Jumlah Benur X1 Pupuk Urea X2 Obat-obatan X3 Saponin X4 Jumlah benur X1 Pupuk urea X2

39 n = jumlah variabel. k = jumlah data. Jika H ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas Y, dan jika terima H maka variabel bebas X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas Y. Apabila tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat dari nilai P, dengan kriteria sebagai berikut: P value 2 , maka tolak H . P value 2 , maka terima H . Jika nilai P value 2 , maka variabel bebas X berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas Y, sedangkan jika nilai P value 2 , maka variabel bebas X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas Y.

4.4.8 Hipotesis 1.

Hipotesis Fungsi Produktivitas Rata-Rata Hipotesis ini digunakan sebagai pertimbangan bahwa semua faktor produksi yang ada berpengaruh positif terhadap rata-rata hasil produksi udang windu. Penjelasan hipotesis ini, antara lain :

a. Jumlah Benur X1

Benur atau benih udang merupakan faktor produksi yang juga penting untuk diperhatikan. Jumlah benur yang ditebar dalam tambak mempengaruhi hasil produksi. Padat tebar benur pada tiap tambak berbeda-beda tergantung pada dua hal, yaitu luasan yang dimiliki oleh petambak dan teknologi apa yang digunakan. Dalam konsep penggunaan teknologi secara tradisional, jumlah benur yang optimal untuk ditebar adalah 20.000-50.000 benurha. Jika 1 0 artinya semakin banyak benur yang digunakan dalam proses produksi maka rata-rata hasil produksi udang windu akan meningkat.

b. Pupuk Urea X2

Pupuk urea adalah input yang digunakan petambak untuk menumbuhkan pakan alami dan menjernihkan pH air yang ada di lingkungan tambak. Jika 2 0 artinya semakin banyak pupuk urea yang digunakan dalam proses 40 produksi maka rata-rata hasil produksi udang windu akan semakin meningkat.

c. Obat-obatan X3

Obat-obatan yang sering digunakan oleh sebagian besar petambak yang ada di Desa Pusakajaya Utara adalah jenis lodan. Manfaat pemakaian obat- obatan ini adalah untuk memperkuat daya tahan tubuh udang dengan lingkungan tambak yang sudah mulai mengalami ketidakseimbangan. Jika 3 0 artinya semakin banyak obat-obatan yang digunakan dalam proses produksi maka rata-rata hasil produksi udang windu akan meningkat.

d. Saponin X4

Saponin bermanfaat untuk membunuh hama-hama yang ada di dalam tambak, agar tidak mengganggu perkembangan dari udang windu yang sedang dibudidayakan. Jika 4 0 artinya semakin banyak saponin yang digunakan dalam proses produksi maka rata-rata hasil produksi udang windu akan meningkat.

e. Tenaga kerja X5

Tenaga kerja penting dibutuhkan dalam kegiatan ini, mulai dari persiapan hingga panen. Tenaga kerja ini dibagi menjadi 2, yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Rata-rata dalam proses persiapan membutuhkan tenaga kerja yang tidak begitu banyak karena lahan yang dimiliki oleh petambak juga tidak terlalu besar. Saat budidaya berlangsung, biasanya hanya dikerjakan oleh 1 orang saja karena lebih mudah dalam mengontrol keadaan udang yang sedang dibudidaya. Sedangkan saat panen, jumlah tenaga kerja bertambah banyak hingga bisa mencapai lebih dari 5 orang. Hal ini disebabkan karena panen harus dikerjakan secara cepat agar bisa menghasilkan udang windu yang segar. Jika 5 0 artinya semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi maka rata-rata hasil produksi udang windu akan meningkat. 41

2. Hipotesis Fungsi Produksi Variance

Hipotesis ini digunakan sebagai pertimbangan bahwa semua faktor produksi yang ada berpengaruh positif terhadap variasi hasil produksi udang windu. Penjelasan hipotesis ini, yaitu : 1, 2, 3, 4, 5 0, artinya semakin banyak benur X1, pupuk urea X2, obat-obatan X3, saponin X4 dan tenaga kerja X5 maka variasi hasil atau risiko produktivitas udang windu akan semakin meningkat.

4.4.9 Definisi Operasional a.

Produksi Y Produksi adalah jumlah total dari keseluruhan hasil panen udang windu yang diukur dengan satuan kilogram per siklus. Dalam satu tahun terdapat dua siklus penanaman yang masing-masing siklus terdiri dari enam bulan.

b. Jumlah benur X1

Jumlah benur yang digunakan diukur dalam satuan ekor benur per hektar. Sebagian besar petambak menggunakan satuan laksa. Jika dikonversi 1 laksa sama dengan 10.000 ekor.

c. Pupuk urea X2

Pupuk urea digunakan oleh para petambak untuk meningkatkan jumlah pakan alami yang ada di tambak. Pupuk urea diukur dalam satuan kilogram kg.

d. Obat-obatan X3