Tahap Penyempurnaan Ukuran Bagian –Bagian Saluang Darek

64 Selanjutnya untuk mendapatkan lubang nada terakhir yaitu lubang nada keempat dihitung setengah dari panjang 1 satu lilitan lingkaran pangkal bambu + 1 cm dan dikurangi 7 mm, yang kemudian diukur dari ujung lubang nada ketiga. Gambar 3.24. Pembuatan lubang nada keempat 4,3 cm dari ujung lubang ketiga

3.4 Tahap Penyempurnaan

Tahap penyempurnaan merupakan proses finishing dari pembuatan Saluang Darek, dimana pada tahap sebelumnya merupakan tahap pembentukan badan Saluang Darek seperti memotong bambu, pembuatan lubang tiupan, lubang keluaran udara, dan mengukur juga membuat lubang-lubang nada pada badan Saluang Darek. Pada tahap proses penyempurnaan adalah pembersihan dan penghalusan bagian dalam dan luar badan bambu serta lubang-lubang nada Saluang Darek Universitas Sumatera Utara 65 dengan kertas pasir, dan mengukirmenghiasi badan Saluang Darek dengan alat solder yang bertujuan untuk memperindah tampilan Saluang Darek dan memberikan kenyamanan jari-jari pada saat memainkan Saluang Darek. Gambar 3.25. Menghaluskan bagian luar Saluang Darek dengan kertas pasir Universitas Sumatera Utara 66 Gambar 3.26. Menghaluskan bagian dalam Saluang Darek dengan kertas pasir Gambar 3.27 Menghaluskan lubang-lubang nada dengan kertas pasir Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 3.28. Membuat ornamen atau hiasan Saluang Darek

3.5 Ukuran Bagian –Bagian Saluang Darek

Pengukuran Saluang Darek oleh Bapak Aziz Mandri Chaniago dilakukan dengan cara sederhana dengan menggunakan meteran pakaian. Pada tulisan ini penulis menggambar menuliskan ukuran-ukuran yang terdapat pada alat musik Saluang Darek tentang panjang dan diameter badan bambu, dan ukuran jarak nada Saluang Darek dengan menggunakan alat pengukur meteran pakaian. Untuk mengetahui berapa ukuran bagian-bagian Saluang Darek penulis menggunakan meteran pakaian, maka di bawah ini adalah gambar dari ukuran yang terdapat pada Saluang Darek. Ukuran bagian Saluang Darek dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 3.29. Ukuran bagian-bagian Saluang Darek a Panjang Saluang Darek 58 cm b Keliling lingkaran Saluang Darek 9 cm c Keliling bagian dalam Saluang Darek 2,5 cm d Jarak ukuran dari pangkal bambu ke lubang nada pertama 10 cm Universitas Sumatera Utara 69 e Jarak ukuran dari lubang nada pertama ke lubang nada kedua 5 cm f Jarak ukuran dari lubang nada kedua ke lubang nada ketiga 4,5 cm g Jarak ukuran dari lubang nada ketiga ke lubang nada keempat 4,3 cm Gambar 3.30. Ukuran panjang Saluang Darek Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 3.31. keliling lingkaran Saluang Darek Gambar 3.32. Ukuran jarak lubang pangkalkeluaran udara ke lubang pertama Universitas Sumatera Utara 71

BAB IV SEJARAH DAN TEKNIK PERMAINAN SALUANG DAREK

MINANGKABAU

4.1 Sejarah Saluang Darek

Kehadiran Saluang Darek di tengah-tengah masyarakat Minangkabau, masih terjadinya kesimpang siuran pendapat, karena belum adanya suatu data yang secara pasti bisa dipedomani. Menurut pendapat M. Kadir yang sudah pernah meneliti Saluang Darek di daerah Agam, menyebutkan bahwa: di Vietnam dijumpai sebutan kata ‘salwang’. Sal artinya rahasia, wang artinya kejadian. Kemudian di Burma juga ditemui juga ‘salwang’ yang berarti bunyi yang besar. M.Kadir, 1985 : 12 Musik Saluang pada awalnya muncul dan berkembang di Nagari Singgalang Kecamatan Sepuluh Kuto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Keterangan ini didasarkan oleh pernyataan Boestanoel Arifin 1980 : 8, bahwa sekitar tahun 1901 kehidupan dan perkembangan kesenian Saluang serta Dendang telah membudaya di lingkungan masyarakat Singgalang. Kemudian dengan adanya kegiatan bagurau, perkembangan kesenian Saluang serta Dendang bukan saja menyebar ke nagari-nagari yang ada di kecamatan Sepuluh Kuto Kabupaten Tanah Datar, tetapi juga ke Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Lebih jauh lagi Boestanul Arifin 1980 : 8, menyebutkan bahwa daerah pertama kali munculnya Saluang Darek adalah di nagari Singgalang Kabupaten Universitas Sumatera Utara