Latar belakang keluarga Latar belakang pendidikan Berumah tangga Proses dan latar belakang belajar musik

41 pengalaman hidup beliau, tanggapan masyarakat khususnya masyarakat di desa Pajak Sore Mabar, Kecamatan Medan Deli, mengenai bentuk instrumen musik tradisional Minangkabau yang dibuat oleh beliau yang sama sekali tidak ada perbedaan dengan yang terdahulu, khususnya pada instrumen Saluang Darek Minangkabau, bagaimana pendapat orang mengenai dirinya, dan hal-hal lain.

2.3.2 Biografi Aziz Mandri Chaniago

Biografi Aziz Mandri Chaniago akan dideskripsikan dalam tulisan ini mencakup aspek-aspek: latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan sebagai pemusik, kehidupan sebagai pembuat alat musik dan tanggapan masyarakat khususnya para seniman musik di Jalan Rumah Pemotongan Hewan, Kelurahan Pajak Sore Mabar, Kecamatan Medan Deli, Medan mengenai keberadaan Bapak Aziz Mandri Chaniago khususnya mengenai Saluang Darek buatan beliau.

2.3.2.1 Latar belakang keluarga

Bapak Aziz Mandri Chaniago lahir di Padang, kecamatan Tanjung Emas pada tanggal 10 Juli 1970, anak dari Bapak M.Nur dan Ibu Len. Bapak Aziz Mandri Chaniago lahir dari keluarga yang berlatar belakang petani dan tidak dekat dengan musik. Hal itu tidak menjadi penghalang Bapak Aziz Mandri Chaniago untuk mempelajari musik. Beliau mempelajari alat musik dengan cara mendengar orang-orang bermain musik dan mencobanya sendiri. Bapak Aziz Mandri Chaniago mempunyai seorang adik perempuan bernama Ibu Yuni. Universitas Sumatera Utara 42

2.3.2.2 Latar belakang pendidikan

Bapak Aziz Mandri Chaniago menginjak pendidikan dasar SD pada tahun 1976 di Kecamatan Tanjung Emas, Padang. Beliau juga melanjutkan pendidikan pertama SMP di tempat sekolah yang sama pada tahun 1982. Lalu beliau merantau ke kota Bukit Tinggi untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas SMA pada tahun 1985. Kemudian Beliau merantau lagi ke pulau Jawa untuk melanjutkan sekolahnya pada tahun 1990. Bapak Aziz Mandri Chaniago adalah seorang sarjana Hukum yang lulus pada tahun 1995 di Universitas Trisakti, Jakarta. Dan pada tahun 1996 beliau kembali ke pulau Sumatera dan menetap di kota Medan sampai dengan sekarang.

2.3.2.3 Berumah tangga

Bapak Aziz Mandri Chaniago menikah pada tahun 1997 dengan istrinya Afriyeti. Dari pernikahan mereka lahirlah 3 orang putra, yaitu: 1. Muhammad Supri 2. Muhammad Toufiq 3. Muhammad Raehan Setelah menikah Bapak Aziz Mandri Chaniago memilih untuk berprofesi sebagai wiraswasta dan sekaligus pemusik tradisional Minangkabau dan pembuat alat musik tradisional Minangkabau di rumah beliau yang beralamat di Jalan Rumah Pemotongan Hewan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Medan. Universitas Sumatera Utara 43

2.3.2.4 Proses dan latar belakang belajar musik

Kemampuan bermusik tradisional Minangkabau sudah dimiliki Bapak Aziz Mandri Chaniago sejak masa kanak-kanaknya. Di masa kanak-kanak Bapak Aziz Mandri Chaniago sudah sering belajar memainkannya dari melihat pemusik - pemusik tradisional Minangkabau. Beliau juga sering mengikuti ayahnya ketika ayah beliau sedang menari pencak silat di sebuah acara adat Minangkabau. Ayah beliau seorang seniman penari terkenal pada saat itu, walaupun ayah beliau seniman penari, tetapi ayah beliau tidak paham memainkan dan membuat alat musik Saluang Darek Minangkabau. Beliau suka sekali duduk di panggung pemain musik dari pada panggung penari, sehingga beliau tertarik untuk belajar musik terutama musik tiup Saluang Darek Minangkabau. Pada saat kelas 4 SD beliau sudah masuk pada sebuah grup kesenian yang dinamakan Kinantan. Dari grup ini beliau banyak mempelajari seni musik Saluang Darek Minangkabau. Beliau juga termasuk orang yang paling muda mahir bermain Saluang Darek di grup pada kelas 3 SMP.

2.3.2.5 Kegiatan Aziz Mandri Chaniago sebagai pemusik tradisional Minangkabau