lxi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap
manajemen data dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.57.
Gambar 4.56. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi manajemen data dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.57. Verifikasi variabel yang mempengaruhi manajemen data dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per wilayah
kepulauan Dari uraian pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 3 tiga
variabel baru yang dimungkinkan merupakan hasil korelasi beberapa variabel yang memiliki karakter hampir sama, yaitu: i variabel Sistem Basis Data; ii variabel
Kompilasi Data; dan iii variabel Akses Data.
4. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem keluaran output
pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
m et
ode k
om pil
as i
da ta
ko m
pl ek
sit as
dat a
ak ur
as ik
ual ifi
kas i
da ta
pe ngar
si pan dat
a peng
enda lian dat
a pengo
rga nis
as ia
n da
ta peng
am anan dat
a ak
se si
bi lit
as d at
a sum
ber p
engad aan
dat a
m et
od e p
engo lah
an dat
a Sumatera
Jawa-Bali Kalimantan
Sulawesi Kep. Wilayah Timur
94.9 98.6
98.6 96.3
96.8 96.3
94.2 97.7
97.7 96.8
5.1 1.4
1.4 3.7
3.2 3.7
5.1 2.3
2.3 3.2
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
m e
to d
e ko
m p
ila si
dat a
ko m
p le
ks ita
s d a
ta a
k ur
as ik
u al
ifi k
as i
da ta
p enga
rs ip
an da ta
pen gen
dal ian
da ta
peng or
g ani
s a
s ian
da ta
peng ama
nan data a
k s
e s
ib ilit
a s
d a
ta su
m b
e r
peng adaa
n da ta
meto de
pen gol
aha n da
ta
P ro
por s
i p e
rs e
p s
i pa k
a r
Tidak Ya
lxii
a. Tingkat pencapaian mutu merupakan faktor penting yang
dipertimbangkan dalam menilai keluaran atau hasil pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan sebagai bagian dari suatu lingkaran manajemen mutu yang
sistemik. Tingkat pencapaian mutu tidak dilihat sebagai dampak dari pemberlakuan standar mutu, tetapi dilihat sebagai bagian elemen hierarki pemberlakuan standar
mutu yang sistemik dari suatu lingkaran manajemen yang tidak terputus, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.29.
Beberapa variabel yang dipertimbangkan untuk menilai pencapaian mutu suatu produk lapangan dapat berupa industri adalah tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya
dan tepat volume Smith, 1996; Aly, 2006. Selain itu, Widjajanto Maulana 2006 menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian mutu tidak hanya diukur dari
aspek teknis, tetapi dapat juga diukur dari aspek administrasi, hukum dan tujuan yang ingin dicapai karena pencapaian mutu perkerasan jalan selalu menghadapi
masalah sosial, engineering, cuaca dan pengawasan. Berkaitan dengan pendapat pakar tersebut, hasil penelitian verifikasi
variabel terhadap 240 responden pakar yang tersebar di 28 propinsi menunjukkan bahwa: i variabel Ketepatan Implementasi, Ketepatan Mutu, dan Ketepatan
Waktu, masing-masing dipilih dan disetujui hampir 99 rersponden; ii variabel Ketepatan Tujuan dan Ketepatan Administrasi dipilih dan disetujui hampir 90
responden; iii variabel Ketepatan Volume disetujui hampir 77 responden; dan iv variabel Ketepatan Biaya Uji Mutu dan Ketepatan Hukum, masing-masing
dipilih dan disetujui hampir 65 responden. Hasil penelitian ini mengidentifikasi 6 enam variabel pengaruh yang dipilih dan disetujui lebih dari 75 responden yang
ada, yaitu: i variabel Ketepatan Implementasi Standar; ii variabel Ketepatan Mutu sesuai Standar; iii variabel Ketepatan Waktu Uji Mutu; iv variabel
Ketepatan TujuanSasaran; v variabel Ketepatan Administrasi; dan vi variabel Ketepatan Volume Pengujian, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.58.
Dari Gambar 4.58 dapat dicermati bahwa variabel Ketepatan Implementasi Standar dan variabel Ketepatan Mutu memiliki indikator yang hampir sama yaitu
seberapa besar tingkat kesalahan hasil implementasi, sehingga kedua variabel ini dimungkinkan berkorelasi dalam satu kelompok. Selain itu, variabel Ketepatan
Volume Pengujian dan Ketepatan Administrasi, keduanya memiliki parameter ukur
lxiii yang hampir sama yaitu berapa persentase volume sampling atau jumlah data
yang memenuhi prosedur standar pengujian, sehingga memungkinkan kedua variabel ini berkorelasi kuat membentuk satu kelompok. Distribusi Persepsi pakar
per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap tingkat pencapaian mutu dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam
Gambar 4.59.
Gambar 4.58. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat pencapaian mutu dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.59. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat pencapaian mutu dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per
wilayah kepulauan
b. Tingkat pencapaian sosialisasi standar mutu merupakan faktor yang
amat menentukan keberhasilan implementasi standar mutu perkerasan jalan untuk
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
k e
te p
a ta
n im
pl em
en ta
s i
s tan
dar k
e te
pa tan m
u tu
se su
a i st
a n
d a
r k
e te
p a
ta n
w a
k tu
uj i m
u tu
k e
te p
a ta
n b
ia y
a u
ji m u
tu k
e te
p a
ta n
tu jua
n s
as ar
an k
e tepa
tan ad
m ini
s tr
a s
i k
et e
pat a
n hu k
um k
e tepa
tan vo
lu m
e p
en guj
ia n
Sumatera Sulawesi
Kalimantan Kep. Wilayah Timur
Jawa-Bali 98.1
98.6 94.0
65.4 89.8
81.5 61.1
76.9 1.9
1.4 6.0
34.6 10.2
18.5 38.9
23.1
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
ke te
p a
ta n
im pl
em en
tas i
s tandar
k e
tepatan m u
tu s
e s
uai s
tandar ke
te p
a ta
n w
a kt
u uj
i mutu k
e tepat
a n bi
ay a
u ji m
u tu
ke te
p a
ta n
tuj uan
s as
ar an
k e
tepat a
n admi
ni s
tr a
s i
k e
te patan huk
um k
e tepat
an v o
lu me
penguj ian
P ro
p o
rsi p e
rsep si p
a kar
Tidak Ya
lxiv mendapatkan keseragaman mutu di lapangan sehingga pada akhirnya dapat dicapai
efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran pembangunan jalan Aly, 2001. Beberapa indikator untuk menilai keberhasilan sosialisasi standar mutu menurut
Palgunadi 2006 dan Smith 1996, adalah: i sejauhmana tingkat keseragaman penggunaan standar mutu di semua wilayah terkait; ii sejauhmana peningkatan
kualitas SDM pengendali mutu; iii sejauhmana tingkat pemerataan informasi standar; dan iv sejauhmana pemantapan hubungan antar dan inter instansi terkait
dalam mendukung kegiatan sosialisasi standar. Berkaitan dengan pendapat Palgunadi 2006; Smith 1996 dan Aly 2001,
hasil penelitian verifikasi variabel terhadap 240 responden yang tersebar di 28 propinsi menunjukkan 8 delapan variabel pengaruh masing-masing dipilih dan
disetujui lebih 80 responden yang ada, yaitu: kehandalan organisasi internal, kelancaran sosialisasi, kelengkapan substansi sosialisasi, penyebaran informasi
standar, keseragaman penggunaan standar mutu, peningkatan kualitas SDM pengendali mutu, ketepatan jadwal sosialisasi dan pemantapan lembaga institusi,
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.60. Dari Gambar 4.60 dapat diamati beberapa variabel pengaruh yang memiliki
karakter yang hampir sama, antara lain: i kelancaran sosialisasi dan pemantapan lembaga institusi; ii kelengkapan substansi standar, penyebaran informasi standar
dan keseragaman penggunaan standar mutu. Dari uraian pembahasan ini dapat disimpulkan ada 3 tiga variabel baru yang dimungkinkan dapat terbentuk dari
beberapa variabel yang memiliki karakter yang hampir sama, yaitu: i kemantapan dukungan antar kelembagaan; ii ketepatan jadwal sosialisasi yang sinkron dengan
rencana realisasi pembangunan jalan; dan iii keseragaman penggunaan standar mutu. Distribusi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh
terhadap tingkat pencapaian sosialisasi dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.61.
81.5 95.8
95.8 94.0
96.8 81.7
99.2 93.5
18.5 4.2
4.2 6.0
3.2 18.3
0.8 6.5
30 40
50 60
70 80
90 100
ropor s
i pe rs
e ps
i pa k
a r
Tidak Ya
lxv Gambar 4.60. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat pencapaian
sosialisasi dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.61. Verifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat pencapaian sosialisasi dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan
ditinjau per wilayah kepulauan
5. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem manfaat outcome