Preventive Diplomacy Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 11 Rini Setyani Dyah Hartati 2011
161
Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan I nternasional
3 . Panel Khusus dan Spesial Pidana I nternasional The I nternational
Criminal tribunals and Special Courts, I CT SC
Lembaga ini adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak
permanen, artinya setelah selesai mengadili peradilan ini dibubarkan. Dasar pembentukan dan komposisi penuntut dan hakim ad hoc ditentukan
berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Yurisdiksi atau kewenangan Panel Khusus dan Spesial pidana internasional ICT SC menyangkut tindak kejahatan
perang dan genosida tanpa melihat apakah negara dari si pelaku sudah meratifikasi statuta Mahkamah Pidana Internasional atau belum. Hal ini berbeda
dengan Mahkamah Pidana Internasional yang yurisdiksinya berdasarkan pada kepesertaan negara dalam traktat multilateral tersebut.
Perbedaan antara panel khusus pidana internasional dan panel spesial pidana internasional terletak pada komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya. Pada Panel
khusus pidana internasional komposisi sepenuhnya ditentukan berdasarkan ketentuann peradilan internasional. Adapun pada panel spesial pidana
internasional komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya merupakan gabungan antara peradilan nasional dan peradilan internasional.
Contoh-contoh panel khusus pidana internasional dan panel spesial pidana internasional, antara lain adalah sebagai berikut.
a. International Criminal Tribunal for Rwanda
ICTR, yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun 1994.
b. International Criminal Tribunal for Former Yugoslavia ICTY, yang dibentuk pada tahun 1993.
c. Special Court for Irag
SCI: Toward a Trial for Saddom Hussein and Other Top Booth Leaders
. d. Special Court for East Timor SCET.
e. Special Court for Leone
SCSL.
Abdoel Moeis
lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatra Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun adalah seorang sastrawan dan wartawan I ndonesia. Pendidikan
terakhirnya adalah di Stovia sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas I ndonesia, Jakarta, tetapi tidak tamat. I a juga pernah menjadi anggota Volksraad pada tahun 1918 mewakili Centraal
Sarekat I slam. I a dimakamkan di TMP Cikutra – Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI , Soekarno, pada 30 Agustus 1959 Surat Keputusan Presiden Republik I ndonesia No. 218
Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959.
SEKI LAS TOKOH
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456
Apa yang dapat kamu teladani dari beliau? Ungkapkan penilaianmu terhadap tokoh ini.
Kegiatan 2