Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem dampak impact

lxix Gambar 4.64. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kekuatan fungsional perkerasan dalam pemberlakuan standar mutu Gambar 4.65. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kekuatan fungsional dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per wilayah kepulauan

6. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem dampak impact

pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menilai impact dampak pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, adalah: i tingkat kemantapan jalan; dan ii tingkat kenyamanan jalan. Tingkat kemantapan dan kenyamanan jalan, dalam hal ini tidak ditinjau sebagai dampak dari proses pemberlakuan standar mutu perkerasan tetapi lebih ditinjau sebagai bagian dari elemen-elemen hierarki pemberlakuan standar mutu yang sistemik dari suatu lingkaran manajemen yang tidak terputus, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.29.

a. Tingkat kemantapan jalan, menurut Sjahdanulirwan 2006.a;

Widjajanto Pryandana 2005 dan Aly 2003.a 2003.b, dipengaruhi oleh beberapa variabel,antara lain: i cracking; ii rutting; iii potholes; iv deformation ; v ravelling; vi patching; dan vii corrugation. Indikator untuk g g 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 kondisi permukaan hasil pembangunan jalan baru kondisi permukaan hasil peningkatan jalan kondisi permukaan hasil pemeliharaan rutin kondisi permukaan hasil pemeliharaan berkala faktor regional Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi Kep. Wilayah Timur lxx memilih pengaruh variabel tersebut adalah luas kerusakan perkerasan per km panjang jalan atau per cm kedalaman rusak permukaan, dengan parameter ukur dalam satuan m 2 km atau m 2 cm per tahun. Aly 2006 menyatakan bahwa konstruksi perkerasan jalan nasional maupun propinsi pada umumnya mengalami kerusakan awal dalam bentuk lubang potholes dan retak cracking dalam jumlah terbatas. Pada saat proses degradasi konstruksi penurunan kekuatan mulai terjadi, sebagai akibat rembesan air ke dalam lapisan konstruksi perkerasan. Proses ini terjadi secara cepat dan pasti, terutama pada musim hujan. Air hujan yang tidak mengalir cepat meninggalkan permukaan jalan akan merembes ke lapisan bawah melalui potholes atau cracking sehingga terjadi kondisi jenuh air yang berakibat penurunan kekuatan jalan. Proses kerusakan struktural ini menggambarkan betapa pentingnya saluran drainase permukaan jalan untuk segera dapat menampung air permukaan jalan sehingga kekesatan permukaan dapat dipertahankan pada standar minimal. Pada saat penurunan kekuatan jalan sudah mulai terjadi, maka permukaan perkerasan tidak mampu lagi menerima beban kendaraan, selanjutnya terbentuklah rutting. Berkaitan dengan pendapat para ahli tersebut, penelitian verifikasi variabel terhadap tingkat kemantapan jalan pada 240 responden yang tersebar di 28 propinsi, menunjukkan ada 5 lima variabel yang dipilih dan disetujui hampir 99 responden, yaitu: cracking, rutting, potholes, deformation, ravelling dan corrugation . Satu variabel pengaruh yang dipilih dan disetujui 90 responden, yaitu patching lihat Gambar 4.66. Distribusi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap tingkat kemantapan jalan dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.67. 97.7 97.2 98.1 98.6 95.4 90.3 97.2 9.7 2.8 4.6 1.4 1.9 2.8 2.3 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ret ak permukaan cracking bekas alur roda kend. rut t ing lubang permukaan pot holes penurunan permukaan def ormat ion pelepasan but iran perm.ravelling pat ching permukaan kerit ing corrugat ion P ro p o rsi p er sep si p akar Tidak Ya lxxi Gambar 4.66. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kemantapan jalan dalam pemberlakuan standar mutu Gambar 4.67. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kemantapan jalan dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per wilayah kepulauan

b. Tingkat kenyamanan jalan, menurut Sjahdanulirwan 2006.b; Ditjen

Bina Marga 2006.a, dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain: i kerataan permukaan; ii kekesatan permukaan; iii kemiringan melintang permukaan; iv kemiringan memanjang permukaan; dan v kelicinan permukaan. Selain itu, Austroad 2005 menyatakan tingkat resiko dan keamanan berkendaraan merupakan variabel penting yang mempengaruhi tingkat kenyamanan jalan. Sulistio 2006 juga menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa kondisi permukaan jalan yang mengalami kerusakan struktural akan memberikan rasa tidak aman bagi pengguna kendaraan sehingga memiliki tingkat resiko kecelakaan yang serius. Perbaikan kerusakan struktural jalan dapat mereduksi 30 kejadian kecelakaan di jalan. Berkaitan dengan pendapat para ahli tersebut, hasil penelitian terhadap 240 responden yang tersebar di 28 propinsi, menunjukkan bahwa ada 3 tiga variabel penting yang dipilih dan disetujui oleh hampir 99 responden yang ada, yaitu: i variabel Kerataan Permukaan; ii variabel Kekesatan Permukaan; dan iii variabel Kemiringan Melintang Permukaan. Selain itu, ada 3 tiga variabel lain yang dipilih dan disetujui hampir 95 responden yang ada, yaitu: i variabel Kemiringan Memanjang Permukaan; ii variabel Kelicinan Permukaan; dan iii variabel Keamanan Berkendaraan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.68. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 00 retak perm ukaan cracking bek as alur roda kend. rutting lubang perm ukaan potholes penurunan perm ukaan deform ation pelepasan butiran perm .rav elling patc hing perm ukaan k eriting corrugation S u m a te ra Ja w a-B a li K a lim an ta n S u la w e s i K ep . W ila y a h Tim u r 99.5 98.1 97.7 93.1 94.4 94.4 0.5 6.9 5.6 5.6 2.3 1.9 50 60 70 80 90 100 p er sep si p ak ar Tidak Ya lxxii Gambar 4.68. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi terhadap tingkat kenyamanan jalan dalam pemberlakuan standar mutu Distribusi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap tingkat kenyamanan jalan dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.69. Sulistio 2006 menyatakan bahwa sebenarnya ada 3 tiga aspek kondisi teknis jalan yang berpengaruh terhadap rasa nyaman pengguna jalan, yaitu: i kondisi kerataan permukaan; ii kondisi kekesatan permukaan; dan iii kemiringan melintang permukaan. Kondisi kerataan permukaan merupakan indikator kondisi fungsional performansi konstruksi jalan yang dinyatakan dalam satuan mkm, selanjutnya ditransformasikan ke dalam satuan RCI untuk mengukur tingkat kenyamanan jalan. Kondisi kekesatan permukaan merupakan indikator kondisi kegelinciran roda kendaraan ketika melewati permukaan jalan, artinya berapa besar tingkat kelicinan permukaan yang dinyatakan dalam satuan skid resistance. Makin besar skid resistance permukaan jalan maka makin kesat permukaan perkerasan sehingga makin nyaman berkendaraan. Kemiringan melintang permukaan dikaitkan dengan peranannya dalam mempercepat pengaliran air permukaan menuju saluran drainase permukaan yang sejajar dengan badan jalan. Dari uraian pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 3 tiga variabel penting yang dimungkinkan sebagai variabel dominan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan jalan, yaitu: i variabel Kondisi Kerataan Permukaan; ii variabel Kondisi Kekesatan Permukaan; dan iii variabel Kemiringan Melintang Permukaan. lxxiii Gambar 4.69. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat kenyamanan jalan dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan C. Seleksi, Pengelompokan dan Validasi Variabel yang mempengaruhi Faktor-faktor Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan

1. Pelaksanaan Survai ke-3 a. Pelaksanaan survai ke-3