Kecenderungan LQ komoditas unggulan hasil tangkapan dapat dilihat pada Lampiran 6. Jadi, berdasarkan Tabel 18 mengenai pembobotan nilai LQ,
menunjukkan bahwa ada komoditas unggulan, komoditas non unggulan, dan komoditas netral. Menentukan jenis ikan kedalam kelompok komoditas unggulan,
non unggulan, dan netral dengan menentukan selang kelas dari jumlah jenis ikan tersebut Lampiran 7. Sel
ang kelas untuk komoditas unggulan nilai ≥ 14, komoditas netral nilai 11-13 dan komoditas non unggulan rentangnya dari 8-10.
Berdasarkan nilai pada selang tersebut ikan yang termasuk kedalam komoditas unggulan terdiri dari ikan sebelah, ikan biji nangka, ikan julung-julung, udang
windu, udang krosok, udang dogol, rajungan, kerang darah dan gurita. Ikan-ikan tersebut mayoritas ditangkap dengan menggunakan alat tangkap dogol dan jaring
insang tetap.
5.6 Produktivitas Unit Penangkapan Ikan Kabupaten Cirebon
Keadaan perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon dapat diketahui dengan melihat tingkat produktivitas perikanan tangkap Kabupaten Cirebon. Produktivitas
perikanan tangkap dapat diketahui dengan tiga kategori perhitungan antara lain produktivitas per trip penangkapan ikan, produktivitas per unit penangkapan ikan,
dan produktivitas nelayan. Penelitian kali ini hanya memperhitungkan produktivitas per trip penangkapan ikan dan produktivitas per unit penangkapan
ikan. Jumlah trip dan jumlah unit dogol dan jaring insang tetap dapat dilihat pada Lampiran 8.
5.6.1 Produktivitas per trip penangkapan ikan
Produktivitas per trip penangkapan ikan ditentukan berdasarkan jumlah produksi dari jenis alat tangkap yang dominan digunakan di Kabupaten Cirebon.
Jenis alat tangkap tersebut yaitu dogol dan jaring insang tetap. Produktivitas per trip penangkapan ikan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Produktivitas per trip unit penangkapan ikan kgtrip Kabupaten Cirebon Tahun 2006-2009
Tahun Volume produksi Ton
Jumlah trip unit penangkapan ikan
Produktivitas per trip Kgtrip
Jaring insang tetap
Dogol Jaring insang tetap
Dogol Jaring insang tetap
Dogol 2006
1.438,9 13.679,8
52.224 6.204
28 262
2007 311,0
1.235,0 40.896
1.716 8
30 2008
840,2 10.640,9
226.080 19.872
4 47
2009 3.236,5
11.888,5 354.000
6.624 9
34
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan Tabel 19 menjelaskan bahwa perkembangan produktivitas per trip penangkapan ikan Kabupaten Cirebon bersifat fluktuatif dari tahun 2006-
2009. Produktivitas per trip penangkapan ikan tertinggi terdapat pada tahun 2006 yaitu, alat tangkap dogol sebesar 262 kg per trip. Produktivitas per trip terendah
terdapat pada alat tangkap jaring insang tetap hanya 4 kg per trip pada tahun 2008. Perkembangan produktivitas per trip penangkapan ikan Kabupaten Cirebon dapat
dilihat secara terperinci pada Gambar 11.
Gambar 11 Produktivitas per trip penangkapan ikan Kabupaten Cirebon Tahun 2006-2009.
Berdasarkan Gambar 11 produktivitas dari kedua alat tangkap selama tahun 2006-2009. Alat tangkap jaring insang tetap mengalami penurunan yang
sangat drastis pada tahun 2008. Alat tangkap dogol mempunyai perkembangan produktivitas per trip yang cenderung meningkat. Hal ini disebabkan volume
produksi dogol lebih banyak tetapi jumlah tripnya sedikit. Jaring insang tetap volume produksinya sedikit tetapi jumlah tripnya banyak. Jadi jumlah trip yang
banyak belum tentu dapat menentukan peningkatan produktivitas per trip penangkapan ikan. Peningkatan produktivitas per trip penangkapan ikan ini dapat
28 8
4 9
262
30 47
34 50
100 150
200 250
300
2006 2007
2008 2009
P ro
d u
k tiv
itas p
er tr
ip
Kg trip
Tahun Jaring insang tetap
Dogol
bergantung pada kemampuan armada, dimana alat tangkap dogol mempunyai alat bantu. Alat bantu tersebut berupa gardan pada saat pengoperasian unit
penangkapan jaring dogol. Gardan dapat membantu memudahkan penanganan alat tangkap dan memperingan kerja diatas kapal sehingga pada saat pengoperasian
jaring dogol dapat menekan biaya produksi untuk melakukan kegiatan penangkapan.
5.6.2 Produktivitas alat per unit penangkapan ikan