Benur X1 Analisis Faktor-Faktor Pada Fungsi Produktivitas Rata-Rata Mean Production Funtion Udang Windu

61 Tabel 22. Hasil Pendugaan Persamaan Fungsi Produktivitas Rata-Rata Desa Pusakajaya Utara, Kabupaten Karawang 2010 Variabel Koefisien Std. Error z-Statistic Peluang Fungsi Produktivitas Rata-Rata Benur X1 0.377569 0.137536 2.745243 0.0060 Pupuk Urea X2 -0.056834 0.181029 -0.313949 0.7536 Obat-obatan X3 0.061616 0.070852 0.869633 0.3845 Saponin X4 0.232836 0.113986 2.042683 0.0411 Tenaga Kerja X5 0.773777 0.236146 3.276685 0.0011 Konstanta -4.358507 0.890680 -4.893460 0.0000

1. Benur X1

Benur merupakan hal yang penting dibutuhkan dalam budidaya udang windu. Jumlah penebaran benur yang dilakukan tiap petambak berbeda-beda tergantung dari kemampuan petambak dan luasan lahan yang dimiliki. Benur yang diperoleh berasal dari Eretan Indramayu dengan osla berumur minimal 7 hari. Penggunaan osla minimal 7 hari dikarenakan daya tahan tubuh udang sudah cukup baik bila ditebar langsung ke dalam tambak. Padat tebar benur juga mempengaruhi tingkat kehidupan yang akan berpengaruh pada produktivitas udang karena dilihat dari sistem budidaya yang masih tradisional tanpa menggunakan pakan tambahan hanya pakan alami saja yang dipakai. Padat tebar udang windu dibawah rata-rata 5 ekor per m 2 . Tingkat salinitas atau kadar garam yang ada di tempat asal dan lingkungan tambak tidak jauh berbeda, maksimal perbedaan tingkat salinitasnya adalah 5 ppt. Berdasarkan hasil dugaan parameter koefisien benur menunjukkan tanda positif yang artinya semakin banyak benur yang ditebar dalam proses produksi maka rata-rata hasil produksi udang windu akan meningkat. Hasil koefisiennya sebesar 0,377 yang memiliki arti bahwa bila benur ditambah sebesar satu persen maka akan meningkatkan produktivitas udang windu sebesar 0,377 persen cateris paribus. Hasil pendugaan parameter pada persamaan fungsi produktivitas rata- rata menunjukkan dibawah satu persen. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan benur berpengaruh signifikan terhadap tingkat produktivitas udang windu. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa rata-rata luasan lahan yang dimiliki oleh petambak udang windu tradisional mulai dari 0,5 ha 62 sampai 3 ha, dimana jumlah benur yang ditebar minimal 1 laksa atau sama dengan 10.000 ekor benur per ha.

2. Pupuk Urea X2