Proses Pembagian dan Penyerahan Mas Kawin 1. TakaranUkuran Mas Kawin Taka pembagian Ulu Emas
selesai, maka diberikanlah penindih pudun atau penguat jadwal. Penindih pudun diberikan dalam bentuk uang sebagai jaminan bahwa pesta perkawinan pasti akan
dilangsungkan. Jika pesta telah terlaksana penindih pudun ini akan dikembalikan. Pada proses acara ini akan ada pembicaraan sebagai berikut:
A : ”
Adi bage enggo dung, enggo banci pedalan kami pudun enda ?”.
”Kalau begitu sudah bisakah kami menjalankan jadwal pesta ini?” terjemahan oleh Zakaria Ginting.
B : ”
Enggo ”.
A : ”
Enda pudun ras penindihna Rp. 13.000,-
mata kerja wari Kamis, 28 Juli 2006”
diberikan empat penindih pudun
. ”Ini jadwal dan penguatnya Rp. 13.000,- jadwal pesta hari Kamis 28 Juli 2006.” terjemahan oleh Zakaria Ginting.
B : ”
Enda sada man bandu siempo. Enda pudun man bandu sukut Sebayang, enda sada pudun man kalimbubu, janah sada bas kami anakberu
”. ”Ini satu kepada yang pria. Ini satu kepada
sukut Sebayang , dan satu lagi sama kami
anakberu .” terjemahan oleh
Zakaria Ginting.
Tujuan acara ini adalah menegaskan kembali bahwa pesta akan dilaksanakan sesuai dengan tanggal, bulan dan hari yang telah disepakati, dan untuk meyakinkan
pihak kerabat pengantin wanita bahwa pesta perkawinan tersebut pasti terlaksana maka diberikanlah sedikit uang sebagai jaminan.
3.5. Proses Pembagian dan Penyerahan Mas Kawin 3.5.1. TakaranUkuran Mas Kawin
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa batang unjukenatau harga pokok yang disebut juga tulan yang tidak dapat dibagi, tetapi mempunyai cabang-cabang
yang disebut jukut atau daging sehingga dapat dibagi kepada kelompok kerabat dari pihak ayah dan ibu. Cabang-cabang tersebut disebut ulu emas, rudang-rudang, bere-
bere, perkempun, dan perkembaren. Jumlah uang yang diterima sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
besarnya mas kawin yang biasa diterima oleh merga pihak perempuan di daerah asalnya. Akan tetapi masing-masing telah mempunyai takaran yang tetap untuk
dibagikan kepada kaum kerabat pengantin laki-laki dan perempuan di setiap daerah. Takaran tersebut didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan, semakin
dekat hubungan kekerabatan maka semakin besar takaran dari mas kawin yang akan diperoleh.
Berikut merupakan takaran umum di setiap daerah, setiap bagian mas kawin dibagi tiga di tiap kelompok. Kemudian jika salah satu kelompok mempunyai
anggota maka bagian tersebut dibagi tiga kembali. Pembagian jenis mas kawin sebanyak tiga kali didasarkan pada prinsip dasar kekerabatan orang Karo yaitu
sangkep sitelu yaitu tiga yang lengkap. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut: