Dibandingkan dengan N, unsur P lebih cepat menjadi tersedia akibat terikat oleh kation tanah serta terfiksasi pada permukaan positif koloidal tanah. Ketersediaan
unsur P optimum terdapat pada kisaran pH 6.0-7.0.
2.5.6 Kalium K
Unsur K dalam tanah berasal dari mineral-mineral primer tanah feldspar, mika, dan lain-lain serta berasal dari pupuk buatan. Unsur K ditemukan dalam
jumlah yang besar pada tanah, tetapi hanya sebagian kecil yang digunakan oleh tanaman yaitu yang larut dalam air atau yang dapat dipertukarkan Hardjowigeno
2003. Kalium berfungsi dalam proses pembentukan pati, mengaktifkan enzim,
pembukaan stomata, proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap
kekeringan dan penyakit, serta perkembangan akar.
2.5.7 Kalsium Ca
Unsur Ca dalam tanah berasal dari mineral-mineral primer, karbonat kalsit, dolomit, dan garam-garam sederhana gipsum dan Ca fosfat
Hardjowigeno 2003. Unsur kalsium tersedia dalam bentuk kation bervalensi 2, dan diambil oleh tanaman dalam bentuk ion Ca
2+
. Kalsium berperan sebagai komponen penyusun dinding sel tanaman, pembentukan struktur dan
permeabilitas membran sel Hanafiah 2005. Defisiensi Ca biasanya dijumpai pada kondisi masam dengan kejenuhan
Ca rendah. Ca tersedia pada pH 7.0-8.5. Kekurangan Ca dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman akibat terganggunya pembentukan pucuk
tanaman dan ujung-ujung akar serta jaringan penyimpan yang disebabkan terhambatnya pembelahan sel.
2.5.8 Magnesium Mg
Magnesium dalam tanah berasal dari mineral biotit, augit, horenblende, amfibol, garam, dan kapur dolomit Hardjowigeno 2003. Sama halnya dengan
kalsium, unsur magnesium Mg juga tersedia dalam bentuk kation bevalensi 2,
dan diambil tanaman dalam bentuk Mg
2+
Hanafiah 2005. Magnesium berperan sebagai satu-satunya mineral penyusun klorofil, berperan dalam aktivasi enzim,
serta dalam pembentukan minyak.
2.5.9 Natrium Na
Natrium merupakan merupakan salah satu unsur penyusun lithosfer. Unsur ini berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan
tanaman terutama di daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai karena tingginya kadar Na air laut. Selain sebagai unsur mikro, Na juga
bersifat toksik bagi tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan Hanafiah 2005.
2.5.10 Besi Fe
Fe merupakan katalisator atau bagian sistem enzimatik dalam pembentukan klorofil juga sebagai penyusun enzim dan protein Hardjowigeno
2003. Kelarutan Fe menurun pada pH lebih dari 6.0 tetapi defisiensi Fe jarang terjadi, kecuali pada tanah berkapur atau alkalin karena berada dalam bentuk
hidroksida dan oksida yang tidak larut. Besi pada kondisi aerob berbentuk Fe
3+
ferri yang tereduksi menjadi Fe
2+
ferro pada kondisi anaerob. Kedua bentuk ion ini diserap tanaman dari larutan tanah. Ketersediaan Fe tinggi pada pH
dibawah 6.0, sehingga menjadi unsur toksik pada tanaman dan pengendap ion fosfat Hanafiah 2005.
2.5.11 Seng Zn
Seng diambil tanaman dalam bentuk ion Zn
2+
. Defisiensi seng dijumpai pada tanah organik. Pada tanah berkapur defisiensi terjadi sebagai konsekuensi
tingginya pH yang menyebabkan penurunan ketersediaannya, sedangkan pada tanah berpasir yang masam defisiensi merupakan akibat intensifnya pelindian.
Dijumpai pula defisiensi Zn sebagai akibat pemupukan takaran fosfat takaran tinggi yang menyebabkan Zn diikat oleh senyawa fosfat terlarut Hanafiah 2005.
Unsur ini perperan dalam pembentukan hormon tubuh, sebagai katalis pembentukan protein dan berperan penting dalam sistem enzim yang mengatur
berbagai aktivitas metabolik.
2.5.12 Mangan Mn