Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup

11 1. Bagaimana sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh para petambak udang windu di Desa Pusakajaya Utara, Kabupaten Karawang? 2. Bagaimana faktor-faktor dalam kegiatan budidaya udang windu dapat mempengaruhi risiko dalam produktivitas udang windu bila dikaitkan dengan fungsi produktivitas rata-rata dan variance yang dihadapi petambak di Desa Pusakajaya Utara, Kabupaten Karawang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Identifikasi sumber-sumber risiko. 2. Menganalisis faktor-faktor dalam kegiatan budidaya udang windu dilihat dari tingkat produktivitasnya dan dikaitkan dengan fungsi produktivitas rata-rata dan variance secara signifikan pada komoditas udang windu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup berharga dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, diantaranya : 1. Bagi petambak udang, hasil kajian yang dilakukan dapat digunakan sebagai literatur untuk meminimalkan risiko, memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha udang windu dalam tambak tradisional agar dapat meningkatkan hasil produksi yang berdampak pada keuntungan yang diterima oleh petambak di Desa Pustakajaya Utara, Kabupaten Karawang. 2. Bagi penulis, sebagai sarana dalam peningkatan kompetensi diri, baik dalam pengetahuan dan keterampilan dalam hal menganalisis potensi dan permasalahan yang terdapat dalam sektor perikanan khususnya budidaya tambak tradisional. 3. Bagi institusi, sebagai literatur dan informasi mengenai analisis risiko produksi serta faktor-faktornya yang mempengaruhi kegiatan para petambak tradisional udang windu Penaeus monodon di Desa Pustakajaya Utara, Kabupaten Karawang. 12

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini difokuskan pada Analisis Risiko Faktor-Faktor Produktivitas Udang Windu Penaeus monodon pada Petambak Tradisional di Desa Pusakajaya Utara Kabupaten Karawang dengan ruang lingkup penelitian, antara lain : 1. Menganalisis faktor-faktor produktivitas pada usaha budidaya udang windu secara tradisional. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dialami pada usaha budidaya. 13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prospek Perikanan Di Indonesia

Sektor perikanan di Indonesia masih dipandang memiliki prospek yang cerah untuk terus dikembangkan karena potensi yang dimiliki tidak hanya dari luasan lahan, melainkan dari produk perikanan yang cukup beragam serta dapat memberikan nilai tambah bagi negara maupun pembudidayanya. Salah satu dari tiga komoditas program revitalisasi perikanan yang dilakukan pemerintah adalah udang windu. Udang windu merupakan komoditas asli Indonesia yang mengalami kelangkaan pada waktu-waktu tertentu karena semakin maraknya penangkapan yang dilakukan di alam. Kelangkaan tersebut membuat semakin menipisnya pasokan udang di alam sehingga harga di pasaran melambung tinggi. Hal inilah yang mendasari untuk digalakkannya usaha budidaya udang dengan tujuan agar produksi udang windu tidak mengalami penurunan yang signifikan serta menjadi tumpuan dalam meningkatkan devisa ekspor. Panjang pantai Indonesia yang mencapai 81.000 km 2 pada tahun 2004 serta luas tambak yang mencapai 960.000 ha, memiliki tiap arti setiap satu km panjang pantai rata-rata memiliki luas tambak 11,9 persen. Mempertimbangkan bahwa, bumi tempat kita bernaung ini dianugrahi dengan 3 persen air tawar, maka secara kasar Indonesia dapat membuat tambak seluas 1.215.000 ha atau 15 ha setiap km panjang pantai. Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Filipina masih mendominasi sebagai produsen di wilayah ini. Peningkatan volume produksi di Indonesia memberikan peluang yang besar bagi masyarakat petambak untuk dapat terus meningkatkan kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Penelitian Zulkarnaini 2010 menjelaskan bahwa sebagian besar petambak udang windu khususnya di wilayah Kabupaten Karawang masih menggunakan sistem tradisional ekstensif yang dibangun pada lahan pasang surut dekat rawa hutan bakau atau mangrove. Kabupaten karawang sendiri dapat menyumbang sekitar 60 persen hasil perikanan, khususnya perikanan tambak. Selain itu, udang windu juga menjadi salah satu komoditas dengan permintaan yang tinggi untuk pemenuhan permintaan pada usaha horeka hotel, restoran dan kafe di wilayah Jabodetabek. Dalam peningkatan produksi juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan mangkrak idle yang ada di wilayah setempat. Pemanfaatan tersebut bertujuan