lxv Gambar 4.60. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat pencapaian
sosialisasi dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.61. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat pencapaian sosialisasi dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan
ditinjau per wilayah kepulauan
5. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem manfaat outcome
pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menilai manfaat pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, adalah: i tingkat kekuatan struktural perkerasan;
dan ii tingkat kekuatan fungsional perkerasan. Tingkat kekuatan struktural dan fungsional perkerasan jalan dalam hal ini tidak dilihat sebagai dampak dari
pemberlakuan standar mutu perkerasan tetapi lebih dianalisis sebagai bagian dari elemen-elemen hierarki pemberlakuan standar mutu yang sistemik dari suatu
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
kehandalan organisasi
internal kelancaran
sosialisasi kelengkapan
substansi standar
peny ebaran inf ormasi
standar keseragaman
penggunaan standar mutu
peningkatan kualitas SDM
pengendali mutu ketepatan jadwal
sosialisasi pemantapan
hubungan institusi
Sum atera Jawa-Bali
Kalim antan Sulawes i
Kep. Wilayah Tim ur
lxvi lingkaran manajemen yang tidak terputus, sebagaimana dapat ditunjukkan dalam
Gambar 2.29.
a. Tingkat kekuatan struktural perkerasan jalan menurut Aly 2003.a
2003.b, dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain: i utilisasi drainase permukaan jalan; ii daya dukung perkerasan; iii stabilitas perkerasan; dan iv
repetisi beban lalulintas. Kerusakan struktural juga disebabkan beban kendaraan yang berlebih overloading sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan dini di
awal umur pelayanan Mustazir, 1999. Untuk melengkapi Aly 2003.a 2003.b dan Mustazir 1999, Andriyanto 2005 juga menyimpulkan bahwa perkerasan
jalan merupakan konstruksi yang bersifat meluas dan horisontal sehingga tingkat kekuatan strukturalnya dipengaruhi oleh daya dukung dan daya guna
perkerasannya. Berkaitan dengan pendapat para ahli tersebut, hasil penelitian verifikasi
variabel pengaruh yang dilakukan terhadap 240 responden tersebar di 28 propinsi, menunjukkan 5 lima variabel penting yang dipilih dan disetujui hampir 99
responden, yaitu: daya dukung perkerasan, stabilitas perkerasan, repetisi beban lalulintas, kerusakan struktural dini dan drainase permukaan sebagaimana dapat
ditunjukkan dalam Gambar 4.62. Sedangkan variabel daya guna perkerasan dan overloading
, masing-masing dipilih dan disetujui hampir 75 responden. Distribusi persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap tingkat
kekuatan struktural dalam pemberlakuan standar mutu untuk perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.63. Hasil penelitian ini sangat mendukung
pendapat Sjahdanulirwan 2006.a dan Ma’soem 2006 bahwa kendaraan berat berlebih overloading bukan penyebab utama kerusakan struktural melainkan
penyebab ikutan setelah daya dukung perkerasan mengalami penurunan pada awal umur pelayanan, dengan kata lain pelaksanaan pembangunan perkerasan jalan
kurang memenuhi standar mutu. Daya guna perkerasan mengindikasikan variasi pengguna jalan, sedangkan daya dukung perkerasan mengindikasikan umur
pelayanan perkerasan. Responden pakar lebih banyak memilih dan menyetujui daya dukung perkerasan daripada daya guna perkerasan karena daya dukung
perkerasan berkaitan dengan laju kerusakan dan kinerja mutu pelaksanaan pembangunan.
lxvii Dari Gambar 4.62 dapat dicermati bahwa beberapa variabel yang memiliki
karakteristik hampir sama adalah daya dukung perkerasan, stabilitas perkerasan dan kerusakan struktural dini karena keluarannya bermuara pada kerusakan dan
penurunan umur pelayanan, sehingga ketiga variabel tersebut dimungkinkan dapat berkorelasi kuat membentuk variabel baru. Drainase permukaan merupakan
variabel yang amat penting dipertimbangkan terhadap laju kerusakan struktural perkerasan. Serangan air terhadap konstruksi jalan sering terjadi dan berakibat
kerusakan secara cepat adalah masuknya air ke dalam lapisan konstruksi perkerasan dari permukaan jalan melalui lubang atau retak yang terjadi. Rembesan air ke
lapisan bawah berakibat kondisi konstruksi perkerasan jalan yang semula kering unsoaked berubah menjadi jenuh air soaked dan hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan kekuatan atau kestabilan konstruksi jalan Aly, 2001.
Gambar 4.62. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kekuatan struktural perkerasan dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.63. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kekuatan struktural dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per
wilayah kepulauan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
day a guna
p er
k er
as a
n d
ay a
duk ung
p e
rke ra
sa n
s ta
b ili
ta s
p er
k er
as a
n peti
s i beb
an la
lu lin
ta s
ov e
rl oadi
ng k
e ndar
aan dr
ai na
s e
per m
u k
aan ke
ru sa
k a
n tr
uk tur
a l di
ni Sumatera
Jaw a-Bali Kalimantan
Sulaw es i Kep. Wilay ah Timur
74.1 99.1
98.1 97.7
75.9 93.5
98.6 25.9
0.9 1.9
2.3 24.1
6.5 1.4
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
daya guna perkerasan
daya dukung perkerasan
stabilitas perkerasan
repetisi beban
lalulintas overloading
kendaraan kerusakan
struktural dini drainase
permukaan
P ro
p o
rsi p
e rsep
si p
aka r
Tidak Ya
lxviii
b. Tingkat kekuatan fungsional perkerasan jalan menurut Aly 2001
dan Sugiri 2006, dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain: i kondisi permukan hasil pemeliharaan jalan; ii kondisi permukaan hasil peningkatan jalan;
iii kondisi permukaan hasil pembangunan jalan baru; dan iv faktor regional. Indikator kondisi permukaan adalah indeks performasi, dengan parameter ukur
adalah nilai rating RCI Road Comfort Index dan IRI mkm. Indikator faktor regional adalah curah hujan yang terjadi dengan parameter ukur intensitas hujan
mmtahun. Hasil penelitian verifikasi variabel terhadap 240 responden yang tersebar di
28 propinsi, menunjukkan ada 5 lima variabel yang masing-masing dipilih dan disetujui hampir 100 responden yang ada, yaitu: i variabel Kondisi Permukaan
Hasil Pembangunan Jalan Baru; ii variabel Kondisi Permukaan Hasil Peningkatan Jalan; iii variabel Kondisi Permukaan Hasil Pemeliharaan Rutin; iv variabel
Kondisi Permukaan Hasil Berkala; dan v variabel Faktor Regional lihat Tabel 4.64. Distribusi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh
terhadap tingkat kekuatan fungsional dan pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat dilihat dalam Gambar 4.65.
Dari Gambar 4.64 dapat dicermati bahwa kondisi permukaan hasil pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala memiliki karakter keluaran yang
hampir sama, sehingga dimungkinkan dapat berkorelasi dalam satu kelompok. Demikian juga kondisi permukaan hasil pembangunan jalan baru dan kondisi
permukaan hasil peningkatan jalan dapat berkorelasi dalam satu kelompok. Pemeliharaan perkerasan jalan yang berbasis kinerja mutu selalu menekankan pada
ketepatan mutu tatacara pelaksanaan terhadap standar mutu yang disepakati dan ketepatan waktu pelaksanaannya terhadap jadwal perbaikan kerusakan permukaan
perkerasan Ditjen Bina Marga, 2006.a. Ketepatan waktu pemeliharaan berpengaruh terhadap performasi permukaan perkerasan jalan agar tidak mengalami
kerusakan struktural. Faktor regional menggambarkan kondisi cuaca atau curah hujan tahunan, yang berpengaruh terhadap performasi material konstruksi karena
beberapa material konstruksi yang mengandung kapur atau pasir putih akan mengalami perubahan kinerja seiring dengan perubahan cuaca Nono, 2006.
99.1 100.0
97.3 98.2
97.4 0.0
2.6 1.8
2.7 0.9
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
P ro
p o
rsi p e
rsep si
p a
kar
Tidak Ya
lxix Gambar 4.64. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kekuatan
fungsional perkerasan dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.65. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kekuatan fungsional dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per
wilayah kepulauan
6. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem dampak impact