Udang windu Latar Belakang

6 nila, rumput laut dan beberapa ikan-ikan lain dalam meningkatkan produksi perikanan tambak di Kabupaten Karawang. Adapun produksi ikan tambak berdasarkan jenisnya Tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Produksi Ikan Di Tambak Berdasarkan Jenis Ikan Tahun 2007-2010 di Kabupaten Karawang No. Jenis Ikan Jumlah ton 2007 2008 2009 2010 1. Bandeng 28.159,10 15.514,63 15.980,07 17.038,27 2. Mujaer 1.140,30 4.140,30 4.246,27 4.320,54 3. Blanak 22,40 2.249,90 2.317,38 2.402,08

4. Udang windu

1.430,70 5.415,90 5.578,37 3.481,43 Jumlah 30.752,50 27.320,73 28.122,09 27.242,32 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang, 2011 Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa produksi udang windu mengalami peningkatan yang cukup tajam di tahun 2008 mencapai tiga kali lipat dari tahun 2007. Peningkatan jumlah produksi disebabkan oleh bebarapa hal salah satunya adalah pemanfaatan lahan tambak yang digunakan untuk membudiayakan udang windu sebagai komoditi unggulan di Kabupaten Karawang. Selain itu, keadaan atau lingkungan yang baik juga mempengaruhi kehidupan udang windu. Penurunan yang signifikan di tahun 2010 mencapai 2.096,94 ton, dimana hasil yang didapat pada tahun 2009 sebesar 5.578,37 ton. Beberapa jenis ikan tambak lainnya mengalami kenaikan tiap tahunnya, kecuali bandeng telah mengalami penurunan produksi di tahun 2008. Penurunan produksi udang windu di tahun 2010 diduga karena lingkungan sekitar tambak yang sudah tidak lagi memenuhi kriteria, khususnya air laut yang tercemar oleh bahan-bahan kimia berbahaya sehingga berakibat pada jumlah udang alam yang semakin menipis. Penurunan produksi udang windu juga bisa disebabkan oleh merambahnya virus white spot atau bintik putih ke areal tambak sehingga menurunkan kualitas lingkungan tambak sebagai media tumbuh kembang udang, lahan tambak yang sudah tidak produktif membuat semakin menyempitnya lahan untuk budidaya, abrasi setiap tahun yang membuat lahan tambak tertutup oleh air laut, beralihnya udang windu ke komoditi lain yang 7 dinilai dapat meningkatkan pendapatan para petambak seperti udang vanname, bandeng, kepiting dan beberapa jenis ikan lainnya seperti ikan nila dan ikan mas. Kabupaten Karawang yang menjadi sentral perikanan khususnya udang windu mengalami kemunduran pada beberapa periode yang lalu. Untuk dapat meningkatkan produksinya, para petambak melakukan berbagai macam cara untuk dapat mempertahankan komoditas yang dibudidayakan. Berdasarkan data yang ada, produksi perikanan budidaya pembesaran tambak pada kuartal 1 sampai kuartal 4 tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Produksi Perikanan Budidaya Pembesaran Tambak Kuartal 1-4 Tahun 2008 Kabupaten Karawang No Komoditas Kuartal dalam ton 1 2 3 4 1. Udang windu 530,40 1.479,20 1.589,40 1.665,20 2. Udang putih 257,80 695,70 699,70 772 3. Udang api-api 348 864,50 864,70 1.109,90 4. Udang vanname - - - - Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, 2010 Dalam satu kuartal tahun 2008, udang windu masih memegang peranan pertama sebagai salah satu komoditas yang paling besar diproduksi dalam tambak. Hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi tiap kuartalnya. Peningkatan ini didasari bahwa udang windu masih menjadi primadona bagi para petambak di Kabupaten Karawang. Adapun Nilai produksi perikanan budidaya pembesaran tambak kuartal 1-4 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai Produksi Perikanan Budidaya Pembesaran Tambak Kuartal 1 Kuartal 4 Tahun 2008 Kabupaten Karawang No Komoditas Kuartal satuan Rp 1.000 1 2 3 4 1. Udang windu 31.824.000 88.752.000 95.364.000 99.912.000 2. Udang putih 6.702.800 19.479.600 19.591.600 21.616.000 3. Udang api-api 6.960.000 17.290.000 17.294.000 22.198.000 4. Udang vanname - - - - Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, 2010 8 Udang memiliki kandungan protein yang dapat dikategorikan sebagai protein lengkap karena kadar asam amino yang tinggi. Dalam 100 gram udang mentah mengandung 20,3 gram protein untuk memenuhi kebutuhan protein sebesar 41 persen. Adapun kandungan asam amino yang baik untuk tubuh dalam 100 gram udang Lampiran 8 sedangkan untuk dapat melihat kandungan udang windu yang tertinggi berturut-turut sesuai dengan persentase kebutuhan harian daily value Lampiran 9. Desa Pusakajaya Utara merupakan salah satu desa yang berada dalam lingkup Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang yang memiliki luas sebesar 9.111.140 m 2 serta potensi yang cukup besar terhadap komoditas udang, khususnya udang windu. Sebagian besar masyarakatnya membudidayakan udang windu secara tradisional dalam tambak. Komoditas udang windu masih menjadi produk unggulan karena selain memiliki bentuk yang bisa mencapai size 15 1 kg = 15 ekor, harga jual tinggi, serta udang windu juga masih menjadi incaran pasar di dalam maupun luar negeri. Di dalam persaingan yang semakin ketat, para petambak udang windu di desa ini masih tetap mengusahakan udang windu sebagai produk andalan karena dinilai memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan jenis ikan tambak lainnya. Penelitian mengenai Analisis Risiko Faktor-Faktor Produktivitas Udang Windu Penaeus monodon pada Petambak Tradisional di Desa Pusakajaya Utara Kabupaten Karawang penting dilakukan karena untuk melihat kondisi nyata petambak udang windu tradisional di Desa Pusakajaya Utara sehingga para petambak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha di bidang budidaya udang windu sehingga dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi. Selain itu, dapat memberikan masukan serta saran yang berguna ke depannya.

1.2 Perumusan Masalah