43
2.3.2.4 Proses dan latar belakang belajar musik
Kemampuan bermusik tradisional Minangkabau sudah dimiliki Bapak Aziz Mandri Chaniago sejak masa kanak-kanaknya. Di masa kanak-kanak Bapak
Aziz Mandri Chaniago sudah sering belajar memainkannya dari melihat pemusik - pemusik tradisional Minangkabau. Beliau juga sering mengikuti ayahnya ketika
ayah beliau sedang menari pencak silat di sebuah acara adat Minangkabau. Ayah beliau seorang seniman penari terkenal pada saat itu, walaupun ayah beliau
seniman penari, tetapi ayah beliau tidak paham memainkan dan membuat alat musik Saluang Darek Minangkabau. Beliau suka sekali duduk di panggung
pemain musik dari pada panggung penari, sehingga beliau tertarik untuk belajar musik terutama musik tiup Saluang Darek Minangkabau.
Pada saat kelas 4 SD beliau sudah masuk pada sebuah grup kesenian yang dinamakan Kinantan. Dari grup ini beliau banyak mempelajari seni musik
Saluang Darek Minangkabau. Beliau juga termasuk orang yang paling muda mahir bermain Saluang Darek di grup pada kelas 3 SMP.
2.3.2.5 Kegiatan Aziz Mandri Chaniago sebagai pemusik tradisional Minangkabau
Sejak kecil Bapak Aziz Mandri Chaniago sudah mencintai alat musik Minangkabau. Kecintaannya itu diwujudkan dengan berlatih alat musik
Minangkabau dan cara membuat alat musik tersebut. Di masa mudanya, beliau sudah menjadi pemusik tradisi Minangkabau, mengikuti berbagai kegiatan untuk
mengenalkan alat musik dan budaya Minangkabau kepada masyarakat. Beliau
Universitas Sumatera Utara
44 bukan hanya bisa memainkan alat musik Saluang Darek saja tetapi alat musik tiup
lainnya seperti Bansi dan Sarunai Minangkabau. Beliau juga pandai menari pencak silat Minangkabau.
Setelah menikah dan mempunyai anak beliau mengurangi kegiatannya dalam bermusik dan beralih menjadi seorang pekerja wiraswasta. Tetapi, beliau
masih tetap juga menjadi pemusik dan pembuat alat musik Minangkabau jika ada orang yang memintanya. Saat ini beliau lebih fokus kepada alat musik tiup yaitu
Saluang, Bansi, serta Sarunai Minangkabau. Beliau juga mempunyai sebuah grup yang dinamakan Pitunang Rantau yang bertempat di BM3 Badan Musyawarah
Masyarakat Minangkabau Medan.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB III STRUKTUR ORGANOLOGIS DAN PROSES PEMBUATAN SALUANG
DAREK MINANGKABAU
3.1 Klasifikasi Alat Musik Saluang Darek Minangkabau
Sesuai dengan tinjauan penelitian mengenai organologis alat musik Saluang Darek, penulis mengklasifikasikan alat musik ini ke dalam kelompok
aerophone sebagaimana sistem klasifikasi alat musik yang dikemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel. Dalam klasifikasi tersebut, aerophone dibagi atas
beberapa jenis berdasarkan karakteristik masing-masing yaitu, free aerophone alat musik tiup dimana udara yang bergetar tidak tertutup pada alat musik itu
sendiri, edgeblownflute alat musik tiup yang aliran udaranya berbentuk seperti pita dengan bibirnya, panpipes semacam alat musik tiup dari bambu yang
memiliki tiup-ujung dengan titik nada berbeda dikombinasikan menjadi satu instrumen, endblownflute alat musik tiup yang penghasil bunyinya berasal dari
lubang ujung tiupan, sideblownflute alat musik tiup yang penghasil bunyinya berasal dari lubang tepi samping tiupan, recorders alat musik tiup yang
penghasil bunyinya berasal dari lubang tiup dan memakai lidahrit, dan lain sebagainya. Dengan mengacu pada klasifikasi di atas, jika dilihat dari sumber dan
cara memainkannya yaitu alat musik yang memiliki prinsip kerja hembusan udara, alat musik Saluang Darek ini di golongkan ke pada klasifikasi aerophone yaitu
sumber utama bunyi yang dihasilkan oleh getaran udara. Sedangkan dalam pembagian jenis klasifikasi aerophone, Saluang Darek tergolong kedalam end
Universitas Sumatera Utara
46 blown flute karena prinsip penghasil bunyi berasal dari tiupan udara pada pangkal
atas ujung instrumen. Lebih khusus lagi, bunyi yang dihasilkan oleh Saluang Darek berasal dari tiupan udara yang terbelah oleh lingkaran sisi lobang
hembusan.
3.2 Konstruksi Bagian –Bagian Saluang Darek
Konstruksi bagian Saluang Darek adalah gambaran tentang nama yang terdapat pada bagian alat musik Saluang Darek yang mana alat musik ini
memiliki 6 lobang, diantaranya adalah 4 lobang nada, 1 lobang hembusan, dan 1 lobang keluaran udara.
Gambar.3.1. Empat lubang nada
Universitas Sumatera Utara
47 Gambar.3.2. Lubang hembusan udara
Gambar.3.3. Lubang keluaran udara
3.3 Tehnik Pembuatan Saluang Darek Minangkabau
Dalam pembuatan Saluang Darek ini penulis lebih spesifik kepada teknik pembuatan oleh informan kunci penulis yaitu buatan Bapak Aziz Mandri
Universitas Sumatera Utara
48 Chaniago yang pembuatannya relatif sederhana tanpa bantuan mesin dan tanpa
adanya ritual tertentu. Berikut ini penulis akan memaparkan bahan-bahan maupun alat-alat berserta fungsi masing-masing yang digunakan informan kunci penulis
dalam pembuatan Saluang Darek Minangkabau.
3.3.1 Bahan baku yang digunakan