Seni musik Sistem kesenian

29 Asia itu adalah orang Melayu, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya mereka tidak mengatakannya mereka sebagai orang Melayu, karena mereka memiliki agama, bahasa dan kebudayaan yang tidak sama dengan konsep kebudayaan Melayu. Seperti contoh penulis, saya beragama Kristen Protestan, saya berasal dari suku Batak Toba, saya menggunakan bahasa Batak dan bercampur dengan bahasa Indonesia, dan saya juga melakukan adat istiadat suku saya sendiri. Namun demikian, jika orang luar menyatakan saya orang Melayu saya pasti akan menjawab saya juga orang Melayu, karena pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

2.2.5 Sistem kesenian

Sistem kesenian Minangkabau berupa instrumen dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan serta kerinduan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.

2.2.5.1 Seni musik

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Minangkabau yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarakat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh Universitas Sumatera Utara 30 masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional Minangkabau yaitu : 1. Saluang Darek terbuat dari bambu, kira-kira panjangnya 40-60 cm dan berdiameter 3 cm. Memiliki enam buah lubang, yang terdiri dari: empat buah lobang nada, satu lobang hembusan, dan satu lobang keluaran udara, 2. Bansi juga terbuat dari bambu. Ukurannya lebih kecil dari bahan saluang. Panjangnya sekitar 15 cm. Diameternya sekita 2 centi meter dan memiliki enam dan tujuh lubang nada. Ujung tanpa buku disumbat dengan kayu. Pada sumbatan itu dibuat celah untuk meniup sehingga menghasilkan bunyi. Nada yang dihasilkannya sangat indah, melodius dan lagunya melankolis, 3. Pupuik batang padi terbuat dari batang padi. Pada bagian dekat buku dibuat lidah. Lidah itu, jika ditiup akan menghasilkan celah, sehingga menimbulkan bunyi. Pada bagian ujungnya dililit dengan daun kelapa yang menyerupai terompet. Bunyinya melengking dan nada dihasilkan melalui permainan jari pada lilitan daun kelapa, 4. Sarunai terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya. Sepotong yang kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar. Fungsinya sebagai penghasil nada. Alat ini memiliki empat lubang nada. Bunyinya juga melodis. Alat musik ini sudah jarang digunakan. Selain juga sulit membuatnya, nada yang dihasilkan juga tidak banyak terpakai, 5. Pupuik tanduak terbuat dari tanduk kerbau yang dibersihkan. Bagian ujungnya dipotong rata dan berfungsi sebagai tempat meniup. Bentuknya Universitas Sumatera Utara 31 mengkilat dan hitam bersih. Fungsinya lebih pada alat komunikasi. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau tari. Dahulu digunakan untuk aba-aba pada masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan magrib atau ada pengumuman dari pemuka kampong, 6. Talempong terbuat dari bambu, kayu, dan logam. Cara memainkannya ada dua macam. Pertama, dengan cara meneteng atau memegang dua atau tiga talempong Talempong Pacik. Kedua, meletakan talempong diatas standar Talempong Duduak. Talempong dapat digunakan untuk mengiringi nyanyi atau dendang dan dapat dimainkan secara instrumental, 7. Gong dan Canang terbuat dari logam. Ukuran gong lebih besar dari talempong, bentuknya sama dengan talempong. Canang lebih besar dari talempong dan lebih kecil dari gong. Fungsinya lebih banyak sebagai alat komunikasi ketimbang alat musik. Canang biasanya dipukul keliling kampung sebagai imbauan kepada masyarakat jika ada acara baralek atau pernikahan dan sebagainya, 8. Tambur, Rebana, Indang dan Adok terbuat dari kayu atau ruyung dan dipalut dengan kulit kambing. Gunanya untuk pelengkap talempong, juga dapat dimanfaatkan secara tunggal. Misalnya untuk arak-arakan pada acara Tabut, Khatam Quran dan arak-arakan lainnya, 9. Rabab rebab terbuat dari tempurung kelapa yang paling besar. Tempurung tersebut ditutup dengan kulit kambing. Batangnya dibuat dari bambu. Pada ujungnya dibuat alat perenggang tali dari kayu. Antara ujung perenggang tali dengan pangkalnya direntang dua tali melalui permukaan Universitas Sumatera Utara 32 kulit. Diatas kulit itu dipasang kuda-kuda, sehingga tali yang direntang itu menjadi tegang. Penggeseknya seperti penggesek biola. Adakalanya dibuat dari ekor kuda dan adakalanya dari benang nilon. Pengesek dipasang pada sebatang rotan yang dibengkokkan. Untuk mengatur nadanya digunakan tangan perebab. Rebab digunakan untuk mengiringi dendang. Kadang- kadang dikombinansikan dengan saluang.

2.2.5.2 Seni tari