Jenis Kelamin Sosiodemografi Penderita Stroke Hemoragik

ekskremitas bawahatas pada sisi yang sama, cepat hilang namun akan timbul lagi, gejala sensorik, gangguan bicara, sakit kepala, kejang, lemah, muntah, nystagmus jarang.

5.1.2 Jenis Kelamin

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap berdasarkan jenis kelamin di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.2 dibawah ini. Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2015. Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah berjenis kelamin laki- laki yaitu 57,5 dan terendah berjenis kelamin perempuan yaitu 42,5. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Harkitasari tahun 2015 pada penderita stroke hemoragik di RSUP Sanglah Denpasar periode Desember 2014-Februari 2015 dimana dari jumlah total 44 penderita stroke hemoragik, 28 penderita berjenis kelamin laki-laki 63,60 dan 16 penderita berjenis kelamin perempuan 36,40. Laki-laki Perempuan 57,5 42,5 Jenis Kelamin Universitas Sumatera Utara Menurut Singer dan Zhang dalam Harkitasari 2015 jenis kelamin laki- laki lebih mudah terserang stroke hemoragik seiring bertambahnya usia. Jenis kelamin laki-laki mempunyai prevalensi merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi dimana hala ini merupakan faktor resiko untuk terjadinya stroke hemoragik. Penderita berjenis kelamin laki-laki yang merokok mempunyai resiko 27,270 kali terserang stroke hemoragik dibandingkan perempuan. Selain itu penyakit ginjal, kadar HDL yang rendah juga lebih banyak didapatkan pada laki-laki. Proteksi pembuluh darah dari estrogen endogen yang rendah pada laki-laki berkontribusi pada tingginya resiko stroke. Hasil penelitian Harkitasari menunjukkan pada usia ≤55 tahun perempuan lebih sedikit yang terserang stroke hemoragik dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan premenopause mempunyai resiko yang rendah untuk terjadi stroke hemoragik dibandingkan dengan perempuan pascamenopause. Ini menunjukkan pengaruh hormonal terhdap resiko terjadinya stroke hemoragik. Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Agama