c Total Pendapatan Per Bulan
Pendapatan Per Bulan yang diterima oleh anggota diduga mempengaruhi pengembalian kredit secara lancar. Pendapatan per bulan anggota diperoleh
setelah pendapatan kotor dikurangi biaya produksi dan biaya lainnya. Semakin tinggi pendapatan bersih maka semakin besar peluang anggota untuk membayar
kewajibannya. Dilihat dari responden pendapatan anggota berkisar dari enam ratus ribu sampai dengan tiga juta rupiah. Jumlah dan proporsi menurut
pendapatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan Proporsi menurut Pendapatan Per Bulan
Pendapatan Per Bulan Rp
Lancar Menunggak
Total
Jumlah Jumlah Jumlah
≤ 1.000.000 4
5 5
1.000.001-2.000.000 24 30
45 56.25
69 86.25
≥2.000.001 7 8.75
8.75
Total 35
43.75 45
56.25 80 100
Pendapatan bersih anggota yang menjadi responden dalam peneilitian ini didominasi pada kisaran satu juta rupiah sampai dengan dua juta rupiah. Seluruh
responden yang mengalami kredit macet memiliki pendapatan bersih berada pada pendapatan satu juta rupiah sampai dengan dua juta rupiah.
6.3.4 Perbandingan Karakteristik Kredit Responden
Ketegori kelancaran pengembalian kredit diidentifikasi karakteristik kreditnya berdasarkan nilai plafon kredit, tujuan kredit, pengalamanfrekuensi menerima
kredit dan nilai agunan kredit adalah sebagai berikut:
a Plafon Pinjaman
Plafon pinjaman adalah jumlah kredit yang diberikan oleh CU Merdeka sebagai kredit kepada anggota dalam bentuk mata uang rupiah. Nilai plafon
pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar nilai plafon yang diterima akan memperbesar beban
angsuran dan bunga yang harus dibayar sehingga menurunkan peluang pengembalian kredit secara lancar. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah dan
proporsi responden anggota lancar dan menunggak CU Merdeka menurut plafon pinjaman dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah dan Proporsi Menurut Plafon Pinjaman
Plafon Pinjaman Lancar
Menunggak Total
Jumlah Jumlah Jumlah
≤ 2.000.000 3
3.75 13
16.25 16
20 2.000.001 -4.000.000
12 15
15 18.75
27 33.75 4.000.001 - 10.000.000
12 15
13 16.25
25 31.25 ≥ 10.000.001
8 10
4 5
12 15
Total 35
43.75 45
56.25 80 100
Nilai plafon pinjaman yang diterima responden berkisar antara lima ratus ribu sampai dengan lima puluh juta rupiah. Proporsi tersebut mengindikasikan
bahwa CU Merdeka mengejar target realisasi kredit dengan menyalurkan kredit tersebut dengan memberikan plafon yang cukup besar. Proporsi terbesar anggota
lancar menerima kredit dengan plafon dua juta sampai dengan sepuluh juta rupiah dan sebagian anggota yang menunggak menerima kredit dengan plafon yang
tinggi mulai dari dua juta rupiah ke atas. Namun anggota yang menunggak juga memiliki proporsi yang besar dibawah plafon dua juta dibandingkan dengan
anggota kredit lancar.
b Tujuan Pinjaman
Tujuan pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Kredit yang digunakan sebagai modal usaha diharapkan
memiliki peluang lebih besar untuk melakukan pengembalian kredit lancar. Tujuan pinjaman yang memiliki proporsi paling besar yaitu pinjaman
produktif sebesar 62 persen dan sisanya adalah pinjaman kesejahteraan. Penurunan proporsi anggota lancar dan menunggak pada masing-masing tujuan
kredit menunjukkan tren yang sama pada anggota tersebut sangat berbeda. Jumlah dan proporsi menurut tujuan pinjaman dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah dan Proporsi menurut Tujuan Pinjaman
Tujuan Pinjaman Lancar
Menunggak Total
Jumlah Jumlah Jumlah
Pinjaman Produktif 19 23.75
43 53.75
62 77.5
Pinjaman Kesejahteraan 16
20 2
2.5 18
22.5
Total 35 43.75
45 56.25
80 100
c Frekuensi Pinjaman
Frekuensi pinjaman mengindikasikan bahwa semakin sering anggota meminjam maka debitur akan lebih memahami bagaimana pola kredit yang
diambil dan bagaimana menggunakannya. Frekuensi pinjaman diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Frekuensi pinjaman
responden berkisar antara satu sampai 13 kali. Frekuensi pinjaman responden berkisar antara satu sampai 13 kali
peminjaman di CU Merdeka. Proporsi terbesar dimiliki oleh responden tiga sampai enam kali yaitu sebesar 66,25 persen. Pada kelompok ini responden lancar
dan menunggak merupakan yang terbesar. Frekuensi pinjaman yang lebih tinggi juga memiliki responden lancar dan menunggak relatif sedikit. Jumlah dan
proporsi menurut frekuensi pinjaman dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah dan Proporsi menurut Frekuensi Pinjaman
Frekuensi Pinjaman
Lancar Menunggak
Total Jumlah Jumlah Jumlah
≤ 2 4
5 9
11.25 13
16.25 3 – 6
20 25
33 41.25
53 66.25
≥ 7 11
13.75 3
3.75 14
17.5
Total 35 43.75
45 56.25
80 100
d Nilai Jaminan
Jaminan merupakan jaminan tambahan yang disertakan anggota ketika melakukan pinjaman di CU Merdeka. Semakin tinggi nilai jaminan maka rasa
memiliki anggota terhadap jaminan tersebut akan semakin besar sehingga akan timbul rasa waspada yang lebih tinggi pada anggota tersebut. Jaminan dapat
berpindah status kepemilikan kepada CU Merdeka jika pengembaliannya tidak lancar. Hal ini mendorong anggota untuk mengembalikan kredit dengan lancar
sehingga nilai jaminan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Jumlah dan proporsi menurut nilai jaminan dapat dilihat
pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan Proporsi menurut Nilai Jaminan
Nilai Jaminan Lancar
Menunggak Total
Jumlah Jumlah Jumlah
≤1.000.000 8 10
23 28.75
31 38.75
1.000.001 -2.000.000 8
10 8
10 16
20 2.000.001 - 3.000.000
2 2.5
4 5
6 7.5
≥ 3.000.000 17
21.25 10
12.5 27 33.75
Total 35
43.75 45
56.25 80 100
Nilai jaminan terendah yang dimiliki oleh responden adalah sebesar tiga ratus ribu yang berupa tabungan simpanan wajib, sedangkan nilai jaminan
tertinggi responden mencapai 65 juta rupiah. Proporsi terbesar dimiliki oleh responden dengan nilai jaminan dibawah satu juta rupiah yaitu mecapai 38,75
persen.
6.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit CU Merdeka