liv
3. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem proses pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan
Mulyono Suraji 2005 dan Mulyono 2006.c dalam penelitiannya telah menyimpulkan ada 4 empat faktor penting yang dipertimbangkan dalam
subsistem process pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, yaitu: i sosialisasi standar mutu; ii distribusi standar mutu; iii implementasi standar mutu; dan iv
manajemen data.
a. Sosialisasi standar mutu merupakan faktor yang amat menentukan
keberhasilan pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, beberapa variabel yang mempengaruhi, antara lain: i kompetensi instruktur sosialisasi Agah, 2005
2006; ii partisipasi stakeholder Palgunadi, 2006; iii kerjasama kelembagaan Smith, 1996; Haryono, 2005; iv materi sosialisasi Palgunadi, 2006; v
training atau semiloka Hidayat, 2004; vi cakupan diseminasi Palgunadi, 2006;
vii lokasi penyelenggaraan sosialisasi Hidayat, 2004; viii waktu penyelenggaraan sosialisasi; ix legalisasi sosialisasi Palgunadi, 2006; x
responsifitas peserta sosialisasi Agah, 2003; xi publikasi; xii seminar; xiii workshop; xiv biaya; dan xv jumlah instruktur sosialisasi Sukawan, 2006.
Hasil verifikasi variabel pengaruh terhadap Sosialisasi Standar lihat Gambar 4.50, yang disetujui lebih dari 90 responden adalah training atau
pelatihan, partisipasi stakeholder, cakupan diseminasi, kerjasama kelembagaan, legalisasi sosialisasi, responsivitas peserta sosialisasi, dan kompetensi instruktur
sosialisasi. Variabel-variabel yang disetujui tidak lebih 90 responden adalah publikasi massa, seminar, workshop atau semiloka, biaya sosialisasi, jumlah
instruktur sosialisasi, lokasi penyelenggaraan sosialisasi, dan waktu penyelenggaraan sosialisasi.
Dari Gambar 4.50 dapat dicermati variabel Partisipasi Stakeholder dan Kerjasama Kelembagaan memiliki karakter yang hampir sama sehingga
dimungkinkan adanya korelasi yang kuat untuk membentuk dalam satu kelompok menjadi variabel baru, selain itu kedua variabel ini masing-masing disetujui hampir
96 responden. Keragaman cara sosialisasi dimungkinkan menjadi variabel baru yang merupakan hasil korelasi 6 enam variabel yang masing-masing disetujui
lebih dari 80 responden, yaitu: semiloka, cakupan, lokasi, waktu legalisasi,
lv responsivitas peserta sosialisasi dan legalisasi sosialisasi. Dua variabel penting yang
masing-masing independen tidak ada kemungkinan berkorelasi dengan variabel lain adalah variabel Kemampuan Kompetensi Instruktur Sosialisasi dan variabel
Kedalaman Materi Sosialisasi Standar Mutu. Distribusi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap sosialisasi standar dalam
pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.51.
Gambar 4.50. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi sosialisasi standar dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.51. Verifikasi variabel yang mempengaruhi sosialisasi standar dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per wilayah
kepulauan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
pu bli
ka si
m assa
se m
in ar
w or
ksh op
se m
ilo ka
trai ni
ng pe
la tiha
n par
tis ip
as i s
ta keh
ol der
bi ay
a s os
ial is
as i
cak upan di
se mi
nas i
ker jas
am a k
el emba
gaa n
ko m
pe te
nsi in
st ru
kt ur
so si
al is
as i
ju m
la h in
st ru
kt ur
s osi
al is
as i
lok as
i pe ny
el engg
ar aan
so si
al is
as i
m at
er i so
si al
is as
i w
ak tu pen
yel en
gga ra
an so
si al
is as
i lega
lis as
i s os
ial is
as i
res pons
ifi ta
s pes er
ta so
si alis
as i
Sum atera Jawa-Bali
Kalim antan Sulawes i
Kep. Wilayah Tim ur 56.0
61.1 81.0
96.3 92.6 62.0
93.1 96.3 94.0 67.6
81.5 97.2
80.1 90.3 93.1
44.0 38.9
19.0 3.7
7.4 38.0
6.9 3.7
6.0 32.4
18.5 2.8
19.9 9.7
6.9
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
p u
b lik
a s
i m a
s s
a se
m in
a r
wo rk
s h
op s
em ilo
k a
tr a
ini ng
p el
a tiha
n pa
rt is
ip as
i s ta
k eh
ol de
r b
iay a s
os ial
is as
i c
a k
u pa
n di s
em ina
s i
k e
rj as
am a k
e le
m ba
ga an
ko m
p e
te n
si in
st ru
kt u
r s
o s
ia lis
a s
i ju
m la
h in
s tr
u k
tu r
s o
s ia
lis a
s i
lok a
s i p
en y
e len
gg ar
aa n
so si
a lis
a s
i m
a te
ri so
si a
lis a
s i
wa k
tu p e
n y
e len
gg ar
aan so
si a
lis a
s i
le g
a lis
a s
i s o
s ia
lis a
s i
re s
p o
n s
ifi ta
s p
e s
e rt
a s
o s
ia lis
a s
i.
P ro
p o
rs i p
er sep
si p
akar
Tidak Ya
lvi
b. Distribusi standar mutu merupakan faktor penting dalam mendukung
keberhasilan pemberlakuan standar mutu untuk menyampaikan informasi cara-cara pencapaian mutu pembangunan jalan di daerah-daerah yang sulit dijangkau
aksesibilitasnya. Hasil penelitian verifikasi variabel terhadap 240 responden tersebar di 28 propinsi lihat Gambar 4.52, menunjukkan 4 empat variabel
pengaruh yang masing-masing dipilih dan disetujui lebih dari 90 responden, yaitu: Kecepatan Distribusi, Kerjasama Kelembagaan, Partisipasi Stakeholder,
Ketersediaan dan Cetak Materi. Variabel-variabel yang lain adalah Proses Birokrasi Distribusi, Transportasi Distribusi, Waktu Penyelenggaraan, Lokasi
Pendistribusian, dan Biaya Distribusi. Hasil penelitian tersebut memperkuat pendapat Bapekin 2003.b yang menyatakan bahwa keberhasilan distribusi buku
standar sangat tergantung ketepatan waktu, kecepatan penyampaian, ketersediaan cetak buku dan partisipasi stakeholder terkait.
Dari Gambar 4.52 dapat dicermati beberapa variabel yang memiliki karakter yang hampir sama, yaitu: Kecepatan Distribusi, Transportasi Distribusi, dan Lokasi
Pendistribusian, dimungkinkan ketiga variabel ini memiliki korelasi yang kuat satu sama lain, selanjutnya membentuk variabel baru. Demikian juga variabel
Kerjasama Kelembagaan, Proses Birokrasi dan Partisipasi Stakeholder dimungkinkan dapat berkorelasi dalam satu kelompok menjadi variabel baru karena
parameter ukurnya hampir sama yaitu jumlah lembaga yang mendukung dan memperlancar distribusi buku standar mutu. Distribusi Persepsi pakar per wilayah
terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap distribusi standar mutu dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan dapat ditunjukkan dalam Gambar
4.53.
87.0 64.8
93.5 86.6
95.4 94.4
80.1 91.7
89.4 13.0
35.2 6.5
13.4 4.6
5.6 19.9
8.3 10.6
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
tr a
ns por
ta s
i di
s tr
ib us
i biay
a dis
tr ib
u s
i ke
c e
p a
ta n
dis tr
ib u
s i
lo ka
si pe
nd is
tr ibu
s ian
k e
rj as
am a
k el
em b
ag aa
n par
tis ipas
i s
ta k
eh olde
r wak
tu pe
ny ele
n g
g a
raa n
dis tr
ib u
s i
ke te
rse d
ia a
n ce
ta k
ma te
ri p
ros es
b ir
o k
ras i
d ist
ri b
u si
P p
ro p
o rs
i p e
rs ep
si p
a ka
r
Tidak Ya
lvii Gambar 4.52. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi distribusi standar
dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.53. Verifikasi variabel yang mempengaruhi distribusi standar mutu dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per
wilayah kepulauan
c. Implementasi standar mutu
merupakan salah satu kegiatan proses pemberlakuan standar mutu yang sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel:
Kompleksitas Pelaksanaan, Tingkat Pemahaman, Tingkat Penyimpangan, Batasan Toleransi dan Durasi Implementasi Aly, 2006; Soehartono, 2006.b. Selain itu,
Weston Whiddet 1999 juga menyimpulkan bahwa implementasi standar mutu harus mempertimbangkan tuntutan spesifikasi teknis dan modifikasi standar
terhadap aspek lingkungan. Hidayat 2003 menyatakan bahwa implementasi standar pada suatu pekerjaan tidak terlepas dari obyek yang dituju, pengakuan hasil
pengujian mutu, akuisisi data dan biaya implementasi. Berkaitan dengan pendapat pakar tersebut, penelitian verifikasi variabel terhadap 240 responden pakar
perkerasan jalan yang tersebar di 28 propinsi, menunjukkan 10 sepuluh variabel pengaruh yang masing-masing dipilih dan disetujui hampir lebih 90 responden,
yaitu: i Pemahaman Implementasi Sandar; ii Kompleksitas Pelaksanaan; iii Penyimpangan Substansi Standar yang Diimplementasikan; iv Durasi
Implementasi Standar; v Obyek Implementasi Standar; vi Akuisisi Data; vii Pengakuan Hasil Pengujian; viii Batasan Toleransi Implementasi Standar; ix
Tuntutan Spesifikasi Teknis; dan x Modifikasi Standar terhadap Faktor Regional. Sebaliknya, hanya ada satu variabel yang disetujui 67,6 responden, yaitu variabel
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
tr ans
po rt
as i
di st
ribus i
bi ay
a di st
ribus i
ke cepatan
di st
ribus i
lo ka
si pend
is tr
ib u
si an
ke rja
sa m
a ke
le mb
agaan par
tis ipas
i st
a ke
hol der
wa kt
u peny
el engg
ar aan
di st
ribus i
ke ter
sedi aa
n c etak
mater i
pr os
es bi
ro kr
as i
di st
rib usi
Sum atera Jawa-Bali
Kalim antan Sulawes i
Kep. Wilayah Tim ur
s
lviii Biaya Impelementasi Standar. Hasil verifikasi variabel-variabel tersebut dapat
ditunjukkan dalam Gambar 4.54. Berkaitan dengan tuntutan impelementasi standar mutu harus tepat,
Andriyanto 2005 menyatakan bahwa konstruksi jalan merupakan konstruksi yang lebih bersifat horisontal daripada vertikal, dalam arti memanjang bukannya
menjulang ke atas. Konstruksi yang bersifat horisontal mempunyai ciri-ciri yang berdampak terhadap: i masalah sosial; ii masalah engineering; iii masalah
cuaca selama kegiatan konstruksi; dan iv masalah pengawasan mutu. Pengawasan mutu disini bersifat lebih luas dan heterogen, sehingga diperlukan kecermatan
dalam mengaplikasikan standar mutu, dimulai dari metode sampling yang tepat juga manajemen data yang sistematis dan akurat. Sugiri 2006 menyatakan
pembangunan jalan sudah waktunya berbasis kinerja mutu, yang ditandai dengan ketepatan uji mutu, yang meliputi: i ketepatan menerapkan standar spesifikasi
teknik; ii memahami substansi standar rujukan terhadap tuntutan spesifikasi teknis; iii durasi aplikasi standar; dan iv dukungan prasarana laboratorium
independen di suatu wilayah. Pendapat Sugiri 2006 dan Andriyanto 2005 sangat mendukung hasil
penelitian verifikasi variabel pengaruh terhadap implementasi suatu standar, yang menunjukkan bahwa variabel Durasi Implementasi dan variabel Akuisisi Data
memiliki karakter keluaran yang hampir sama dengan parameter ukur yaitu jumlah jam atau hari untuk mendapatkan data analisis hasil uji mutu berdasarkan
implementasi suatu standar mutu. Kedua variabel memiliki peluang berkorelasi kuat dalam satu kelompok menjadi variabel baru. Demikian juga antara variabel
Tuntutan Spesifikasi Teknis dengan variabel Batasan Toleransi Implementasi Standar, keduanya memiliki parameter ukur yang hampir sama yaitu seberapa besar
persentase perubahan kesesuaian standar terhadap spesifikasi teknis di lapangan, sehingga kedua variabel memiliki peluang berkorelasi dalam satu
kelompok menjadi variabel baru. Dari Gambar 4.54 juga dapat dicermati bahwa variabel Pemahaman Implementasi Standar, variabel Kompleksitas Pelaksanaan
dan variabel Penyimpangan Substansi Standar yang Diimplementasikan, masing- masing disetujui hampir 100 responden. Ketiga variabel ini memiliki parameter
ukur yang hampir sama, yaitu seberapa besar persentase prosedur implementasi
lix standar mutu yang dapat dipahami dan dilaksanakan, sehingga memiliki peluang
untuk berkorelasi kuat membentuk satu variabel baru. Distribusi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap implementasi standar mutu
dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.55.
Gambar 4.54. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi implementasi standar
dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.55. Verifikasi variabel yang mempengaruhi implementasi standar dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per wilayah
kepulauan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
pem aha
m an
im pl
em e
nt as
i s tan
dar ko
m p
le ksi
ta s
p el
a ks
an aan
p eny
im pan
gan su
bs ta
ns i s
tan dar
y g
. d
iim p
lem ent
as ik
an b
iay a i
m pl
em ent
as i
st and
ar d
ur as
i i m
pl em
e nt
as i
es tá
nda r
oby e
k i m
pl em
ent as
i st
á nda
r ak
ui si
si dat
a pen
gak ua
n has il
pe ngu
jian bat
as an
t ol
e ra
ns i
im pl
em e
nt as
i s td
tunt ut
an s
p es
ifi ka
si te
kn is
m o
d ifi
ka si
std . t
h d
. fa
kt or
r e
gi o
nal Sumatera
Jawa-Bali Kalimantan
Sulawesi Kep. Wilayah Timur
99.5 94.9
96.3 67.6
89.8 96.8
97.7 94.0
95.4 98.6
88.9 0.5
5.1 3.7
32.4 10.2
3.2 2.3
6.0 4.6
1.4 11.1
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
pe m
a ha
m an
im p
lem e
nt a
s i s
tan da
r ko
m p
le ks
ita s
p el
a k
s an
aa n
pe ny
im pa
ng an
s u
bs ta
ns i s
tan da
r yg
. d iim
p le
m e
n ta
si ka
n b
iay a i
m pl
e m
e n
tas i
s tan
da r
du ra
s i i
m pl
e m
en tas
i e
s tá
nd ar
ob y
e k
im pl
e m
en tas
i s
tán da
r ak
ui s
is i d
at a
pe ng
ak ua
n ha s
il pe
ngu jian
ba ta
s a
n t ol
e ra
ns i
im pl
em en
ta s
i s td
tun tutan
s p
es ifi
k a
s i
te k
n is
m o
d ifi
ka si
st d
. th
d .
fa k
tor r
e gi
o na
l
P ro
por s
i pe rs
e ps
i pa k
a r
Tidak Ya
lx
d. Manajemen data. Bapekin 2004 menyatakan tidak semua spesifikasi
teknis bidang jalan mudah dipahami dalam implementasinya karena adanya kesulitan mengorganisir dan menganalisis data yang dihasilkan dari pengujian
mutu. Beberapa standar mutu tertentu memerlukan informasi data yang sulit diakses dari sumbernya, sehingga manajemen data merupakan salah satu faktor
penting yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam pemberlakuan standar mutu. Biatna dkk. 2005 menyatakan bahwa data adalah sumber informasi yang
sangat penting. Karakteristik data yang dipentingkan dalam penelitian research, adalah: kompleksitas, akurasi, aksesibilitas, validasi, kualifikasi, kuantifikasi dan
keaslian. Ditinjau dari aspek manajemen, seorang perencana, pelaksana maupun pengendali mutu Mindell, 2002 dari suatu produk kerja harus mampu mengelola
data dalam bentuk: pengolahan, pengorganisasian, pengamanan, pengendalian dan pengarsipan data. Untuk dapat mengelola data dengan baik sebagaimana
dikemukakan oleh Mindell 2002, maka seorang engineer di lapangan harus cermat terhadap metode kompilasi data, metode pengolahan atau analisis data,
sumber data dan karakteristik data Palgunadi, 2006. Berkaitan dengan kajian para ahli tersebut, penelitian verifikasi variabel
pengaruh terhadap manajemen data yang dilakukan terhadap 240 responden pakar yang tersebar di 28 propinsi, menunjukkan 10 sepuluh variabel yang ada dipilih
dan disetujui hampir 99 responden, sebagaimana ditunjukkan Gambar 4.56. Dari Gambar 4.56 dapat dicermati beberapa variabel memiliki karakteristik yang hampir
sama sehingga ada peluang berkorelasi satu sama lain membentuk satu kelompok menjadi variabel baru. Kelompok sistem basis data dapat dibentuk dari korelasi
antara variabel Pengarsipan Data, Pengendalian Data dan Pengorganisasian Data karena ketiga variabel tersebut memiliki parameter ukur yang hampir sama, yaitu
berapa persentase data yang masih tercampur dan berapa waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali data lama. Demikian juga variabel
aksesibilitas data dan sumber pengadaan data, dimungkinkan akan berkorelasi membentuk variabel baru, kedua variabel memiliki parameter ukur yang hampir
sama yaitu berapa persentase data dan jumlah waktu mendapatkan data dari sumber yang terpercaya. Kecanggihan pengolahan data memungkinkan gabungan
dari variabel akurasi atau kualifikasi data dan metode pengolah data. Distribusi
lxi Persepsi pakar per wilayah terhadap verifikasi variabel pengaruh terhadap
manajemen data dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan, dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.57.
Gambar 4.56. Hasil verifikasi variabel yang mempengaruhi manajemen data dalam pemberlakuan standar mutu
Gambar 4.57. Verifikasi variabel yang mempengaruhi manajemen data dalam pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan ditinjau per wilayah
kepulauan Dari uraian pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 3 tiga
variabel baru yang dimungkinkan merupakan hasil korelasi beberapa variabel yang memiliki karakter hampir sama, yaitu: i variabel Sistem Basis Data; ii variabel
Kompilasi Data; dan iii variabel Akses Data.
4. Verifikasi variabel pengaruh dalam subsistem keluaran output