Kerangka Pemikiran Kinerja Penyaluran Kredit dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit (Studi Kasus pada Koperasi Kredit (CU) Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

4. Agunan disita pengadilan negeri lalu dilelang untuk membayar utang debitur. 5. Agunan dibeli bank untuk dijadikan asset bank.

3.4 Kerangka Pemikiran

CU Merdeka merupakan lembaga keuangan mikro yang memberikan kredit kepada anggotanya. Bagi koperasi ini anggota merupakan sumber potensi utama. Pelayanan yang lancar dan bermutu merupakan motif utama yang penting dalam koperasi. Apabila tingkat hubungan koperasi dengan anggotanya dapat diketahui untuk menciptakan kepuasan bagi anggotanya. Bila anggota sudah merasa puas dengan pelayanan koperasi, maka anggota akan tetap mempertahankan keanggotannya, atau timbul perasaan tidak ingin pindahkeluar ke koperasi lainnya Soedjono dkk 2000. Permasalahan yang dihadapi CU Merdeka saat ini adalah meningkatnya kredit macet yang sejalan dengan peningkatan permintaan kredit. Dengan meningkatnya kredit macet akan mengurangi modal yang dimiliki oleh CU Merdeka dan hal ini akan mempengaruhi pemberian kredit terhadap anggota. Apabila kredit macet dibiarkan akan membuat modal CU Merdeka menjadi beku dan menurun sehingga pendapatan yang diperoleh juga menurun yang seharusnya diperoleh dari hasil pemberian kredit. Untuk itu, pentingnya menganalisis kinerja penyaluran kredit dan meneliti kelancaran pengembalian kredit khususnya faktor- faktor yang mempengaruhinya. Pengembalian kredit dikatakan lancar apabila pembayaran angsuran dan bunga dilakukan tepat waktu sesuai dengan tanggal jatuh tempo pinjaman atau bayar lewat tanggal jatuh tempo pinjaman tetapi masih dalam bulan wajib bayar dan pelunasan kredit tidak mengalami penundaan berdasarkan perjanjian. Kredit yang digolongkan tidak lancar menunggak dalam pengembaliannya jika pembayaran angsuran dan bunga mengalami penundaan dari waktu yang ditetapkan. Secara umum, CU Merdeka menetapkan bahwa anggota pinjaman tidak lancar menunggak adalah nasabah yang mengembalikan pinjaman lewat dari bulan wajib sampai umur tunggakan empat bulan. Analisis kinerja penyaluran kredit yang dilakukan dilihat dari segi penyaluran kredit, ketelitian dan keakuratan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, informasi tentang kredit, kecepatan dan ketepatan karyawan dalam menanggapi masalah, pengawasan terhadap penyaluran kredit, kecepatan penyaluran kredit dan tingkat suku bunga. Penilaian kinerja penyaluran dilihat dari persepsi pengurus dan persepsi anggota. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit dan membedakan kelompok anggota yang tergolong lancar dan menunggak dalam pengembalian kredit tersebut diduga terdiri dari karakteristik personal yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status debitur dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Karakteristik usaha juga diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit meliputi jenis usaha, pengalaman usaha, dan total pendapatan per bulan. Selain itu, karakteristik kredit yaitu tujuan pinjaman, plafon pinjaman, pengalaman menerima kredit, dan jaminan kredit. Semua karakteristik yang sudah dipilih diperkirakan memiliki pengaruh nyata baik terhadap kinerja kredit dan kelancaran pengembalian kredit sehingga pihak CU perlu memperhatikan karakteristik anggota dalam menyetujui suatu permohonan kredit. Hasil analisis faktor-faktor dari semua karakteristik nasabah yang mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit tersebut diharapkan akan menghasilkan karakteristik anggota yang layak diberikan kredit dengan jumlah yang tepat dan memiliki peluang yang besar dalam mengembalikan pinjaman sebaik mungkin lancar. Hasil analisis diharapkan memberi implikasi manajerial bagi manajemen CU Merdeka pada masa yang akan datang. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5.

3.5 Hipotesis