berpindah status kepemilikan kepada CU Merdeka jika pengembaliannya tidak lancar. Hal ini mendorong anggota untuk mengembalikan kredit dengan lancar
sehingga nilai jaminan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Jumlah dan proporsi menurut nilai jaminan dapat dilihat
pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan Proporsi menurut Nilai Jaminan
Nilai Jaminan Lancar
Menunggak Total
Jumlah Jumlah Jumlah
≤1.000.000 8 10
23 28.75
31 38.75
1.000.001 -2.000.000 8
10 8
10 16
20 2.000.001 - 3.000.000
2 2.5
4 5
6 7.5
≥ 3.000.000 17
21.25 10
12.5 27 33.75
Total 35
43.75 45
56.25 80 100
Nilai jaminan terendah yang dimiliki oleh responden adalah sebesar tiga ratus ribu yang berupa tabungan simpanan wajib, sedangkan nilai jaminan
tertinggi responden mencapai 65 juta rupiah. Proporsi terbesar dimiliki oleh responden dengan nilai jaminan dibawah satu juta rupiah yaitu mecapai 38,75
persen.
6.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit CU Merdeka
Variabel-variabel independent
yang diduga mempengaruhi anggota untuk mengembalikan kredit CU Merdeka adalah usia, jenis kelamin, status, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan per bulan, jenis usaha, lama usaha, frekuensi peminjaman, nilai agunanjaminan, plafon pinjaman dan tujuan
pinjaman. Variabel dependent yang akan dilihat terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu anggota yang mengembalikan dengan lancar Y=1 atau tidak
lancarmenunggak Y=0. Dari hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengembalian CU Merdeka pada Tabel 17. Pengujian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dengan taraf nyata
α sebesar lima persen. Analisis logistik biner ini menghasilkan nilai uji statistik-G adalah sebesar 46,729 dengan
P-value = 0.000. Hasil ini menunjukkan bahwa minimal ada satu slope β
i
model
yang bernilai sama dengan nol. Dengan kata lain ada salah satu diantara variabel usia, jenis kelamin, status anggota, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan,
tingkat pendapatan per bulan, jenis usaha, lama usaha, frekuensi peminjaman, nilai agunanjaminan, plafon pinjaman dan tujuan pinjaman berpengaruh nyata
terhadap pengembalian kelancaran pengembalian kredit di CU Merdeka. Tabel 17. Hasil Analisis terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengembalian Kredit pada CU Merdeka
Variabel Independent Koefisien
Odds Ratio
Z-hitung P- value Hipotesis
Konstanta -4.72536
-1.37 0.172
Usia 0.0346876
1.04
0.41 0.683
+ Jenis Kelamin
1.43251
4.19
1.92 0.055
- Status
-3.14826
0.04
-1.80 0.072
- Tingkat Pendidikan
0.276551
1.32
0.46 0.642
+ Jumlah Tanggungan Keluarga
-0.259984
0.77
-0.78 0.434
+ Tingkat Pendapatan Per Bulan
0.0000022 1.00
2.34 0.019
+ Jenis Usaha
-0.567919
0.57
-0.49 0.627
+ Lama Usaha
-0.0180558
0.98
-0.20 0.844
+ Frekuensi 0.360472
1.43
1.72 0.086
- Nilai Jaminan
0.0000001 1.00
1.55 0.122
+ Plafon Pinjaman
-0.0000001 1,00
-1.27 0.203
- Tujuan Pinjaman
2.67503
14.51
2.32 0.020
+ Statistik G = 46.729
P-value = 0.000
Keterangan : signifikan pada taraf 5, signifikan pada taraf 10 Pengujian Goodness of Fit uji akurasi model dilakukan dengan
memperhatikan nilai sebaran chi-square dari metode uji Pearson, Deviance dan Hosmes Lemeshow
. Nilai p-value pada uji tersebut menunjukkan bahwa tidak semua nilai p-value lebih besar dari 5 persen
α= 0.05 sehingga mengindikasikan bahwa model sudah cukup baik dalam memrepresentasikan data yang ada dan
cukup layak untuk digunakan dalam prediksi. Disamping itu, penggunaan taraf nyata sebesar 10 persen masih dimungkinkan untuk mengukur tingkat signifikansi
variabel bebas. Adapun variabel-variabel yang signifikan pada taraf nyata lima persen dari
hasil analisis regresi logistik biner ada dua variabel yaitu variabel tingkat pendapatan per bulan dan tujuan pinjaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value
dari variabel-variabel tersebut yaitu 0,019 dan 0,020 dimana nilai masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 5 persen p 0,05. Pada taraf nyata 10 persen,
variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit pada CU Merdeka yaitu variabel jenis kelamin, status pernikahan dan
frekuensi pinjaman. Variabel jenis kelamin memiliki p-value 0,055, variabel status pernikahan 0,072 dan frekuensi pinjaman 0.086 dimana nilai p-value
masing-masing tersebut lebih kecil dari 10 persen p 0.1. Variabel yang tidak signifikan dan tidak berpengaruh nyata terhadap
pengembalian kredit pada CU Merdeka pada taraf nyata lima persen maupun 10 persen adalah usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis usaha,
lama usaha, nilai jaminanagunan dan plafon pinjaman. Pada hasil penelitian Lubis 2009 ternyata memiliki kesamaan variabel yang tidak signifikan pada
hasil analisis ini yaitu variabel usia, tingkat pendidikan, jenis usaha, lama usaha dan nilai jaminan.
Variabel-variabel yang tidak signifikan pada taraf lima persen dan 10 persen terhadap pengembalian kredit seperti usia, tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga, jenis usaha, lama usaha, nilai jaminanagunan dan plafon pinjaman. Hal ini terjadi karena masih rendahnya pengetahuan anggota untuk
mengelola kredit yang baik meski dilihat dari segi usia anggota yang produktif, dan pendidikan anggota yang rata-rata lulusan SMA. Meskipun jumlah anggota
yang ditanggung oleh anggota rata-rata tiga orang anak tetapi hal itu tidak mampu membuat anggota melakukan pengembalian kredit secara lancar karena biaya
hidup dan biaya produksi pertanian yang semakin tinggi. Jenis usaha dan lama usaha juga tidak mempengaruhi pengembalian kredit secara lancar karena rata-
rata lahan pertanian anggota tergolong sempit yaitu 0,5 ha per rumah tangga dan jenis pertanian yang dilakukan merupakan produk pertanian yang berumur pendek
seperti usahatani bawang pere, wortel, daun sop dan tanaman lainnya. Nilai jaminan dan plafon juga tidak signifikan karena rata-rata jaminan dan plafon
pinjaman berkisar Rp 2000.000. Jaminan yang digunakan adalah saham yang disimpan di CU Merdeka sehingga tidak membuat anggota lebih takut untuk
melakukan penunggakan. Adapun variabel-variabel yang signifikan pada lima persen dan 10 persen
adalah variabel tingkat pendapatan per bulan, variabel tujuan pinjaman, jenis kelamin, status pernikahan dan frekuensi pinjaman. Variabel-variabel ini
signifikan karena memiliki p-value lebih kecil daripada 0,05 dan 0,1.:
1. Tingkat Pendapatan Per Bulan
Tingkat pendapatan anggota per bulan dihipotesis berdampak positif terhadap kelancaran pengembalian kredit dan terbukti pada hasil analisis regresi
Logistik bernilai positif . Hal ini juga didukung oleh p-value yang lebih kecil daripada taraf nyata yaitu 0,019 dimana lebih kecil dari pada 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan anggota per bulan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran pengembalian kredit CU Merdeka.
Nilai odds ratio
untuk variabel tingkat pendapatan per bulan sebesar 1,00 menunjukkan bahwa kenaikan jumlah pendapatan per bulan anggota satu satuan
satu rupiah akan menyebabkan peningkatan peluang pengembalian kredit dengan lancar sebesar 1,00 kali dari semula sebelum peningkatan pendapatan per
bulan. Seorang anggota yang mengalami peningkatan jumlah pendapatan perbulan dari anggota lain akan berpeluang 1,00 kali lebih besar dalam
mengembalikan kredit secara lancar dibanding anggota yang memiliki pendapatan per bulan yang lebih kecil.
Pendapatan per bulan memiliki pengaruh terhadap pengembalian kredit karena apabila produk pertanian yang dihasilkan anggota dijual dengan harga
yang tinggi maka anggota akan bersemangat untuk membayar kredit. Sebaliknya, apabila harga produk pertanian mereka murah maka anggota akan malas
membayar kredit karena kebutuhan sehari-hari harus dipenuhi.
2. Tujuan Pinjaman
Tujuan pinjaman kredit diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit dan koefisien juga bertanda positif. Asumsinya jika tujuan
dari pinjaman kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dan kredit digunakan menyimpang dari tujuan modal akan menyebabkan pengembalian
angsuran lebih lama. Jadi apabila kredit digunakan untuk konsumsi akan menyebabkan peluang pengembalian kredit secara lancar akan semakin kecil.
Nilai p-value juga mendukung yaitu variabel tujuan pinjaman berpengaruh secara signifikan terhadap kelancaran pengembalian kredit karena p-value lebih kecil
dari taraf nyata dimana p-valuenya sebesar 0,020.
Adapun nilai
odds ratio 14,51 yang artinya apabila peningkatan jumlah
anggota yang melakukan pinjaman produktif akan memiliki peluang dalam kelancaran pengembalian sebesar 14,51 dibandingkan dengan pinjaman
kesejahteraan.Tujuan pinjaman sangat berpengaruh karena rata-rata anggota melakukan pinjaman untuk membiayai usaha pertanian mereka. Usaha pertanian
merupakan usaha yang berisiko tinggi karena harga produk dipasar tidak stabil, biaya produksi tinggi dan sangat berepngaruh terhadap cuaca. Apabila produk
pertanian mereka gagal panen ataupun harga jual murah akan menyebabkan anggota tidak mampu membayar angsuran kredit CU Merdeka.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh signifikan pada taraf nyata 10 persen atau P- value
0,1 dimana p-valuenya 0,55 dan lebih besar daripada 0,5. Jenis kelamin diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit dengan lancar namun
hal itu tidak didukung dengan hasil koefisien yang bertanda positif. Hal ini menandakan bahwa jenis kelamin berpengaruh positif terhadap pengembalian
kredit. Adapun nilai odds ratio jenis kelamin 4,19 yang artinya apabila
peningkatan jenis kelamin wanita melakukan pinjaman dibandingkan pria akan memiliki peluang pengembalian sebesar 4,19 kali. Hal ini didukung dengan hasil
analisis karakteristik responden dimana persentase menunggak pria lebih tinggi dibandingkan wanita yaitu pria 35 persen dan wanita 21,25 persen. Hal ini diduga
karena pria merupakan kepala keluarga sehingga harus mengutamakan kebutuhan keluarga dan usahanya.
4. Status Pernikahan
Status pernikahan memiliki p-value yang lebih besar dari taraf nyata lima persen dan lebih kecil dari 10 persen yaitu 0,072. Dimana status pernikahan
signifikan pada p-value 0,1. Status pernikahan diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit dan hal ini didukung oleh hasil Logistik yang
berkoefisien negatif. Nilai odds ratio status pernikahan 0.04 yang artinya anggota yang belum
menikah memiliki peluang 0,04 kali melakukan pengembalian kredit lancar
dibandingkan dengan anggota yang belum menikah. Hal ini diduga karena anggota yang belum menikah, belum memiliki tanggungan keluarga yang harus
dipenuhi.
5. Frekuensi Pinjaman
Frekuensi pinjaman signifikan pada taraf nyata 10 persen 0,1 dimana p- value
nya sebesar 0,086 dan lebih kecil pada taraf nyata lima persen atau 0,05. Frekuensi pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit
secara lancar tetapi dari hasil logistik berkoefisien positif. Nilai odds ratio frekuensi pinjaman 14,51 artinya apabila frekuensi
anggota melakukan pinjaman meningkat maka peluang untuk mengembalikan pinjaman lancar sebesar 14,51 kali. Hal ini diduga karena anggota sudah mengerti
prosedur pinjaman dan cara mengembalikan secara tepat waktu.
6.5 Implikasi Manajerial