Metode Pengambilan Sampel Batasan Konsep Pengukuran

time series lima tahun terakhir yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja tidak secara acak. Pemilihan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuisioner. Adapun cara pengambilan sampel ini adalah dengan memilih sub kelompok dari populasi yang sedemikian rupa, sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang mewakili dengan sifat- sifat populasi berdasarkan pengalaman Singarimbun dan Effendi, 1989. Jumlah responden yang diwawancara berjumlah 20 orang yang terdiri atas: Kepala Seksi Dinas Kabupaten Cirebon 2 orang, Kepala UPT PPPPPI Kabupaten Cirebon 3 orang, Staf Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon 2 orang dan 13 orang nelayan mewakili beberapa alat tangkap yang dominan di PPPPPI Kabupaten Cirebon diantaranya PPP Bondet Cirebon Utara dengan jumlah nelayan 4 orang, PPI Mundu Pesisir dengan jumlah nelayan 4 orang jenis alat tangkap payang ampera dan PPI Gebang Mekar dengan jumlah nelayan 5 orang jenis alat tangkap dogol.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses-proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi dan keragaan pembangunan subsektor perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon. Beberapa analisis yang berkaitan dengan tujuan penelitian peranan dan dampak subsektor perikanan tangkap terhadap ekonomi wilayah di Kabupaten Cirebon.

3.5.1 Analisis shift share

Menurut Firdaus 2007 analisis ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB. Model matematikanya sebagai berikut: dimana: Ki : Besarnya kontribusi pada tahun i Vi : PDRB sektor perikanan pada tahun i Pi : Total PDRB pada tahun i

3.5.2 Analisis location quotient LQ

Analisis location quotient LQ digunakan untuk mengetahui besarnya peranan sektor perikanan dalam menunjang pembangunan wilayah tertentu. Peranan tersebut merupakan kontribusi dari sektor perikanan terhadap pertumbuhan wilayah, dimana dalam metode yang digunakan tersebut kontribusi perikanan berupa kemampuan perikanan dalam penyerapan tenaga kerja. Besar kecilnya peranan sektor perikanan dilihat dari perikanan tersebut sebagai sektor basis atau non basis Kadariah, 1985. Budiharsono 2001 menyatakan bahwa metode location quotient LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor perikanan pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan sektor perikanan pada tingkat kabupaten terhadap pendapatan kabupaten. Hal tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: dimana : vi : pendapatan subsektor perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon vt : total pendapatan sektor perikanan di Kabupaten Cirebon Vi : pendapatan subsektor perikanan tangkap di Provinsi Jawa Barat Vt : total pendapatan sektor perikanan di Provinsi Jawa Barat

3.5.3 Analisis dampak subsektor perikanan tangkap

Setiap peningkatan yang terjadi pada kegiatan basis akan menimbulkan efek pengganda Multiplier Effect pada perekonomian wilayah secara keseluruhan. Menurut Glasson 1977 multiplier effect jangka pendek dalam hal ini dihitung berdasarkan nilai perubahan yang terjadi berdasarkan indikator pendapatan wilayah dan dapat dilihat dalam rumus : dimana: MSy : Koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan ∆Y : Perubahan Pendapatan Wilayah Kabupaten ∆Yb : Perubahan Pendapatan sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Perhitungan multiplier effect berdasarkan indikator tenaga kerja dirumuskan : dimana : MSe : Koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja ∆E : Perubahan tenaga kerja Kabupaten ∆Eb : Perubahan tenaga kerja sektor perikanan Kabupaten

3.5.4 Analisis komoditas unggulan

Budiharsono 2001, menyatakan bahwa untuk dapat menentukan jenis ikan unggulan yang dijadikan prioritas pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon, dibuat matrik dari pendekatan location quotient LQ. Secara lebih operasional LQ didefinisikan sebagai rasio presentase dari total aktivitas perikanan tangkap pada sub wilayah ke-I terhadap presentasi aktivitas total terhadap wilayah yang diamati. Model matematikanya sebagai berikut: dimana: LQ : Location Quotient Qi : produksi ikan jenis ke-i Provinsi Jawa Barat Qt : produksi total perikanan tangkap Provinsi Jawa Barat qi : produksi jenis ke-i Kabupaten Cirebon qt : produksi total perikanan tangkap Kabupaten Cirebon Pendekatan adanya pemusatan produksi perikanan tangkap dengan LQ dibedakan dalam dua kelompok, kelompok-kelompok tersebut masing-masing terdiri atas 3 kriteria dan 2 kriteria. Kelompok pertama dilihat dari nilai perhitungan LQ itu sendiri, yaitu terpusat LQ0, mendekati terpusat LQ=0,8 sampai 0,99 dan tidak terpusat LQ1. Masing-masing kelompok secara berurutan diberi bobot 3 apabila nilai LQ mengalami pertumbuhan yang meningkat, nilai LQ yang mengalami pertumbuhan tetap diberi bobot 2, dan apabila nilai LQ yang mengalami pertumbuhan menurun diberi bobot 1. Dari ketiga hasil pembobotan LQ tersebut, selanjutnya menentukan kecenderungan nilai LQ dengan nilai bobot trend LQ. Bobot trend LQ yang meningkat diberi nilai 3, bobot trend LQ tetap diberi nilai 2, dan bobot trend menurun diberi nilai 1. Berdasarkan penjumlahan kedua nilai bobot tersebut selanjutnya menghitung lebar kelas dengan mengurangi nilai total bobot tertinggi dikurangi nilai bobot total terendah kemudian dibagi dengan banyaknya kelas yaitu 14-73. Menentukan selang selang kelas dengan mengetahui selang atas dan selang bawah, selang kelas komoditas unggulan yaitu ≥14, komoditas netral selang kelasnya yaitu 11-13, dan komoditas non unggulan selang kelasnya yaitu 8-10. Komoditas unggulan merupakan hasil tangkapan unggulan dan dijadikan prioritas untuk pengembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon.

3.5.5 Produktivitas perikanan tangkap

Analisis yang dilakukan terhadap sektor perikanan tangkap yaitu dengan menghitung produktivitas unit penangkapan ikan. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan Ravianto J, 1986. Produktivitas dihitung dengan menggunakan data sekunder. Menurut Hermawan 2007, rumus yang digunakan untuk mengetahui produktivitas per trip dan produktivitas per unit yaitu:

3.6 Batasan Konsep Pengukuran

Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan konsep yang penting antara lain: 1 Penelitian ini menganalisis subsektor perikanan tangkap; 2 Peranan subsektor perikanan tangkap dalam pembangunan adalah kedudukan subsektor perikanan tangkap dalam pembangunan wilayah yang diukur berdasarkan indikator penadapatan wilayah; 3 Sektor basis perikanan tangkap adalah perbadingan relatif kemampuan subsektor perikanan tangkap pada wilayah penelitian dibandingkan dengan wilayah administrasi di atasnya Provinsi serta subsektor perikanan tangkap mampu memenuhi kebutuhan komoditas perikanan Kabupaten Cirebon dan mengekspor ke luar Kabupatn Cirebon; 4 PDRB adalah pendapatan total suatu wilayah dari seluruh kegiatan perekonomian selama setahun. PDRB yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PDRB harga Konstan Lampiran 1, sedangkan PRDB harga berlaku Lampiran 2; 5 Kesempatan kerja subsektor perikanan tangkap adalah jumlah angkatan kerja subsektor perikanan tangkap; 6 Efek pengganda pendapatantenaga kerja adalah koefisien yang menunjukkan kemampuan setiap peningkatan pendapatantenaga kerja dalam wilayah terhadap pertumbuhan wilayah pendapatantenaga kerja yang bersangkutan; dan 7 Keragaan perikanan tangkap adalah produktivitas perikanan tangkap yang terkait dalam unit penangkapan ikan, dimana dalam suatu kegiatan perikanan terdapat kapal, alat tangkap dan nelayan yang menjadi indikator keberhasilan suatu perikanan tangkap layak untuk dikembangkan. 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon