72 Tanah Datar oleh salah seorang penduduk nagari Sanggalang yang bernama ‘si
Kalam’. ‘Si Kalam’ memiliki suatu ide membuat alat bunyi-bunyian seperti Saluang Darek ini sebagai alat pengungkapan isi perasaan untuk mengisi waktu-
waktu senggang. Akhirnya ide ‘si Kalam’ ini berkembang terus menjadi sebuah alat kesenian yang mempunyai nilai tersendiri dan menjadi kegemaran masyarakat
di sekitarnya, dan kemudian para peminatnya semakin banyak. Para penggemar kesenian Saluang juga menganggap bahwa memang kesenian Saluang itu berasal
dari daerah Singgalang. Selain itu lagu-lagu Singgalang sangat dominan dalam dunia persaluangan dan sangat dihormati pemain dan penggemarnya.
4.2 Kajian Fungsional
Studi Fungsional memperhatikan fungsi dari alat dan komponen yang menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap
metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada, warna nada dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik
tersebut Suzumu, 1978:174. Dalam tulisan ini penulis akan mengkaji tentang kajian fungsional
terhadap proses belajar, sistem pelarasan, cara memainkan Saluang Darek, nada yang dihasilkan, dan teknik memainkanya.
4.3 Proses Belajar
Secara garis besar definisi mengajar dapat dibedakan antara pandangan tradisional dan modern. Secara tradisional mangajar diartikan sebagai upaya
Universitas Sumatera Utara
73 penyampaianpenanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian itu anak
dipandang sebagai obyek yang sifatnya pasif. Pengajaran berpusat pada guru. Gurulah yang memegang peranan utama dalam proses belajar-mengajar.
Mengajar modern berpandangan bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengaur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan
anak sehingga
terjadi proses
belajar Nasution,1977:7. Dalam kaitannya bahasan strategi pengertian mengajar modern
inilah yang dianutnya, sehingga mengajar diartikan sebagai penciptan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadi proses belajar Raka Joni,1984:2.
Pengajaran itu terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Kesimpulannya adalah proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi
antara murid dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu keadaan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa
terjadi proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa
pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Aziz Mandri Chaniago, proses belajar agar dapat memainkan Saluang Darek ini yang pertama kali harus didasari
keinginan yang kuat dan memiliki kesabaran. Dalam masyarakat Minangkabau belajar alat musik tradisional itu dilakukan secara lisan yaitu si murid akan
Universitas Sumatera Utara
74 disuruh mendengarkan dengan baik ketika gurunya memainkan Saluang Darek
ini. Kemudian si murid belajar memainkan alat musik sambil mengingat nada- nada yang dimainkan oleh gurunya tadi. Begitulah prosesnya sampai si murid
dapat memainkan Saluang Darek dengan baik dan benar. Setelah guru merasa muridnya telah menguasai cara memainkan alat musik tersebut maka sang guru
akan mengajak muridnya untuk memainkan alat musik tersebut secara bersamaan.
4.3.1 Sistem pelarasan bunyi
Jarak antara lubang-lubang yang ada pada bambu Saluang Darek sangatlah berpengaruh dengan nada yang dikeluarkan. Namun, ini juga belum bisa
menjamin akan keharmonisan bunyi yang dihasilkan oleh Saluang Darek tersebut. Itu disebabkan karena pengaruh dari ruang resonator dan ukuran lubang-lubang
nada pada bambu Saluang Darek. Untuk melaraskan nada Saluang Darek, Bapak Aziz Mandri Chaniago
sedikit pun tidak dibantu dengan alat yang bisa mengetahui atau mendeteksi setiap nada yang dikeluarkan oleh Saluang Darek yang telah di buat beliau. Bapak Aziz
Mandri Chaniago hanya menggunakan kepekaan dari telinganya untuk mengetahui apakah nada-nada dari Saluang Darek buatannya tersebut telah
sejalan sikron, cocok dan harmonis untuk didengar. Cara pertama yang dilakukan beliau yaitu dengan memainkan Saluang Darek tersebut dan merasakan
keharmonisan bunyi nada yang di hasilkan. Apa bila bunyi Saluang Darek tersebut kurang harmonis atau ada nada yang baling sumbang, maka pada bagian
lobang nada akan di perbaiki, untuk memperbaikinya beliau menggunakan cara
Universitas Sumatera Utara
75 yaitu memperlebar lubang tersebut, hingga nada bunyi yang dihasilkan benar-
benar Sinkron dan harmonis untuk didengar. Cara kedua yang dilakukan beliau adalah dengan mengkikis lubang hembusan Saluang Darek. Jadi, beliau dalam
melaraskan bunyi Saluang Darek hanya menggunakan perasaan dan kepekaanya terhadap bunyi yang di hasilkan Saluang Darek tersebut.
Jika ingin mendapatkan Saluang Darek bernada tinggi dicarilah bambu dengan diameter kecil, dan sebaliknya untuk mendapatkan nada yang rendah
diameternya bambu diambil yang besar.
4.3.2 Cara memainkan Saluang Darek
Alat musik merupakan instrumen yang dimodifikasi dengan tujuan untuk menghasilkan bunyi. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara
dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh pemain, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus
ditujukan untuk musik. Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi
gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang dan besar ruang resonator, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara
menghasilkannya seperti alat musik Saluang Darek. Tata cara untuk bermain Saluang Darek ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Mulut
Posisi lubang tiup pada bibir sangat erat kaitannya dengan arah kemiringan Saluang Darek yang dimainkan oleh seseorang. Kalau Saluang Darek
Universitas Sumatera Utara
76 tersebut arah miringnya ke sebelah kiri maka lubang tiupnya diletakkan
pada tepi bibir sebelah kanan, sebaliknya kalau Saluang Darek tersebut arahnya miring ke sebelah kanan maka lubang tiupnya diletakkan pada
tepi bibir sebelah kiri. Kalau diperhatikan dengan seksama bahwa posisi Saluang Darek pada mulut dan teknik memegang Saluang Darek maka
akan terbentuklah sudut kurang 45 derajat sehingga arah kepala agak berlawan dengan kemiringan Saluang Darek.
2. Posisi jari
Dengan posisi Saluang Darek agak miring ke kanan dan ke bawah, maka posisi jarinya adalah sebagai berikut:
- Jari telunjuk dan jari manis dari tangan kanan ditempatkan pada
dua buah lubang sebelah bawah dari Saluang Darek. -
Jari telunjuk dan jari manis dari tangan kiri ditempatkan pada dua buah lubang sebelah atas Saluang Darek.
- Sedangkan posisi tangan tidak tegak lurus seperti memainkan flute
tetapi sedikit serong. 3.
Posisi duduk Posisi duduk umumnya bagi si peniup Saluang Darek adalah dengan sikap
duduk bersila di atas tikar karpet bersama-sama dengan tukang dendang dan para penontonnya. Hal tersebut melambangkan kesederhanaan dan
dapat menimbulkan suatu keakraban satu sama lainnya. Ada 4 cara posisi duduk si peniup Saluang Darek:
- Bersilah utuh
Universitas Sumatera Utara
77 -
Kaki sebelah kanan di atas paha kaki kiri -
Sikap bersimpuh -
Bersilah sebelah
Gambar 4.1. Posisi Tukang Saluang Gambar 4.2. Posisi bibirmulut
Universitas Sumatera Utara
78 Gambar 4.3. Posisi jari
4.3.3 Nada yang di hasilkan alat musik Saluang Darek
Nada yang terdapat pada alat musik Saluang Darek yaitu dari nada terendah sampai nada tertinggi dengan panjang bambu Saluang Darek 58 cm
dengan diameter dalam 2,5cm dan diameter luar 9 cm, maka nada tonal yang dihasilkan oleh Saluang Darek adalah nada F kurang lebih 175 Hz. alat musik
Saluang Darek merupakan alat musik melodis yang menghasilkan lima nada pentatonic, yaitu nada do
– re – ri – fa – fi. Kemudian dapat mengikuti tangga nada barat, yaitu jarak nada I ke nada ke II berjarak 1 laras, nada ke II ke nada ke
III berjarak ½ laras, nada ke III ke nada ke IV berjarak 1½ laras, nada ke IV ke nada ke V berjarak ½ laras. Maka melalui jarak laras nada diatas nada kedua pada
Saluang Darek adalah nada G, nada ketiga adalah G, nada keempat adalah A dan nada kelima adalah nada B.
Universitas Sumatera Utara
79 Semua lubang nada Saluang Darek jika ditutup akan menghasilkan nada F
yang menjadi nada dasarnya, kemudian jika jari pertama dibuka akan menghasilkan nada G, selanjutnya jari pertama dan kedua dibuka menghasilkan
nada G, jari pertama, kedua, ketiga dibuka akan menghasilkan nada A, dan semua lubang nada dibuka akan menghasilkan nada B.
Untuk membantu pemahaman dalam mengilustrasikan nada-nada yang dihasilkan dalam alat musik Saluang Darek, dibawah ini kita akan melihat contoh
gambar interval nada pada Saluang Darek yang memiliki nada dasar “F=Do”
Keterangan gambar
pada penjarian
Nomor 1 = jari pertama Nomor 2 = jari kedua
Nomor 3 = jari ketiga Nomor 4 = jari keempat
Gambar 4.4. Posisi jari terhadap lubang nada
Universitas Sumatera Utara
80 Gambar 4.5. Semua lubang nada tertutup akan
Menghasilkan nada F
Gambar 4.6. Jari 1 terbuka akan menghasilkan nada G
Universitas Sumatera Utara
81 Gambar 4.7. Jari 1 dan 2 terbuka akan menghasilkan nada G
Gambar 4.8. Jari 1,2, dan 3 terbuka akan menghasilkan nada A
Universitas Sumatera Utara
82 Gambar 4.9. Jari 1,2,3 dan 4 terbuka akan menghasilkan nada B
4.3.4 Teknik memainkan Saluang Darek
Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai cara membuat sesuatu, cara yang terkait dalam sebuah karya seni. Menurut Banoe
2003:409 teknik permainan merupakan cara atau teknik sentuhan pada alat musik atas nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya. Dapat disimpulkan,
teknik dalam musik berarti cara melakukan atau memainkan suatu karya seni dengan baik dan benar. Permainan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
2002:41 mengandung arti suatu pertunjukan dan tontonan. Dalam hal ini, permainan dapat diartikan sebagai perwujudan suatu pertunjukan karya seni yang
disajikan secara utuh dari mulai pertunjukan sampai akhir pertunjukan. Setianingsih 2007
–19 menjelaskan bahwa teknik permainan merupakan
Universitas Sumatera Utara
83 gambaran mengenai pola yang dipakai dalam suatu karya seni musik berdasarkan
cara memainkan instrumen beserta pengulangan dan perubahannya, sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang bermakna sesuai dengan nada-nada
sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang indah. Dalam memainkan Saluang Darek ada beberapa teknik yang dipakai,
yaitu: 1.
Teknik meniup Saluang Darek
Teknik meniup Saluang Darek yang dimaksud adalah menghembuskan udara dari mulut kerongkongan kearah lubang tiup dengan cara mengecutkan
bibir kearah lubang tiupan. Bibir yang dikecutkan itu tidak boleh terlalu besarkecil lubang hembusannya. Ada dua cara teknik meniup Saluang Darek,
yaitu: -
Tiupan yang berasal dari rahang dalam kerongkongan yakni berasal dari bagian dalam mulut.
- Tiupan dari mulut yaitu tiupan udara yang dilahirkan dari rongga
mulut dimana seolah-olah terdapat gelembung udara di dalam rongga mulut tersebut yang siap untuk ditiupkan ke lubang tiup
Saluang Darek. 2.
Teknik posisi meniup Saluang Darek Sering terjadi pada orang yang baru belajar Saluang Darek, menemukan
kesulitan untuk menghasilkan bunyinya. Walaupun dalam perasaannya sudah tepat dalam aturan seperti: penempatan lubang tiup yang benar, arah kemiringan
Saluang Darek sudah tepat, dan sebagainya namun bunyinya belum juga bertemu.
Universitas Sumatera Utara
84 Untuk menghilangkan hal tersebut maka yang harus dilakukan adalah dengan
mencoba-coba menggeser posisi Saluang Darek di bibir dalam keadaan meniup. Teknik pada dasarnya akan menghasilkan bunyi lengking dan kemudian bunyi
lengking ini diusahakan pula supaya lembab dengan cara mengurangi kekuatan hembusan. Teknik menghasilkan bunyi itu tidak perlu tergesa-gesa, tetapi
hendaklah dicari bunyi itu sebaik-baiknya, baru kemudian setelah bunyi itu sudah sempurna mencoba posisi jari pada Saluang Darek yang hendak dimainkan
dimelodikan. 3.
Teknik vibrasi Saluang Darek juga mengenal istilah vibrasi yang gunanya antara lain
menyalurkan ekspresi Tukang Saluang Darek. Cara membuat vibrasi pada Saluang Darek adalah sebagai berikut:
- Menggerakan jari pada lubang nada seperti vibrasi yang dilakukan
seorang pemain biola pada dawai biolanya. -
Membentuknya melalui tiupan Saluang Darek seperti vibrasi yang dilakukan pemain flute dan seruling bambu.
- Menggerakkan kepala yang membuat volume nafas beralun-alun
memasuki rongga bunyi dari Saluang Darek. -
Menggoyang-goyangkan Saluang Darek dengan kedua belah tangan sehingga volume nafasnya beralun-alun memasuki rongga
bunyi dan dapat membentuk vibrasi yang diinginkan oleh si peniupnya.
4. Teknik memperselisihkan nafas
Universitas Sumatera Utara
85 Menyelisihkan nafas adalah suatu usaha untuk menjadikan tiupan
seseorang tidak berhentiterputus-putus dari awal sampai akhir pertunjukkan Saluang Darek. Disinilah letak cirri khas teknik memainkan Saluang Darek, si
peniupnya tidak merasa lelah memainkan Saluang Darek sampai waktu yang cukup panjang sambil mengiringi dendang.
Kunci utama menyelisihkan nafas adalah terjadinya perputaran udara antara mulut dan hidung yakni udara dihirup melalui hidung kemudian
dikeluarkan pada mulut melalui tiupan. Menurut Bapak Aziz Mandri Chaniago latihan awal untuk dapat melakukan menyelisihkan nafas yaitu dengan cara
melakukan latihan meniup air dengan pipet, air dimasukkan pada suatu tempat seperti gelas, ember kecil, dan sebagainya kemudian pada saat meniup diusahakan
agar air itu menggelembung-gelembung itu tidak terputus-putus. 5.
Teknik latihan jari Kelincahan jari untuk melahirkan melodi pada lubang-lubang Saluang
Darek sangat menentukan dalam permainan Saluang Darek, karena tanpa adanya kelincahan jari akan menimbulkan kelambanan hasil melodi atau boleh dikatakan
kurang menariknya hasil melodi itu kaku. Menurut Bapak Aziz Mandri Chaniago ada dua cara untuk berlatih teknik ini, yaitu:
- Latihan jari tanpa tiupanbunyi
Memulai membuka lubang Saluang Darek dari nada pertama sampai nada kelima dan kembali sebaliknya dari nada kelima
sampai nada pertama dilakukan berulang kali -
Latihan dengan tiupan
Universitas Sumatera Utara
86 Dengan mencoba menghafal sebuah dendang yang menurut si
pemain mudah dan sudah menyatuh dengan diri si pemain, kemudian dendang ini dimainkan dengan Saluang Darek yakni
dengan melodi yang sesuai dengan dendang yang dibawakan. 6.
Teknik mengiringi dendang ringan Teknik mengiringi dendang yang dimaksud adalah suatu usaha untuk
mencoba secara langsung untuk mengiringi seseorang membawakan dendang. Adapun dendang yang diiringi tidak perlu dendang yang sifatnya terlalu berat,
tetapi dendang-dendang yang sudah dihapal atau dendang ringan yang sudah bisa rasanya diiringi. Menurut Bapak Aziz Mandri Chaniago bagi seorang yang sedang
mencoba teknik ini tidak perlu terlalu emosi untuk mempelajari berbagai bentuk dendang, tetapi hendaklah mengiringi dendang yang betul-betul si pemain rasakan
kesan yang dicapai setelah dicoba mengiringi. Sebab kalau seseorang mengiringi dendang hanya meniup sekedar mengikuti dendang yang dibawakan tanpa adanya
melodi diluar nada inti, maka kesatuan antara melodi Saluang Darek dan dendang akan kurang menarik atau kesan yang ditimbulkan akan terasa kurang
terkombinasi menyatuh. Dalam memainkan Saluang Darek ada juga beberapa teknik lagi yang
dipakai, yaitu untuk menghasilkan nada pertama bernafas dengan biasa saja dan dihembus secara perlahan, tidak terlalu keras. Untuk mendapatkan nada kedua
dilakukan hembusan sedikit lebih kuat dari hembusan nada pertama. Selanjutnya untuk hembusan nada ketiga dilakukan hembusan yang lebih kuat dari hembusan
kedua, untuk nada keempat dilakukan juga hembusan yang lebih kuat lagi dari
Universitas Sumatera Utara
87 hembusan ketiga dan selanjutnya untuk hembusan kelima dibutuhkan tekanan
udara yang lebih kuat dari nada keempat. Teknik yang dilakukan dalam permainan Saluang Darek adalah teknik
penjarian dan pernafasan, penjarian terhadap lubang nada haruslah cepat, lubang nadanya dibuka dan ditutup dengan cepat oleh jari secara berkala, jari tidak
diangkat terlalu tinggi dari lubang nada. Pemain Saluang Darek mengambil nafas dari hidung dan dibutuhkan teknik pernafasan yang disebut dengan manyisiahkan
angok circularbreathing agar dapat bermain Saluang Darek dengan baik. 7.
Teknik gerinyak Teknik gerinyak adalah teknik mengayunkan nada. Teknik ini selalu
dipakai dalam alat musik Saluang Darek Minangkabau. Menurut Bapak Aziz Mandri Chaniago tanpa teknik ini, lagu yang dibawakan terasa kurang
menarikberkesan. Pada tulisan ini penulis akan menggambarkan tentang teknik permainan
dengan menggunakan tablature. Tablature menggambarkan tentang nada pada alat musik, sehingga diketahui nada apa yang dihasilkan alat musik tersebut.
Universitas Sumatera Utara
88 Gambar 4.10. Tablature
4.4 Sample Lagu
Disini penulis menyertakan satu materi lagu yang hasilnya dapat dilihat dari dalam bentuk visual.
9
Lagu yang dimaksud berjudul Bandar Pulai. Arti Bandar adalah sungai yang mengalir di sawah paret kecil, sedangkan Pulai yaitu
nama daerah di Lubuk Basung, kabupaten Agam, Padang Panjang. Kisah dalam lagu ini adalah sebuah angkutan umum sejenis bus yang bernama Bandar Pulai
mencari sewa dari kampung ke pasar dan dari pasar ke kampung. Alasan penulis memilih lagu ini adalah karena lagu ini dasar untuk belajar
memainkan Saluang Darek, lagu yang singkat dan pengulangan lirik lagu yang sama. Berikut adalah hasil transkripsi lagu Bandar Pulai yang di transkrip oleh
Mario Yosua Sinaga stambuk 2012 mahasiswa Etnomusikologi USU. Lagu ini
9
Hasil wawancara dengan Hajizar Koto via telepon pada tanggal 9 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
89 dimainkan oleh Bapak Aziz Mandri Chaniago di rumahnya pada tanggal 31 Mei
2015 yang lalu dengan menggunakan Saluang Darek buatannya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
90 Gambar 4.11.
Transkrip lagu “Bandar Pulai”
4.5 Nilai Ekonomi Pada Alat Musik Saluang Darek
Seperti yang dikemukakan oleh Merriam 1964 kebudayaan material musik dalam etnomusikologi, nilai ekonomi alat musik juga penting yang
berkaitan dengan distribusi penjualannya. Selain Saluang Darek tersebut dapat digunakan dalam kebudayaannya,
ternyata Saluang Darek tersebut dibutuhkan dimasyarakat pendukungnya. Saluang Darek juga memiliki nilai jual yang dapat membantu memperoleh
penghasilan kepada perajinnya. Dengan adanya bahan baku, alat-alat maupun hasil dari kreativitas yang di hasilkan oleh beliau, Saluang Darek buatan beliau
mempunyai nilai jual yang cukup untuk dipasarkan kebeberapa daerah sekitarnya seperti daerah Sumatera Utara, Padang dan beberapa daerah lainnya. Untuk
menjual sebuah Saluang Darek yang sudah jadi dan siap pakai, biasanya Aziz Mandri Chaniago menjual dengan harga minimal Rp 250.000,- kepada pembeli.
Harga tersebut akan lebih mahal apabila Saluang Darek yang ditawarkanya
Universitas Sumatera Utara
91 memiliki kelengkapan penambahan asesoris yang terdapat pada Saluang Darek,
misalnya Saluang Darek tersebut memakai soft case tas pembungkus Saluang Darek. Dengan kelengkapan yang tersedia, beliau biasanya Mematok harga Rp
350.000,-. Sistem penjualan yang dilakukan beliau adalah dengan cara bertemu
langsung dengan pembeli, Beliau akan membuat sebuah Saluang Darek apabila ada seseorang yang memesan kepadanya, pada saat itu beliau akan langsung
membuatnya. Dengan harga yang di tawarkan oleh beliau, tentunya sudah diperhitungkan hasil kerja yang ia dapat, sehingga beliau memperoleh keuntungan
yang sesuai dari harga Saluang Darek yang dijual, dengan proses pembuatan yang
cukup rumit dan memerlukan kesabaran dalam proses pengerjaannya.
4.6 Eksistensi Saluang Darek Minangkabau