Gambar 17. Komposisi dan konsentrasi senyawa-senyawa oligomer dalam berbagai hidrolisat. FBS 0,00856j = Hasil reaksi enzim filtrat
bebas sel dengan konsentrasi 0.0085, AS 0,008512j = Hasil reaksi enzim hasil
dengan pemekatan
amonium sulfat dengan
konsentrasi 0.0085, EM 0,008512j = Hasil reaksi enzim murni dengan konsentrasi 0.0085
Hasil analisis komposisi senyawa-senyawa oligomer dari beberapa hidrolisat pada Gambar 17 menunjukkan bahwa hanya hidrolisat enzim murni 12
jam yang memiliki komposisi monomer sampai pentamer, sedangkan FBS 6 jam hanya memiliki komposisi monomer sampai tetramer, tetapi dengan tingkat
tetramer yang tertinggi, sehingga disimpulkan hidrolisat reaksi enzimatik yang digunakan adalah yang banyak mengandung tetramer FBS 6 Jam dan pentamer
EM 12 Jam yang selanjutnya akan dibuktikan dengan uji lanjut bioaktivitas. Komposisi dan konsentrasi senyawa-senyawa oligomer yang berbeda-beda dapat
menjawab terjadinya perbedaan respon uji hayati berbagai hidrolisat pada pengujian proliferasi terhadap kultur sel limfosit dan sel kanker.
C. UJI TOKSISITAS DENGAN METODE BSLT
Senyawa yang diduga memiliki aktifitas anti kanker, harus di ujikan terlebih dahulu pada hewan percobaan. Metode
n e
m p
Lethality Test BSLT dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach sebagai hewan
uji merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800 2000
Monomer Dimer
K o
n se
n tr
a si
m g
m l
Gambar 17. Komposisi dan konsentrasi senyawa-senyawa oligomer dalam berbagai hidrolisat. FBS 0,00856j = Hasil reaksi enzim filtrat
bebas sel dengan konsentrasi 0.0085, AS 0,008512j = Hasil reaksi enzim hasil
dengan pemekatan
amonium sulfat dengan
konsentrasi 0.0085, EM 0,008512j = Hasil reaksi enzim murni dengan konsentrasi 0.0085
Hasil analisis komposisi senyawa-senyawa oligomer dari beberapa hidrolisat pada Gambar 17 menunjukkan bahwa hanya hidrolisat enzim murni 12
jam yang memiliki komposisi monomer sampai pentamer, sedangkan FBS 6 jam hanya memiliki komposisi monomer sampai tetramer, tetapi dengan tingkat
tetramer yang tertinggi, sehingga disimpulkan hidrolisat reaksi enzimatik yang digunakan adalah yang banyak mengandung tetramer FBS 6 Jam dan pentamer
EM 12 Jam yang selanjutnya akan dibuktikan dengan uji lanjut bioaktivitas. Komposisi dan konsentrasi senyawa-senyawa oligomer yang berbeda-beda dapat
menjawab terjadinya perbedaan respon uji hayati berbagai hidrolisat pada pengujian proliferasi terhadap kultur sel limfosit dan sel kanker.
C. UJI TOKSISITAS DENGAN METODE BSLT
Senyawa yang diduga memiliki aktifitas anti kanker, harus di ujikan terlebih dahulu pada hewan percobaan. Metode Brine Shrimp Lethality Test
BSLT dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach sebagai hewan uji merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian
Dimer Trimer
tetramer Pentamer
Unit senyawa oligomer
AS 0.0085 FBS 0.0085
EM 0.0085
Gambar 17. Komposisi dan konsentrasi senyawa-senyawa oligomer dalam berbagai hidrolisat. FBS 0,00856j = Hasil reaksi enzim filtrat
bebas sel dengan konsentrasi 0.0085, AS 0,008512j = Hasil reaksi enzim hasil
dengan pemekatan
amonium sulfat dengan
konsentrasi 0.0085, EM 0,008512j = Hasil reaksi enzim murni dengan konsentrasi 0.0085
Hasil analisis komposisi senyawa-senyawa oligomer dari beberapa hidrolisat pada Gambar 17 menunjukkan bahwa hanya hidrolisat enzim murni 12
jam yang memiliki komposisi monomer sampai pentamer, sedangkan FBS 6 jam hanya memiliki komposisi monomer sampai tetramer, tetapi dengan tingkat
tetramer yang tertinggi, sehingga disimpulkan hidrolisat reaksi enzimatik yang digunakan adalah yang banyak mengandung tetramer FBS 6 Jam dan pentamer
EM 12 Jam yang selanjutnya akan dibuktikan dengan uji lanjut bioaktivitas. Komposisi dan konsentrasi senyawa-senyawa oligomer yang berbeda-beda dapat
menjawab terjadinya perbedaan respon uji hayati berbagai hidrolisat pada pengujian proliferasi terhadap kultur sel limfosit dan sel kanker.
C. UJI TOKSISITAS DENGAN METODE BSLT
Senyawa yang diduga memiliki aktifitas anti kanker, harus di ujikan terlebih dahulu pada hewan percobaan. Metode Brine Shrimp Lethality Test
BSLT dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach sebagai hewan uji merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian
AS 0.0085 FBS 0.0085
EM 0.0085
senyawa anti kanker baru yang berasal dari tanaman. Hasil uji toksisitas dengan metode ini telah terbukti memiliki korelasi dengan daya sitotoksis senyawa anti
kanker. Lebih dari itu uji larva udang ini juga digunakan untuk praskrining terhadap senyawa-senyawa yang diduga berkhasiat sebagai antitumor. Dengan
kata lain, uji ini mempunyai korelasi yang positif dengan potensinya sebagai antikanker Anderson, 1991.
Uji BSLT digunakan sebagai uji permulaan untuk mengetahui aktivitas dari suatu zat atau senyawa yang terkandung dalam suatu ekstrak atau suatu isolat
murni. Pada percobaan dibuat triplo agar didapat data statistik yang baik sehingga dapat dihitung secara statistik dari data yang didapat.
Data hasil uji BSLT ekstrak hidrolisat oligomer kitin disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Data hasil uji BSLT ekstrak hidrolisat oligomer kitin Jenis
Ekstrak Konsentrasi
gml Log
Konsentrasi Persentase
mortalitas Probit
y LC
50
gml N-asetil
glukosamin 100
125 150
200 250
2 2.09
2.18 2.3
2.4 25
38.9 52.6
63.2 76.5
4.33 4.72
5.05 5.33
5.71 153
FBS 1 6J 100
125 150
200 250
2 2.09
2.18 2.3
2.4 5.4
12.9 26.9
47.8 71.4
3.36 3.87
4.39 4.95
5.55 199
EM 1 12J 100
125 150
200 250
2 2.09
2.18 2.3
2.4 41.2
70 88
96.9 100
4.77 5.52
6.18 6.88
8.09 107
Tabel 4 di atas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi yang diujikan semakin banyak
QR
sa lin
a yang mati. Hasil uji toksisitas menggunakan ekstrak
oligomer kitin menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak akan menyebabkan semakin besarnya persentase kematian.
Berdasarkan persamaan regresi, maka diperoleh nilai koefisien korelasi R
2
masing-masing sebesar 0,989; 0,998; dan 0,985 artinya antara konsentrasi ekstrak dengan nilai mortalitas
QR
sa lin
a mempunyai hubungan yang sangat erat,