Pelaksanaan survai ke-4 a. Pelaksanaan survai ke-4

cclxxxiv Tingkat Pencapaian Mutu TPM 1. Ketepatan mutu pengujian 2. Ketepatan volume pengujian 3. Ketepatan waktu pengujian Outcome Tingkat Kekuatan Struktural TKS 1. Daya dukung perkerasan 2. Drainase permukuaan jalan 3. Kondisi beban lalu lintas Tingkat Kekuatan Fungsional TKF 1. Ketepatan pemeliharaan jalan 2. Performansi permukaan jalan 3. Faktor regional Impact Tingkat Kemantapan Jalan TMJ 1. Kondisi potholes perkerasan 2. Kondisi deformasi perkerasan 3. Kondisi rutting perkerasan Tingkat Kenyamanan Jalan TNJ 1. Kondisi kerataan permukaan 2. Kemiringan melintang permukaan 3. Kondisi kekesatan permukaan D. Bobot Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Variabel Subkriteria terhadap Faktor Kriteria Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan

1. Pelaksanaan survai ke-4 a. Pelaksanaan survai ke-4

dilakukan dengan memberikan penilaian perbandingan tingkat kepentingan berpasangan antar variabel subkriteria terhadap faktor kriteria dan antar kriteria dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan. Teknik pengumpulan pendapat responden yang sesuai dengan sifat dan jenis data tersebut adalah menjawab dan mengisi kuesioner dalam bentuk formulir survai. Formulir ini berisi beberapa pertanyaan kepada pakar expert untuk menentukan perbandingan tingkat kepentingan berpasangan antar variabel yang masing-masing diterapkan pada 3 tiga pilihan alternatif pengelolaan perkerasan jalan, yaitu: i pembangunan perkerasan jalan baru; ii peningkatan perkerasan cclxxxv jalan lama; dan iii pemeliharaan perkerasan jalan lama. Setiap pertanyaan yang diajukan, disertai jawaban alternatif dengan skala perbandingan berpasangan sering disebut skala Saaty, 1988 dalam bentuk skala likert ordinal yang berupa pilihan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9, yang mendeskripsikan kategori perbandingan tertentu dalam analytical hierarchy process AHP. Formulir survai dicetak sebanyak 392 eksemplar yang selanjutnya disebarkan 14 eksemplar tiap propinsi yang dipilih secara purposive, yang tersebar di 28 propinsi. Penelitian berlangsung selama 4 empat bulan dari Juli 2006 sampai Oktober 2006. Bagan alir kegiatan survai dan analisis data dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.216. Survai ini dilaksanakan terhadap responden pakar perkerasan jalan yang sama dengan survai-survai sebelumnya agar didapatkan jawaban yang berkaitan, tidak bias dan konsisten. Gambar 4.216. Bagan alir kegiatan survai ke-4 dan analisis data: perbandingan tingkat kepentingan antar subkriteria dan antar kriteria terhadap pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan Hasil factor analysis Studi pustaka Identifikasi variabel pengaruh dominan terhadap pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan Desain sampel yang ditentukan Instrumen penelitian formulir survai Purposive sampling Distribusi formulir survai di 28 propinsi Formulir survai terisi oleh pakar dan dikembalikan via pos Kompilasi dan analisis data dengan matrik pairwise comparison AHP Bobot global antar kriteria faktor-faktor pemberlakuan standar mutu Bobot lokal antar subkriteria variabel-variabel pengaruh terhadap faktor pemberlakuanstandar mutu Bobot lokal antar alternatif pengelolaan perkerasan jalan Bobot global Bobot global Uji konsistensi jawaban responden Deskripsi rasional terhadap hasil analisis Bobot perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria terhadap pemberlakuan standar mutu pekerasan jalan Bobot perbandingan tingkat kepentingan antar subkriteria terhadap kriteria dalam pemberlakuan standar mutu pekerasan jalan Model hierarki monitoring dan evaluasi pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan Seminar cclxxxvi

b. Responden dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai pakar expert

perkerasan jalan yang dinilai memiliki kompetensi keahlian dan pengalaman yang mampu menjawab pertanyaan dalam formulir survai secara obyektif, tepat, rasional, konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. Jumlah responden yang mengisi dan mengembalikan jawaban formulir survai ada 214 pakar atau 54,59 dari jumlah pakar yang ditargetkan dalam desain responden. Proporsi ini sudah dapat dinilai mewakili populasi terbatas yang dilakukan secara purposive sampling karena sudah melebihi batas minimal 40 responden dari desain sampel dan menyebar di semua lokasi pengambilan sampel. Identifikasi responden dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.217 sampai dengan 4.221. Wilayah kerja dari 214 responden terdiri atas: i 32 Jawa dan Bali; ii 27 Sumatera; iii 16 Sulawesi; iv 13 Kalimantan; v 12 Wilayah Kepulauan Timur NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Jenjang pendidikan teknik sipil dari 214 responden terdiri dari: i 45 magister; ii 32 doktor; 22 sarjana; dan 1 diploma. Institusi kerja dari 214 responden terdiri atas: i 30 Perguruan Tinggi; ii 24 P2JJ dan Balitbang; iii 21 Dinas PU; iv 14 Konsultan; dan v 11 Kontraktor. Pengalaman kerja 214 responden menunjukkan bahwa hampir 60 responden berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam bidang rekayasa perkerasan jalan. Dengan demikian responden yang mengisi dan mengembalikan kuesioner adalah pakar perkerasan jalan, rata-rata berpendidikan minimal magister teknik sipil, berasal dari institusi pembina dan penyedia jalan serta akademisi, dan berpengalaman lebih dari 10 tahun bidang perkerasan jalan. Jika ditinjau antara wilayah KBI dan KTI, jumlah responden yang mengembalikan isian formulir survai ke-4 terdiri atas 72,43 dari wilayah KBI dan 27,57 dari wilayah KTI. Hal ini menggambarkan adanya ketidakseimbangan ketersediaan sumber daya manusia yang menangani pengelolaan perkerasan jalan nasional dan propinsi. Seperti survai- survai sebelumnya, kendala dan kesulitan yang dihadapi selama pelaksanaan survai, adalah responden dihadapkan pada konsistensi jawabannya dibandingkan jawaban survai sebelumnya, karena harus memilih dengan obyektif terhadap pilihan perbandingan tingkat kepentingan berpasangan antar subkriteria variabel dan antar kriteria faktor pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dengan menetapkan pilihan rasional salah satu angka dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, atau 9. cclxxxvii Penilaian ini lebih sulit dibandingkan dengan survai sebelumnya survai ke-2 atau survai ke-3 dengan jawaban ”ya” atau ”tidak” atau skala likert 1, 2, 3, 4, dan 5. Hal tersebut berdampak durasi survai menjadi lebih lama daripada pelaksanaan survai sebelumnya walaupun jumlah responden tidak banyak mengalami penurunan dibandingkan survai ke-3 namun pola penyebarannya sedikit mengalami perubahan dibandingkan survai sebelumnya. Responden dari P2JJ dan Balitbang semula 54 pakar 20 dari total 216 responden menjadi 51 pakar 21 dari total 214 responden; responden dari Konsultan semula 33 pakar 15 dari total 216 responden menjadi 29 pakar 14 dari total 214 responden demikian pula responden dari Kontraktor semula 28 pakar 13 dari total 216 responden menjadi 24 pakar 11 dari total 214 responden, sebaliknya responden dari perguruan tinggi akademisi mengalami peningkatan dari semula 58 pakar 27 dari total 216 responden menjadi 68 pakar 30 dari total 214 responden. Jawa Bali 32 Kalimantan 13 Sulawesi 16 Wil. Kepulauan Timur 12 Sumatera 27 Sarjana 22 Diploma 1 Doktor 32 Magister 45 Gambar 4.217. Wilayah kerja responden Gambar 4.218. Jenjang pendidikan teknik sipil responden Konsultan 14 Kontraktor 11 Perguruan Tinggi 30 P2J, BaLitbang 24 Dinas PU 21 5 - 10 th 23 10 - 15 th 50 0 - 5 th 13 20 th 4 15 - 20 th 10 Gambar 4.219. Instansi kerja responden Gambar 4.220. Pengalaman kerja responden bidang perkerasan jalan 72,43 27,57 KBI KTI Wilayah Kepulauan Timur Jawa - Bali P2JJ cclxxxviii Gambar 4.221. Proporsi responden antara KBI dan KTI Tabel 4.32. Jumlah responden yang mengisi dan mengembalikan formulir survai ke-4 Propinsi yang terpilih P2JJ Balitbang Jalan Dinas PU Konsultan Kontraktor Perguruan Tinggi Jumlah sampel tiap propinsi KBI : Sumatera Utara 2 2 1 1 4 10 Riau 2 2 1 1 1 7 Sumatera Barat 2 2 1 1 2 8 Jambi 1 1 1 1 1 5 Bengkulu 1 1 1 1 1 5 Sumatera Selatan 1 2 1 1 3 8 Lampung 2 2 1 1 3 9 Bangka Belitung 1 1 1 1 1 5 Jawa Barat 5 2 1 1 8 17 Banten 2 2 1 1 2 8 Jawa Tengah 2 2 2 1 5 12 DI. Yogyakarta 3 2 1 1 6 13 Jawa Timur 3 2 1 1 6 13 Bali 2 2 1 3 8 Kalimantan Barat 2 1 1 1 1 6 Kalimantan Tengah 2 1 1 1 2 7 Kalimantan Timur 2 2 1 1 1 7 Kalimantan Selatan 2 1 1 1 2 7 KTI : Nusa Tenggara Barat 1 1 1 1 2 6 Nusa Tenggara Timur 1 1 1 1 1 5 Sulawesi Utara 1 1 1 1 1 5 Gorontalo 1 2 1 1 5 Sulawesi Tengah 2 1 1 1 5 cclxxxix Sulawesi Selatan 2 2 1 1 3 9 Sulawesi Tenggara 2 1 1 1 4 9 Maluku 1 1 1 1 1 5 Maluku Utara 1 1 1 1 4 Papua 2 1 1 1 1 6 Jumlah responden pakar tiap unit elementer 51 42 29 24 68 214 Jumlah total responden pakar di 28 propinsi 214 Persentase jumlah responden pakar terhadap desain responden 54,59

2. Pola pikir AHP yang digunakan