Larva Udang Artemia salina

senyawa bioaktif selalu bersifat toksik jika diberikan pada dosis yang tinggi dan menjadi obat pada dosis rendah. Oleh karena itu daya bunuh in vivo dari senyawa dapat digunakan untuk menapis ekstrak tumbuhan yang mempunyai bioaktivitas. Salah satu organisme yang sangat sesuai untuk uji tersebut adalah larva udang atau úû ü em ia sa lin a . úû ü em ia merupakan kelompok udang-udangan dari p h ylu m úû ü h ro p o d a . Mereka berkerabat dekat dengan zooplankton lain seperti co p ep o d e dan d a p h n ia kutu air. úû ü em ia hidup di danau-danau garam berair asin yang ada diseluruh dunia. Udang ini toleran terhadap selang salinitas yang sangat luas, mulai dari hampir tawar hingga jenuh garam. Secara alamiah salinitas danau dimana mereka hidup sangat bervariasi, tergantung pada jumlah hujan dan penguapan yang terjadi. Apabila konsentrasi garam kurang dari 6 telur úû ü em ia akan tenggelam sehingga telur tidak bisa menetas, hal ini biasanya terjadi apabila air tawar banyak masuk ke dalam danau dimusim penghujan. Sedangkan apabila konsentrasi garam lebih dari 25 telur akan tetap berada dalam kondisi tersuspensi, sehingga dapat menetas dengan normal. Metode uji ý û þ n e ÿ û þ m p Lethality Test Uji BSLT ini menggunakan larva Artemia salina. Kemampuan bioaktivitas diketahui berdasarkan jumlah kematian larva udang akibat pemberian ekstrak. Ekstrak bersifat sitotoksik bila harga LC50- nya 1000 ppm Meyer et al. 1982. Metode ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, waktu pelaksanaan cepat, biaya relatif murah, pengerjaan sederhana, tidak memerlukan teknik aseptik, tidak memerlukan peralatan khusus, menggunakan sampel dalam jumlah relatif sedikit dan tidak memerlukan serum hewan seperti pada uji sitotoksik Meyer, et al. 1982. Hasil bioassay terhadap senyawa-senyawa tersebut menggunakan udang Artemia salina menunjukkan sifat sitotoksik yang tinggi Ersam, et al. 2003. Artemia salina Leach merupakan hewan coba yang digunakan untuk praskrining aktivitas antikanker di National Cancer Institute, Amerika Serikat Meyer, et al. 1982.

D. Limfosit Dalam Sistem Imun

Limfosit adalah sel darah putih leukosit yang mampu menghasilkan respon imun spesifik terhadap berbagai jenis antigen yang berbeda. Limfosit leukosit berukuran kecil, berbentuk bulat diameter 7-15 m, banyaknya 20- 25 dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh dan banyak terdapat pada organ limfoid seperti limpa, kelenjar limfe dan timus. Terdapat dua kelas leukosit yaitu, yang mengandung granula dalam sitoplasmanya granulosit dan agranulosit yang tidak mengandung granula Ganong, 1990. Limfosit merupakan sel kunci dalam proses respons imun spesifik, mengenali antigen melalui reseptor antigen dan mampu membedakannya dari komponen tubuhnya sendiri Kuby, 1992. Darah adalah suspensi yang terdiri dari elemen-elemen atau sel-sel, dan plasma yaitu larutan yang mengandung berbagai molekul organik dan anorganik. Ada tiga grup sel darah, yaitu sel darah merah RBC atau eritrosit, sel darah putih WBC atau leukosit yang terdapat kurang dari 1 volume total darah, dan butir pembeku platelets atau trombosit. Sistem imun merupakan sistem interaktif kompleks dari beragam jenis sel imunokompeten yang bekerjasama dalam proses identifikasi dan eliminasi mikroorganisme patogen dan zat-zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Sistem imun dibedakan dalam dua kelas yaitu sistem imun non spesifik dan spesifik. Respon imun non spesifik timbul sebagai reaksi terhadap mikroorganisme patogen dan zat asing lainnya melalui fagositosis dan monosit makrofag, barier kimia melalui sekresi internal dan eksternal, lisozim dalam mukus jaringan, air mata, laktoperoksidase dalam saliva, protein darah, interferon, sistem kinin dan komplemen, dan sel Natural Killer NK Parslow dan Bainton, 1992. Sistem imun spesifik meliputi sistem imun seluler dan humoral. Sistem imun seluler memberikan pertahanan terhadap serangan mikroorganisme intra dan ekstraseluler melalui sekresi limfokin seperti interferon dan interleukin. Sedangkan sistem imun humoral memberi pertahanan melalui produksi antibodi terhadap antigen spesifik Roitt dan Delves, 2001.

1. Sel Limfosit

Semua sel darah limfosit, granulosit, eritrosit dan megakariosit berasal dari sejenis sel stem cell dalam sumsum tulang. Sebagian dari sel-sel limfosit yang baru terbentuk dari stem cells akan mengalir menuju kelenjar timus.