Jenis emulsi Emulsi .1 Pengertian emulsi

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Emulsi 2.1.1 Pengertian emulsi Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Biasanya emulsi mengandung dua zat atau lebih yang tidak dapat bercampur, misalnya minyak dan air. Zat pengemulsi emulgator merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil Anief, 1996.

2.1.2 Jenis emulsi

Salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar contoh: air, sedangkan lainnya relatif nonpolar contoh: minyak. Emulsi obat untuk pemberian oral biasanya dari tipe emulsi minyak dalam airma dan membutuhkan penggunaan suatu zat pengemulsi ma. Tetapi tidak semua emulsi yang dipergunakan termasuk tipe ma. Makanan tertentu seperti mentega dan beberapa saus salad merupakan emulsi tipe air dalam minyakamMartin, et al., 1993. Berdasarkan jenisnya, emulsi dibagi dalam empat golongan, yaitu emulsi minyak dalam air ma, emulsi air dalam minyakam, emulsi minyak dalam air dalam minyakmam, dan emulsi air dalam minyak airama. a. Emulsi jenis minyak dalam air ma Bila fase minyak didispersikan sebagai bola-bola ke seluruh fase kontinu air, sistem tersebut dikenal sebagai suatu emulsi minyak dalam air maMartin, et al., 1993. Universitas Sumatera Utara 7 b. Emulsi jenis air dalam minyak am Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu, emulsi tersebut dikenal sebagai produk air dalam minyak am Martin, et al., 1993. c. Emulsi jenis minyak dalam air dalam minyak mam Emulsi minyak dalam air dalam minyak mam, juga dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuat dengan mencampurkan suatu pengemulsi ma dengan suatu fase air dalam suatu mikser dan perlahan-lahan menambahkan fase minyak untuk membentuk suatu emulsi minyak dalam air Martin, et al., 1993. d.Emulsi jenis air dalam minyak dalam airama Emulsi ama juga dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuat dengan mencampurkan suatu pengemulsi am dengan suatu fase minyak dalam suatu mikser dan perlahan-lahan menambahkan fase air untuk membentuk suatu emulsi air dalam minyak. Emulsi am tersebut kemudian didispersikan dalam suatu larutan air dari suatu zat pengemulsi ma, seperti polisorbat 80 Tween 80, sehingga membentuk emulsi air dalam minyak dalam air. Pembuatan emulsi ama ini untuk obat yang ditempatkan dalam tubuh serta untuk memperpanjang kerja obat, untuk makanan-makanan serta untuk kosmetik Martin, et al., 1993. Tipe emulsi a ma; b am; c ama; d mam dapat dilihat pada Gambar 2.1 Martin, et al., 1993. a m m a a m a m a m a b c d Gambar 2.1 Tipe emulsi a ma; b am; c ama; d mam Universitas Sumatera Utara 8 Beberapa metode yang biasa digunakan untuk menentukan tipe dari suatu emulsi meliputi metode pewarnaan, metode pengenceran fase, metode konduktivitas listrik, dan metode fluoresensi. a. Metode pewarnaan Sejumlah kecil zat warna yang larut dalam air, seperti metilen biru atau briliant blue FCF bisa ditaburkan pada permukaan suspensi. Jika air merupakan fase luar, yakni jika emulsi tersebut bertipe ma, zat warna tersebut akan melarut didalamnya dan berdifusi merata ke seluruh bagian dari air tersebut. Jika emulsi tersebut bertipe am, partikel-partikel zat warna akan tinggal bergerombol pada permukaan Martin, et al., 1993. b. Metode pengenceran fase Jika emulsi tersebut bercampur dengan sempurna dengan air, maka ia termasuk bertipe ma dan apabila tidak dapat diencerkan adalah tipe amAnief, 1994. c. Metode konduktivitas listrik Pengujian ini menggunakan sepasang elektroda yang dihubungkan dengan suatu sumber listrik luar dan dicelupkan dalam emulsi. Lampu akan menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi bila tipenya ma dan lampu akan mati bila emulsi tipenya am Martin, et al., 1993. d. Metode fluoresensi Minyak dapat berfluoresensi di bawah sinar UV, emulsi ma menunjukkan pola titik-titik, sedangkan emulsi am berfluoresensi seluruhnya Lachman et al., 1994. Universitas Sumatera Utara 9

2.1.3 Tujuan pembuatan emulsi