandungan magnesium Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh nilai F-hitung untuk Mg
sebesar 13,44 dengan nilai peluang nyata 0,032. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan penambangan granit berpengaruh nyata terhadap
kandungan magnesium dalam tanah minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nilainya terhadap Mg. Kemudian berdasarkan uji Tukey dapat diketahui
bahwa kandungan Mg pada hutan alam berbeda nyata dengan kandungan Mg pada tanah galian dan tanah tererosi. Sedangkan kandungan Mg pada tanah galian dan
tanah tererosi tidak berbeda nyata. Tabel 18 Hasil analisis ragam magnesium
Source DF
SS MS
F P
Lokasi 2
0,2424 0,12122
13,44 0,032
Error 3
0,0271 0,00902
Total 5
0,2695
5.2.9 Natrium Na