dimana : MSe
: koefisien pengganda jangka pendek untuk indicator pendapatan E
: Jumlah total tenaga kerja Eb
: Jumlah tenaga kerja sektor basis Berdasarkan rumus di atas, dapat dilakukan prediksi dampak yang akan
ditimbulkan oleh peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor basis terhadap jumlah total tenaga kerja di wilayah tersebut sebagai berikut:
dimana : MSe
: Koefisien pengganda jangka pendek untuk indicator tenaga kerja ∆E
: Perubahan tenaga kerja kabupaten ∆Eb : Perubahan tenaga kerja sektor perikanan dan kelautan kabupaten
2.9 Komoditas Unggulan Hasil Tangkapan
Penentuan komoditas unggulan pada suatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan perikanan yang berpijak pada konsep efisiensi untuk
meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan, yang akan dihadapi oleh rakyat Indonesia. Langkah menuju efisiensi
dapat ditempuh dengan menggunakan komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi penawaran maupun permintaan. Dari sisi
penawaran komoditas ikan unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhan pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi nelayan
yang dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan. Dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan pasar baik
domestik maupun internasional Syafaat dan Supena, 2000. Berbagai pendekatan dan analisis telah banyak digunakan untuk
menentukan komoditas ikan unggulan, menggunakan beberapa kriteria teknis dan non teknis dalam memenuhi aspek permintaan dan penawaran Hendayana, 2003.
Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga dalam memilih metode analisis untuk menentukan ikan unggulan ini perlu dilakukan secara hati-
hati dan bijaksana. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalasis komoditas hasil tangkapan unggulan adalah metode location
quoteiont LQ. Location quotient LQ merupakan suatu indikator sederhana
yang menunjukkan “kekuatan” atau besar kecilnya peranan suatu daerah dibandingkan dengan peranan sektor yang sama di daerah lain Budiharsono,
2001.
2.10 Unit Penangkapan Ikan
Monintja DR 1989, komponen utama dari perikanan tangkap adalah unit penangkapan ikan yang terdiri atas 1 perahukapal; 2 alat tangkap; 3 tenaga
kerjanelayan. 1
Kapal Mengacu Undang-undang Nomor. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor. 31 Tahun 2004 tentang perikanan, disebutkan bahwa kapal perikanan adalah kapal, perahu, alat apung lain yang dipergunakan untuk
melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan
dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Menurut Diniah 2008, kapal penangkap ikan merupakan satu unsur yang tak terpisahkan dalam kesatuan unit
penangkapan ikan dengan alat tangkap dan nelayan. Kapal penangkap ikan beragam kontruksi dan ukurannya bergantung pada jenis alat tangkap yang
dioperasikannya. Secara prinsip, ada perbedaan kontruksi dan penataan diatas kapal ikan dibandingkan dengan jenis kapal ikan. Kapal penangkapan ikan
berguna sebagai sarana transportasi yang membawa seluruh unit penangkapan ikan menuju fishing ground atau daerah penangkapan ikan, serta membawa
pulang kembali ke fishing base atau pangkalan beserta hasil tangkapan yang diperoleh.
2 Alat Tangkap
Menurut Subani dan Barus 1989 banyaknya jenis-jenis ikan, udang dan biota laut lain dengan tingkah laku dan sifat-sifat yang berbeda-beda, jelas
memerlukan alat penangkapan dan teknologi penangkapan yang berbeda-beda pula. Walaupun hal tersebut diakui bahwa sebagian dari jenis-jenis biota lain yang
termasuk sasaran yang kadangkala secara kebetulan ikut tetangkap pula. Pengelompokan alat penangkap ikan sendiri dipertimbangkan berdasarkan
statistik perikanan tangkap Indonesia menjadi sembilan kelompok antara lain:
1 Pukat tarik adalah alat tangkap yang terbuat dari bahan jaring yang
berbentuk kerucut yang dioperasikan dengan menyapu dasar perairan atau menyaring kolom air dan ditarik dengan kapal. Jenis-jenis pukat tarik antara
lain: otter trawl, pukat tarik udang tunggal stern shrimp trawl, pukat tarik udang ganda double rigs shrimp, pukat tarik ikan fish net dan pukat tarik
berbingkai beam trawl; 2
Pukat kantong seine net adalah alat penangkap ikan dari bahan jaring yang dibentuk berkantong dan dioperasikan dengan cara menyaring kolam air.
Jenis-jenis pukat kantong antara lain payang, jaring lampara, dogol, cantrang;
3 Pukat cincin purse seine adalah alat penangkap ikan dari jaring yang
dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat berbentuk seperti mangkuk pada akhir proses penangkapan. Jenis-jenis pukat cincin
antara lain pukat langgar, pukat langgar tanjung balai asahan, pukat senangin, gae, soma giob, soma jiopu, jaring giob daerah ambon, pukat
cincin, pukat cincin cakalang; 4
Jaring insang gillnet adalah alat penangkap ikan dari jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama. Berdasarkan
cara pengoperasiannya dikelompokan menjadi jaring insang hanyut drift gillnet
, jaring insang tetap set gillnet. Jaring insang lingkar encirling gillnet
dan jaring klitik entangled gillnet. Berdasarkan kontruksinya dikelompokan menjadi jaring insang satu lapis, jaring insang dua lapis dan
jaring insang tiga lapis trammel net. Berdasarkan lokasi pengoperasiannya dikelompokan menjadi jaring insang permukaan surface gillnet, jaring
insang pertengahan midwater gillnet dan jaring insang dasar bottom gillnet
; 5
Jaring angkat lift net adalah alat penangkap dengan kontruksi tetap yang dioperasikan dengan cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat
kembali setelah banyak ikan diatasnya. Jenis-jenis jaring angkat antara lain bagan rakit, bagan apung, bagan perahu;
6 Pancing hook and lines terdiri atas rawai horizontal horizontal longline,
vertikal longline vertical longline, huhate pole and line, pancing tonda troll, pancing ulur handline, pancing cumi-cumi squid handline;
7 Perangkap dan penghadang trap and barrier adalah alat tangkap yang
menjebak ikan untuk masuk ke dalam alat tangkap atau menghadang ruaya ikan agar ikan sasaran tertangkap. Jenis alat tangkap menurut Subani dan
Barus 1989 dikelompokkan menjadi empat yaitu bubu, perangkap setengah lingkaran, sero dan perangkap pasang surut;
8 Alat penangkap ikan dengan penggiring menggiring ikan agar masuk ke
dalam perangkap yang sudah dipasang. Jenis alat tangkap ini yaitu muroami dan somamalalugis; dan
9 Alat pengumpul yaitu pengumpul kerang dan rumput laut.
3 Nelayan
Nelayan yang diklasifikasikan berdasarkan kegiatan atau waktu yang digunakan dalam melakukan operasi penangkapan ikan yaitu:
1 Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktunya digunakan untuk
melakukan pekerjaan
operasi penangkapan
ikanbinatang air
lainnyatanaman air; 2
Nelayan sambilan utama, yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikanbinatang air,
disamping itu juga nelayan ini mempunyai pekerjaan lain; dan 3
Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan melakukan pekerjaan operasi penangkapan.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian