Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian

xiv Kalimantan Barat 3 5 2 2 2 14 Kalimantan Tengah 3 5 2 2 2 14 Kalimantan Timur 3 5 2 2 2 14 Kalimantan Selatan 3 5 2 2 2 14 KTI : Nusa Tenggara Barat 3 5 2 2 2 14 Nusa Tenggara Timur 3 5 2 2 2 14 Sulawesi Utara 3 5 2 2 2 14 Gorontalo 3 5 2 2 2 14 Sulawesi Tengah 3 5 2 2 2 14 Sulawesi Selatan 3 5 2 2 2 14 Sulawesi Tenggara 3 5 2 2 2 14 Maluku 3 5 2 2 2 14 Maluku Utara 3 5 2 2 2 14 Papua 3 5 2 2 2 14 Jumlah responden tiap unit elementer pakar 84 140 56 56 56 392 Jumlah total responden pakar di 28 propinsi per jenis survai 392

D. Instrumen Penelitian

Monitoring dan evaluasi pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan dilakukan dengan pendekatan sistemik input-process-output-outcome-impact sehingga perlu ditetapkan faktor, variabel beserta indikator dan parameternya dalam tiap bagian-bagian sistem subsistem pemberlakuannya. Faktor dalam penelitian ini dimaksudkan keadaan atau peristiwa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu atau sesuatu yang secara aktif berkontribusi terhadap suatu penyelesaian, hasil dan proses. Variabel dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai sesuatu yang memiliki variasi atau sesuatu yang dapat berubah-ubah yang mencerminkan karakter dari faktor. Indikator yang dimaksud dalam penelitian ini sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur, memberi petunjuk dan keterangan terhadap variabel. Parameter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran yang membatasi atau tolok ukur kinerja performance variabel. Penelitian ini mengkaji tentang kinerja pemberlakuan standar mutu perkerasan yang mendasarkan pada alasan-alasan subyektif subjective reasoning dan penilaian obyektif terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Berkaitan dengan hal tersebut, teknik pengumpulan data yang relevan dengan sifat dan jenis data yang bersifat kualitatif adalah wawancara interview dan atau menjawab tertulis terhadap kuesioner formulir survai yang ditujukan kepada pakar expert. xv Instrumen penelitian yang paling sesuai berupa formulir survai yang berisi pertanyaan-pertanyaan pilihan yang harus dijawab atau dipilih dengan pertimbangan obyektif dan pengalaman serta keahlian responden pakar dibidang teknik jalan. Jumlah formulir survai yang dikirim ke 28 propinsi sebanyak 392 eksemplar pada tiap tahapan survai. Pengumpulan data dengan mengirimkan kuesioner kepada responden pakar memiliki beberapa keuntungan, antara lain: i penggunaan kuesioner melalui komunikasi pos tidak memerlukan enumerator sehingga dapat mengurangi biaya; ii kuesioner yang dikirimkan dapat mencapai responden pakar dalam area yang luas, terutama pada daerah yang anggota populasinya jarang dan memiliki pelayanan kantor pos yang baik; iii pengiriman kuesioner dengan menggunakan jasa pos dapat mengurangi error dari enumerator; iv kuesioner yang dikirimkan dapat memberikan kesempatan yang lebih fleksibel bagi responden untuk menjawabya dengan melengkapi data pendukung yang lebih akurat; v responden dapat menjawab pertanyaan yang diajukan secara lebih jujur, karena responden tidak bertatap muka langsung dengan enumerator. Selain keuntungan-keuntungan di atas, pengiriman kuesioner juga memiliki batasan-batasan sebagai berikut: i pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus sederhana dan langsung mengenai sasaran; ii pertanyaan yang dibuat harus yang dapat dimengerti oleh responden; iii jawaban dari pertanyaan tersebut harus diterima sebagai suatu jawaban final kecuali akan dilakukan pengecekan ulang; iv penggunaan kuesioner yang dikirimkan biasanya memakan waktu lama untuk mendapatkan tanggapan responden; v jawaban yang diberikan untuk masing- masing responden tidak lagi independen karena responden sudah dapat membaca terlebih dahulu terhadap pertanyaan yang diajukan; vi tidak ada kesempatan untuk membuat tambahan terhadap jawaban yang diperoleh berdasarkan observasi; vii responden dapat saja tidak mengembalikan kuesioner. Pengembalian kuesioner yang terisi lebih besar 40 dari desain responden yang terkirim dapat diteruskan untuk analisis jika sampel yang terkirim tersebut tidak terfokus pada satu tempat melainkan tersebar di semua lokasi penarikan jawaban responden Biatna dkk., 2005. Formulir survai ke-1 survai awal berisi pertanyaan kepada responden pakar untuk memberikan jawaban pilihan yang obyektif dan rasional terhadap xvi kendala dan penyimpangan pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, penyebab dan jenis kerusakan struktural yang sering terjadi di bawah umur layanan jalan serta sejauhmana pengguna mengenal dan memahami standar mutu. Formulir survai ke-2 verifikasi variabel berisi pertanyaan kepada responden pakar untuk memberikan verifikasi persetujuan terhadap variabel- variabel yang mempengaruhi pemberlakuan standar mutu pada tiap subsistem pemberlakuan input-process-output-outcome-impact, sehingga dapat diindikasikan variabel-variabel pengaruh yang dominan. Verifikasi pakar tersebut dinyatakan dalam jawaban ”ya” artinya setuju atau ”tidak” artinya tidak setuju terhadap variabel yang mempengaruhi faktor-faktor pemberlakuan standar mutu. Jawaban responden tersebut diolah dengan pendekatan statistik deskriptif sehingga dapat diketahui proporsi antara jawaban ”ya” dan ”tidak”. Hasil analisis statistik tersebut tidak melakukan reduksi maupun seleksi terhadap variabel, yang ditampilkan hanya perbandingan kualitatif antara pendapat responden ”setuju” dan ”tidak setuju”. Jika jawaban responden lebih banyak berpendapat ”tidak setuju” terhadap suatu variabel, maka variabel tersebut dapat diindikasikan akan tereduksi dengan sendirinya pada saat uji korelasi awal tingkat pengaruh dalam analisis faktor. Formulir survai ke-3 seleksi dan pengelompokkan variabel berisi pertanyaan kepada responden pakar untuk menentukan tingkat pengaruh variabel- variabel terhadap pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan. Setiap pertanyaan yang diajukan, disertai jawaban dengan alternatif yang dipilih responden. Tolok ukur jawaban alternatif ditetapkan dengan skala likert ordinal berupa pilihan angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 yang mendeskripsikan kategori tertentu, yaitu: i angka 1=sangat tidak berpengaruh; ii angka 2=tidak berpengaruh; iii angka 3=ragu-ragu; iv angka 4 = berpengaruh; v angka 5=sangat berpengaruh. Jawaban responden tersebut diolah dengan pendekatan analisis faktor sehingga dapat diketahui korelasi antar variabel yang memiliki karakteristik hampir sama yang tidak teramati dengan uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin’s dan Bartlett test of sphericity. Uji KMO mengukur koefisien korelasi parsial antar variabel, uji Bartlett memeriksa apakah matrik korelasi antar variabel merupakan sebuah matrik identitas atau bukan. xvii Formulir survai ke-4 pembobotan variabel berisi pertanyaan kepada responden pakar untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan antar variabel dan antar faktor dalam pemberlakuan standar mutu. Setiap pertanyaan yang diajukan kepada responden harus dijawab dengan memasukkan perbandingan tingkat kepentingan dalam bentuk skala rasio ordinal berupa pilihan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 yang mendeskripsikan kategori kualitas perbandingan tertentu, yaitu: i angka 1=kedua variabel sama-sama pentingnya; ii angka 3=variabel yang diperbandingkan sedikit lebih penting daripada variabel lainnya; iii angka 5=variabel yang diperbandingkan lebih penting daripada variabel lainnya; iv angka 7=variabel yang diperbandingkan jelas lebih mutlak penting daripada variabel lainnya; v angka 9=variabel yang ditinjau mutlak penting daripada variabel lainnya; vi angka 2,4,6,8= merupakan pilihan-pilihan antara dua angka pertimbangan tersebut yang berdekatan. Jawaban responden tersebut diolah dengan metode AHP untuk mendapatkan bobot perbandingan antar variabel yang diawali dengan analisis tingkat konsistensi jawaban responden dan keserasian logika jawaban responden terhadap matrik perbandingan berpasangan matematis. Bentuk instrumen penelitian tersebut dapat ditunjukkan dalam Lampiran-4. xviii

E. Metode Analisis Data