Komoditas Unggulan Hasil Tangkapan

multiplier effect kesempatan kerja subsektor perikanan tangkap yaitu 39,34. Artinya penambahan satu orang tenaga kerja di Kabupaten Cirebon bisa menciptakan kesempatan kerja wilayah sebanyak 40 orang. Pada tahun 2009 multiplier effect kesempatan kerja subsektor perikanan tangkap yaitu 12,55. Artinya penambahan satu orang tenaga kerja di Kabupaten Cirebon bisa menciptakan kesempatan kerja wilayah sebanyak 13 orang. Multiplier effect kesempatan kerja subsektor perikanan tangkap Kabupaten Cirebon secara keseluruhan cukup besar. Hal ini disebabkan pengembangan perikanan tangkap dapat ditingkatkan dengan membentuk suatu usaha perikanan yang saling berkaitan antara satu nelayan dengan pelaku perikanan lainnya. Semakin luasnya lapangan usaha semakin banyak menyerap tenaga kerja dan dapat memberikan peningkatan pendapatan daerah. Tabel 16 Analisis multiplier efect subsektor perikanan tangkap berdasarkan tenga kerja Kabupaten Cirebon Tahun 2005-2009 orang Tahun Eb E ∆Eb ∆E Mse 2005 21.811 882.000 - - - 2006 22.740 811.000 929 71.000 76,43 2007 23.350 835.000 610 24.000 39,34 2008 18.680 804.000 -4.670 31.000 -6,64 2009 22.425 851.000 3.745 47.000 12,55 Sumber: Data diolah, 2010 Ket : E : Jumlah tenaga kerja sektor perikanan Kabupaten Cirebon Eb : Jumlah tenaga kerja Subsektor Perikanan Tangkap Kabupaten Cirebon ∆E : Perubahan tenaga kerja sektor perikanan Kabupaten Cirebon ∆Eb : Perubahan tenaga kerja subsektor perikanan tangkap Kabupaten Cirebon Mse : Koefisien Multiplier effect.

5.5 Komoditas Unggulan Hasil Tangkapan

Komoditas hasil tangkapan terdapat pada Lampiran 5. Penentuan komoditas unggulan dilakukan dengan melakukan perhitungan nilai produksi subsektor perikanan tangkap, perhitungan dilakukan dengan metode LQ. Subsektor perikanan tangkap dibagi berdasarkan kelompok. Kelompoknya yaitu berdasarkan kelompok ikan pelagis kecil, kelompok ikan pelagis besar, kelompok ikan demersal, dan kelompok binatang berkulit keras dan kelompok binatang berkulit lunak. Tabel 17 Nilai LQ kelompok ikan di Kabupaten Cirebon Tahun 2005-2009 No Tahun LQ Jenis Ikan Jenis Ikan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Lidah 57,74 0,00 2,00 0,02 0,95 Demersal 2 Beloso 4,52 0,00 0,00 1,65 0,00 Demersal 3 Sebelah 0,00 0,28 5,61 4,92 4,49 Demersal 4 Gulamah 0,00 0,00 0,13 0,40 0,47 Demersal 5 Biji nangka 0,00 0,00 4,21 1,51 4,96 Demersal 6 Tenggiri papan 0,00 0,00 0,14 1,95 2,04 Pelagis besar 7 Peperek 0,89 0,00 0,19 0,21 0,19 Pelagis kecil 8 Manyung 0,05 0,02 0,69 1,71 0,07 Pelagis kecil 9 Kakap putih 0,00 0,00 0,02 0,94 1,43 Pelagis kecil 10 Julung-julung 0,00 0,00 3,42 2,97 2,41 Pelagis kecil 11 Kembung 1,25 0,44 0,72 0,16 2,41 Pelagis kecil 12 Selar 0,02 0,32 0,17 0,27 0,29 Pelagis kecil 13 Udang Windu 0,00 0,00 2,63 24,27 4,65 Binatang berkulit keras 14 Rajungan 0,00 0,00 3,17 4,32 3,68 Binatang berkulit keras 15 Kerang darah 0,00 0,00 4,22 4,97 4,87 Binatang berkulit lunak 16 Gurita 0,00 0,00 4,22 4,95 4,67 Binatang berkulit lunak 17 Udang Dogol 0,38 0,00 3,71 3,70 1,45 Binatang berkulit keras 18 Udang Krosok 0,00 0,00 3,34 3,11 4,47 Binatang berkulit keras Sumber: Data Diolah, 2010 Berdasarkan hasil perhitungan LQ pada Tabel 17, ikan lidah memiliki nilai LQ tertinggi pada tahun 2005 sebesar 57,74; pada tahun 2007 nilai LQ tertinggi terdapat pada ikan sebelah sebesar 5,61; pada tahun 2008 nilai LQ tertinggi terdapat pada udang windu sebesar 24,27 dan pada tahun 2009 LQ tertinggi terdapat pada ikan biji nangka sebeesar 4,96. Nilai LQ pada tahun 2006 rata-rata kurang dari 1 sedangakan mulai dari tahun 2007 sampai 2009 nilai LQ cenderung fluktuatif. Nilai LQ kurang dari satu maka Kabupaten Cirebon harus memasok ikan dari daerah lain, sehingga dapat menurunkan pendapatan daerah Kabupatan Cirebon. Nilai LQ lebih dari satu memungkinkan adanya ekspor jenis ikan ke daerah lain sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Cirebon. Jenis ikan yang dominan memiliki nilai LQ lebih dari satu terdapat pada tahun 2007 sampai 2009. Jenis ikannya antara lain ikan sebelah, ikan biji nangka, ikan julung-julung, udang windu, rajungan, kerang darah, gurita, udang dogol dan udang krosok. Jenis ikan tersebut yang memiliki potensi untuk dikembangkan, karena memiliki nilai LQ yang stabil dan cenderung fluktuatif. Hal ini memungkinkan adanya ekspor jenis ikan tersebut ke luar daerah sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Cirebon. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, menurut Citraningtyas 2010 bahwa perhitungan LQ untuk penentuan komoditas unggulan, dapat ditentukan nilai bobot LQ dan nilai bobot trend. Ketentuan untuk nilai bobot LQ yaitu, apabila nilai LQ1 maka diberi bobot 3; apabila nilai 0,8 ≤ LQ ≤ 0,99 diberi bobot 2; dan apabila LQ 0,8 diberi bobot 1. Ketentuan untuk nilai trend yaitu apabila trend mengalami peningkatan maka diberi bobot 3; apabila trend tetap maka diberi bobot 2; dan apabila trend mengalami penurunan maka diberi bobot 1. Tabel 18 Penilaian total bobot LQ di Kabupaten Cirebon Tahun 2005-2009 No Tahun Nilai bobot LQ Nilai bobot trend Total bobot Komoditas Jenis Ikan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Lidah 3 1 3 1 2 1 11 Netral 2 Beloso 3 1 1 3 1 1 10 Non unggulan 3 Sebelah 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 4 Gulamah 1 1 1 1 1 3 8 Non unggulan 5 Biji nangka 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 6 Tenggiri papan 1 1 1 3 3 3 12 Netral 7 Peperek 2 1 1 1 1 1 7 Non unggulan 8 Manyung 1 1 1 3 1 3 10 Non unggulan 9 Kakap putih 1 1 1 2 3 3 11 Netral 10 Julung-julung 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 11 Kembung 3 1 1 1 3 3 12 Netral 12 Selar 1 1 1 1 1 3 8 Non unggulan 13 Udang Windu 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 14 Rajungan 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 15 Kerang darah 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 16 Gurita 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 17 Udang Dogol 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan 18 Udang Krosok 1 1 3 3 3 3 14 Unggulan Sumber: Data Diolah, 2010 Kecenderungan LQ komoditas unggulan hasil tangkapan dapat dilihat pada Lampiran 6. Jadi, berdasarkan Tabel 18 mengenai pembobotan nilai LQ, menunjukkan bahwa ada komoditas unggulan, komoditas non unggulan, dan komoditas netral. Menentukan jenis ikan kedalam kelompok komoditas unggulan, non unggulan, dan netral dengan menentukan selang kelas dari jumlah jenis ikan tersebut Lampiran 7. Sel ang kelas untuk komoditas unggulan nilai ≥ 14, komoditas netral nilai 11-13 dan komoditas non unggulan rentangnya dari 8-10. Berdasarkan nilai pada selang tersebut ikan yang termasuk kedalam komoditas unggulan terdiri dari ikan sebelah, ikan biji nangka, ikan julung-julung, udang windu, udang krosok, udang dogol, rajungan, kerang darah dan gurita. Ikan-ikan tersebut mayoritas ditangkap dengan menggunakan alat tangkap dogol dan jaring insang tetap.

5.6 Produktivitas Unit Penangkapan Ikan Kabupaten Cirebon