commit to user 72
Tabel 4.4 Deskripsi Cacah Siswa Menurut Keaktifan Belajar
Keaktifan Belajar Cacah siswa
Eksperimen CTL
Kontrol Problem Posing
Tinggi 39
20 Sedang
45 37
Rendah 24
37 Jumlah
108 94
C. Pengujian Persyaratan Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak
Sama
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk masing-masing sampel dilakukan dengan menggunakan metode Lilliefors. Berdasarkan uji yang telah dilakukan
diperoleh harga statistik uji untuk taraf signifikansi 0,05 pada masing- masing sampel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas L
obs
L
0,05;n
Keputusan Kesimpulan
CTL 0,0430
0,0853 H
diterima Normal
Problem Posing 0,0572
0,0914 H
diterima Normal
Keaktifan Belajar Tinggi 0,0684
0,1153 H
diterima Normal
Keaktifan Belajar Sedang 0,0627
0,0978 H
diterima Normal
Keaktifan Belajar Rendah 0,0742
0,1134 H
diterima Normal
Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel harga dari L
obs
L
0,05;n
, ini berarti bahwa masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
commit to user 73
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta antara tingkat aktivitas siswa dilakukan
dengan menggunakan uji Bartlett pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan uji homogenitas disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas
Sampel k
χ
2 obs
χ
2 0,05;k-1
Keputusan Kesimpulan
Pendekatan Pembelajaran
2 0,004
3,841 H
diterima Homogen
Keaktifan Belajar 3
1,459 5,991
H diterima
Homogen Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
variansi-variansi dari populasi yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran dan variansi-variansi keaktifan belajar siswa adalah
sama atau homogen.
D. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan
tingkat signifikansi 0,05 disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.7
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Sumber
JK dK
RK F
obs
F
tabel
Keputusan Uji A
433,0361 1
433,0361 1,6727
3,8893 H
0A
diterima
B
3862,1509 2
1931,0755 7,4593
3,0419 H
0B
ditolak
AB
2841,0590 2
1420,5295 5,4872
3,0419 H
0AB
ditolak
Galat
50740,5866 196
258,8805
Total
57876,8327 201
commit to user 74
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa H
0A
diterima, H
0B
ditolak, dan H
0AB
ditolak, kesimpulannya adalah: a. Tidak terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap prestasi
belajar matematika. b. Terdapat pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika. c. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan keaktifan
belajar terhadap prestasi belajar matematika. 2. Uji Lanjut Pasca Anava
Tabel 4.8 Tabel Rerata Data
Keaktifan Belajar A Pendekatan B
Tinggi b
1
Sedang b
2
Rendah b
3
Rerata Marginal
CTL a
1
67,077 68,089
65,500 67,148
Problem Posing a
2
80,200 70,054
59,568 68,085
Rerata Marginal 71,525
68,976 61,902
Dari rangkuman analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama di atas telah diperoleh bahwa :
a. H
0A
diterima, maka tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda. b. H
0B
ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda. Rangkuman uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’
disajikan dalam tabel berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.
commit to user 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
H F
obs
2.F
0,05;2;196
Keputusan Uji
2 1
· ·
= µ µ
0,8617 23,0419 = 6,0838
H diterima
3 1
· ·
= µ µ
10,7298 23,0419 = 6,0838
H ditolak
3 2
· ·
= µ µ
6,7614 23,0419 = 6,0838
H ditolak
Dari tabel di atas tampak bahwa : 1 H
yang pertama diterima. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar tinggi dan keaktifan belajar sedang memberikan efek yang
sama terhadap prestasi belajar, artinya kedua tingkat keaktifan tersebut memberikan prestasi belajar matematika yang sama.
2 H yang kedua ditolak, artinya keaktifan belajar tinggi dan
keaktifan belajar rendah memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar. Keaktifan belajar tinggi memberikan prestasi
belajar yang lebih baik jika dilihat dari rataannya pada Tabel 4.8. 3 H
yang ketiga juga ditolak sehingga menunjukkan bahwa keaktifan belajar sedang dan keaktifan belajar rendah juga
memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar dan jika dilihat dari rataannya pada Tabel 4.8, keaktifan belajar sedang
memberikan prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan keaktifan belajar rendah.
c. H
0AB
ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda. Rangkuman uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’
disajikan dalam tabel berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.
commit to user 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Sel
H F
obs
5.F
0,05;5;196
Keputusan Uji
12 11
µ µ =
0,0826 52,26017 = 11,3009
H diterima
13 11
µ µ =
0,1427 52,26017 = 11,3009
H diterima
13 12
µ µ =
0,4052 52,26017 = 11,3009
H diterima
22 21
µ µ =
5,1623 52,26017 = 11,3009
H diterima
23 21
µ µ =
21,3481 52,26017 = 11,3009
H ditolak
23 22
µ µ
= 7,8584
52,26017 = 11,3009 H
diterima
21 11
µ µ =
8,7946 52,26017 = 11,3009
H diterima
22 12
µ µ =
0,3029 52,26017 = 11,3009
H diterima
23 13
µ µ =
1,9790 52,26017 = 11,3009
H diterima
Dari tabel di atas tampak bahwa : 1 H
yang pertama diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan CTL, keaktifan belajar tinggi
dan keaktifan belajar sedang memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar.
2 H yang kedua juga diterima, artinya pada pembelajaran dengan
pendekatan CTL, keaktifan belajar tinggi dan keaktifan belajar rendah memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar.
3 H yang ketiga diterima, artinya pada pembelajaran dengan
pendekatan CTL, keaktifan belajar sedang dan keaktifan belajar rendah memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar.
4 H yang keempat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada
pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing, keaktifan belajar tinggi dan keaktifan belajar sedang memberikan efek yang
sama terhadap prestasi belajar.
commit to user 77
5 H yang kelima ditolak sehingga menunjukkan bahwa pada
pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing, keaktifan belajar tinggi dan keaktifan belajar sedang memberikan efek yang
berbeda terhadap prestasi belajar, siswa dengan keaktifan belajar tinggi memiliki prestasi yang lebih baik jika dilihat dari rataannya
pada tabel 4.8. 6 H
yang keenam diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing, keaktifan
belajar sedang dan keaktifan belajar rendah memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar
7 H yang ketujuh diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada siswa
dengan keaktifan belajar tinggi, pembelajaran dengan pendekatan CTL dan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing
memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar. 8 H
yang kedelapan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada siswa dengan keaktifan belajar sedang, pembelajaran dengan
pendekatan CTL dan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar.
9 H yang kesembilan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
dengan keaktifan
belajar rendah,
pembelajaran dengan
pendekatan CTL dan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data