5.16 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi umur berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita stroke hemoragik rawat inap di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun 2015 dapat
dilihat pada gambar 5.32 dibawah ini.
Gambar 5.32 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Stroke Hemoragik Rawat Inap Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2015.
Berdasarkan gambar 5.32 dapat dilihat bahwa terdapat 45 orang yang PBJ+PAPS dimana 100 mendapatkan tindakan konservatif. Terdapat 82 orang
yang meninggal dimana ada 3 orang 3,7 mendapatkan tindakan operatif dan 79 orang 96,3 mendapatkan tindakan konservatif.
Hasil analisis statistik menggunakan uji Fisher diperoleh p=0,552 p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan distribusi proporsi yang bermakna antara
penatalaksanaan medis dengan keadaan sewaktu pulang. Pada penderita stroke hemoragik rawat inap di RSUD Raden Mattaher proporsi tertinggi
penatalaksanaan medis adalah tindakan konservatif, ini dikarenakan untuk 3,7
100 96,3
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
PBJ+PAPS Meninggal
Tindakan Operatif Tindakan Konservatif
Proporsi
Universitas Sumatera Utara
memberikan tindakan operatif banyak hal yang harus dipertimbangkan seorang dokter dan harus didiskusikan kembali dengan pihak keluarga penderita.
Sebanyak 3 orang penderita stroke hemoragik yang diberikan tindakan operatif dengan keadaan sewaktu pulang meninggal. Beberapa teori mengatakan tindakan
operatif memberikan dampak buruk jika dilakukan pada usia tua, perdarahan dibagian dalam otak, dan saat kondisi klinis memburuk bisa dilihat salah satunya
dengan skor GSC untuk melihat tingkat kesadaran penderita.
5.17 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita stroke hemoragik rawat inap di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun 2015
dapat dilihat pada gambar 5.33 dibawah ini.
Gambar 5.33 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Stroke Hemoragik Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2015.
Berdasarkan gambar 5.33 dapat dilihat bahwa lama rawatan penderita stroke hemoragik dengan pulang atas permintaan sendiri adalah 10,04 10 hari,
2 4
6 8
10 12
Meninggal Pulang Berobat Jalan
Pulang Atas Permintaan Sendiri
Series1
Keadaae Sewaktu Pulaeg
10 hari
8 hari
4 hari
Keadaan Sewaktu Pulang
Universitas Sumatera Utara
pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 7,68 8 hari, dan yang meninggal dengan lama rawatan rata-rata 4,15 4 hari.
Hasil analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p=0,0001 p0,05 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama
rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang. Sejalan dengan penelitian Sirait pada penderita stroke hemoragik rawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan
tahun 2007-2008 dimana hasil analisis statistik antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang diperoleh nilai p=0,0001 p0,05 yang artinya
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang.
Pada penderita stroke hemoragik yang keadaan sewaktu pulang meninggal memiliki lama rawatan rata-rata paling pendek yaitu 4 hari, ini bisa dikarenakan
kondisi klinis penderita yang telah memburuk pada saat dibawa ke RS, diperberat dengan hipertensi yang membuat perdarahan merembes kebagian lebih dalam dari
otak sehingga perdarahan tidak dapat diatasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan