Terbentuknya Kota Medan Oleh Guru Patimpus 1590

Nagasaribu dan Jupar. Marga Ginting dan marga-marga lainnya datang melalui pegunungan Layo Lingga menuju dataran rendah Binjai Sinar 1998:33-35. Menurut J.H. Neumann dalam Sinar 1998: 33-35, perpindahan mereka karena adanya desakan dari orang India Tamil yang datang dari arah Singkel dan Barus yang masuk ke tanah Karo. Hal lain yang mempengaruhi adalah karena tanah di dataran rendah lebih subur daripada di dataran tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk di dataran rendah mengalami pengurangan akibat peperangan dengan Aceh berkali-kali dalam periode 1539-1640 Sinar 1998: 33-35. Kemudian pada masa itu yaitu sekitar tahun 1590 salah seorang suku Karo bermarga Sembiring Pelawi, datang mendirikan sebuah kuta yang sekarang dikenal dengan kota Medan. Dia adalah Guru Patimpus cucu Singa Mahraja yang memerintah Negeri Bakerah di Dataran Tinggi Karo Sinar 1998: 34.

2.2.2. Terbentuknya Kota Medan Oleh Guru Patimpus 1590

Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590. Guru Patimpus adalah seorang Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri dari Datuk Pulo Brayan. Kata ”medan” sendiri dalam bahasa Karo disebut madan yang berarti ”menjadi sehat” ataupun ” lebih baik”. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Guru Patimpus adalah seorang Tabib dalam pengobatan tradisional Karo www.wikipedia.org. Awal mula terbentuknya kota Medan, dalam buku ”Sedjarah Medan Tempo Doeloe” Sinar 1998:42-45 ditandai dengan perjalanan Guru Patimpus dalam mencari ilmu. Pada suatu saat dia mendengar bahwa di suatu negeri ada seorang Universitas Sumatera Utara Datuk yang sangat tinggi ilmunya yaitu Datuk Kota Bangun. Guru Patimpus sangat ingin menguji kemampuannya, oleh sebab itu dia dan pengikutnya kemudian melakukan perjalanan sampai ke arah hilir Kuala Sungai Sikambing. Dia menetap di sana selama kurang lebih tiga bulan, barulah dia menemui Datuk Kota Bangun. Setelah bertemu dan ”mengadu” ilmu, Guru Patimpus mengakui kehebatan Datuk Kota Bangun. Kemudian dia dan pengikutnya masuk Islam dan mempelajari agama Islam dengan Datuk Kota Bangun. Saat melakukan perjalanan di kampung Pulo Berayan, yang pada saat itu dipimpin oleh seorang raja bermarga Tarigan. Kemudian Guru Patimpus menikah dengan putri raja tersebut, dan mendirikan kuta yang ke-12 dari kuta-kuta yang didirikan olehnya yaitu yang dikenal dengan Kota Medan sekarang. Medan pertama kali ditempati oleh orang-orang Suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya yaitu Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah kerajaan Deli mulai berkembang. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit terjadi sebuah perang di Medan. Sejak saat itu yaitu dari tahun 1669-1698, Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli Prinst 1996: 11.

2.2.3. Perkembangan Kota Medan Sejalan dengan Berkembangnya Perkebunan Tembakau Deli 1863-1915